Bacaan: Yohanes 9:1-11
NATS: Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang (Yohanes 9:4)
Pada sebuah potret di tembok rumah saya, terlihat sebuah garu berkarat yang tersandar di sebuah tiang di sebuah kebun sayuran yang ditumbuhi ilalang dengan lebat. Saya mengambil foto itu beberapa bulan setelah ayah mertua saya meninggal dan tak ada seorang pun yang merawat kebun yang biasanya terpelihara dengan baik. Suatu sore, ia menyandarkan garunya di sebuah tiang, berjalan masuk rumah, dan tak pernah keluar lagi.
Potret itu mengatakan kepada saya dua hal mengenai pekerjaan: Pertama, saya harus melakukannya selagi masih bisa. Kedua, saya harus tetap terfokus pada pekerjaan itu dan tidak membuatnya lebih penting daripada yang sebenarnya. Karena waktu hidup saya terbatas, saya butuh hikmat dari Allah agar dapat memanfaatkan setiap waktu seperti yang seharusnya.
Ketika Yesus menyembuhkan seorang lelaki yang buta sejak lahir, Dia berkata kepada murid-murid-Nya, "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia" (Yohanes 9:4,5).
Saat Yesus mengerjakan "kebun" milik Bapa-Nya di bumi, Dia menunjukkan bagaimana bekerja dengan bijaksana, yaitu dengan menyeimbangkan antara kerja dan istirahat. Ia tidak pernah menganggap produktivitas lebih penting daripada doa, dan Dia tidak pernah terlalu sibuk dengan sebuah program sehingga tak sempat menolong sesama yang membutuhkan.
Tuhan, berilah kami hikmat untuk bekerja dengan setia selama hari masih siang —DCM
PEKERJAAN ADALAH BERKAT
BILA PEKERJAAN ITU MENJADI BERKAT BAGI SESAMA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar