Bacaan: 1Raja-raja 17:7-16
NATS: Mereka memberikan lebih banyak daripada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami (2Korintus 8:5)
Janda di Sarfat dihadapkan pada dilema yang cukup sulit atas permintaan Elia. Jika ia memberikan persediaan terakhir bahan makanan yang ada padanya, ia akan mati kelaparan. Namun akhirnya, ia mengambil keputusan itu, walau berisiko (1 Raja-raja 17:15). Ia memberikan makanan penyambung hidupnya kepada Elia -- yang berarti juga memberikan hidupnya. Demikian pula jemaat Makedonia (2 Korintus 8:5). Mereka menderita dan kekurangan, tetapi mereka bermurah hati. Bahkan, mereka memberi diri untuk melayani. Pertamatama mereka melayani Allah, tetapi kemudian juga melayani sesama. Sungguh indah!
Kita juga akan mengalami hal yang indah jika kita belajar dari ibu janda dari Sarfat, serta jemaat Makedonia. Mereka memberi teladan dalam hal memberi. Bagi mereka, tak ada alasan untuk tidak memberi. Apa pun keadaannya. Dalam keadaan baik atau tidak baik, dalam kelebihan ataupun kekurangan. Mereka menunjukkan bahwa kita semua bisa memberi, asal kita mau. Sebab kita pasti mempunyai sesuatu untuk diberikan dalam melayani sesama -- paling tidak waktu, tenaga, dan perhatian. Yang perlu terus kita ingat adalah bahwa apa pun yang kita punya adalah anugerah-Nya, yang diberikan bukan saja untuk diri sendiri, melainkan juga untuk melayani sesama demi kemuliaan-Nya.
Kesempatan untuk memberi, terlebih memberi diri, adalah anugerah yang tidak boleh kita sia-siakan. Memberi hidup kita untuk melayani dengan sungguh-sungguh di mana kita ditempatkan; di rumah, di tempat kerja, dan di mana pun, adalah ibadah yang sejati -ENO
ADALAH LEBIH BERBAHAGIA MEMBERI DARIPADA MENERIMA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar