“JANGANLAH KATA-KATAMU HAMBAR”
Kolose 4:5-6
Suatu ketika, ‘Hati’, ‘Otak’ dan ‘Lidah’ bermusyawarah. Mereka sepakat untuk tidak lagi menggunakan kata-kata yang sederhana tetapi menurut mereka, mereka harus menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman.
‘Hati’ berkata, “Aku sudah bosan mengucapkan kata-kata yang sederhana. Aku terasa seperti orang yang bodoh dan lemah. Tetapi bila aku mengucapkan kata-kata yang canggih, yang tidak dapat dimengerti oleh orang lain, hatiku terasa damai. Aku puas karena semakin banyak orang yang bingung.”
‘Otak’ pun tidak mau kalah, ia berkata, “Mengatakan sesuatu yang sederhana, tidak membuatku tertantang, Jika aku mengucapkan kata-kata yang muluk-muluk, penuh dengan ide-ide dan perumusan yang sulit, aku merasa berada di tempat yang nyaman. Apalagi kalau aku melihat banyak orang yang memandangku dengan heran dan bengong, aku semakin merasa sejahtera. Sekali-sekali, aku terpaksa menyelipkan bahasa Inggris, Perancis, China bahkan bahasa Jepang agar kelihatan bahwa pikiranku bukan buatan local dari kampung kumuh tetapi dari Negara barat campuran dengan Asia.”
‘Lidah’ pun dengan licah berkomentar, “Aku mendukung ide kalian, dengan mengucapkan kata-kata yang canggih dan sukar dimengerti, aku merasa , mendapatkan pekerjaan yang pas. Kalau hanya bahasa-bahasa yang sederhana… wuah malas aku mengucapkannya.”
Setelah mereka membuat keputusan itu, mulailah mereka memenuhi dunia dengan kata-kata yang sulit, yang muluk-muluk, yang canggih-canggih.
Pidato dan khotbah tidak dihargai jika tidak ada kata asingnya, sekalipun semua pendengar tidak mengerti. Zaman memang berubah, yang penting bukan lagi makna tetapi gengsi. Yang penting bukan lagi membuat orang mengerti tetapi membuat orang bingung.
Akhirnya….. karena semua perkara itu dunia menjadi terasa hambar dan kosong, dingin, tidak ada harapan dan keceriaan. Tetapi sejumlah orang mulai mencari sesuatu yang hilang dari dunia ini. Mereka membuka buka lembaran sejarah manusia untuk mencari tahu apa yang telah hilang dari dunia ini.
Akhirnya mereka menemukannya, manusia telah kehilangan kata-kata penuh kasih yang tidak hambar. Kata-kata yang sederhana namun memiliki kuasa membangkitkan semangat hidup.
Kata-kata yang mencerminkan suatu penghargaan satu kepada yang lain.
Kata-kata yang menunjukkan perhatian satu kepada yang lain.
Kata-kata yang menunjukkan dukungan satu kepada yang lain.
Kata-kata itu adalah :
“Bagus sekali!”
“Terimakasih!”
“Ada yang bisa saya bantu?”
“Saya sungguh diberkati oleh apa yang Anda lakukan.”
Tuhan memberkati Anda! Luar biasa apa yang Anda lakukan.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar