Selama 45 tahun, hidup Ken Karpman nyaris sempurna. Ia lulus dari salah satu universitas terbaik di Amerika dan menikah dengan gadis impiannya. Kariernya sebagai pialang saham terus menanjak dan memberinya penghasilan hingga Rp 8,8 miliar per tahun. Lalu tibalah saat itu. Tahun 2008 resesi menghantam perekonomian Amerika. Hidup Karpman pun “terjun bebas” dalam sekejap. Ia kehilangan pekerjaan, tabungan, dan hartanya.
Guna menghidupi keluarga, Karpman mengambil langkah drastis. Ia melamar pekerjaan sebagai pengantar piza dengan penghasilan yang amat pas-pasan, bahkan untuk orang kebanyakan. Kehidupannya pun berubah 180 derajat, tetapi ia tidak menyesalinya. “Ini hanya sebuah proses. Saya mensyukuri tiap sen yang saya dapat. Ada pelajaran berharga dari setiap potong pizza yang saya antar, yaitu kerendahan hati.”
Yeremia juga pernah merasakan perubahan drastis ketika bangsa Israel ditaklukkan Babel. Yerusalem hancur. Semua berubah dalam sekejap. Dari bangsa merdeka, menjadi bangsa terjajah. Patah arangkah Yeremia? Tidak. Ia sungguh percaya Tuhan tidak pernah meninggalkan bangsanya. Karena itu ia tetap bisa melihat karya Tuhan. “Tak berkesudahan kasih Tuhan, tak habis-habisnya rahmatNya,” begitu ia berkata.
Hidup di dunia ini memang serba tidak pasti. Apa yang ada kini, bisa tiba-tiba hilang tak berbekas. Hari ini kita berhasil, besok gagal. Usaha yang semula maju mendadak bangkrut. Kita semula sehat, tiba-tiba sakit. Namun, tak usah khawatir. Sejauh kita berjalan bersama Tuhan, semua itu takkan “melumpuhkan” kita. Bersama Tuhan, kita akan siap menghadapi perubahan apa pun yang terjadi.
KETIKA MENGALAMI PERUBAHAN DRASTIS DALAM HIDUP KASIH SETIA TUHAN TAK PERNAH BERUBAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar