Bacaan: Efesus 2:11-18
NATS: [Kristus] merobohkan tembok pemisah (Efesus 2:14)
Ketika Julius Caesar menyerbu pantai selatan Inggris pada tahun 55 SM, ia mendapatkan perlawanan dari para pejuang suku Celtic. Namun, seabad kemudian kekuasaan Roma terhampar di seluruh daerah utara, yang kini disebut Skotlandia.
Penaklukan itu merenggut nyawa 30.000 orang suku Celtic, tetapi kemenangan Roma berumur pendek. Pejuang yang selamat segera memulai perang gerilya yang kejam melawan tentara pendudukan. Akhirnya, pada tahun 122 M, Kaisar Hadrianus memerintahkan untuk membangun benteng yang memisahkan orang-orang Roma dari kaum barbar di utara. Dan, Benteng Hadrianus masih berdiri hingga kini.
Pada zaman Yesus, penghalang yang lebih kuat daripada Benteng Hadrianus berdiri di antara anak-anak Allah dan bangsa-bangsa lain, yang berada di luar komunitas rohani mereka. Penghalang tersebut berupa kecurigaan etnis. Allah memiliki rancangan untuk memberkati semua bangsa di dunia melalui Abraham (Kejadian 12:1-3; Yesaya 51:2). Namun, bukannya menjadi saksi bagi bangsa-bangsa, Israel justru menumbuhkan kecurigaan terhadap bangsa-bangsa lain.
Kecurigaan dan rasisme masih ada hingga kini, bahkan di kalangan gereja. Sikap seperti ini akan merusak kesaksian kita mengenai kasih Kristus untuk semua orang. Yesus menyerahkan hidup-Nya untuk menebus umat manusia dari setiap suku dan segala bangsa. Kita tidak hanya harus menerima mereka, tetapi kita juga harus mengasihi mereka sebagai saudara laki-laki dan perempuan di dalam Kristus (Galatia 3:28,29; Wahyu 5:9) -HDF
KASIH KRISTUS MENCIPTAKAN KESATUAN BUKAN PERBEDAAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar