Minggu, 31 Maret 2013

BUKU YANG TERLUPAKAN

Bacaan: Mazmur 119:89-104
NATS: Untuk selama-lamanya aku tidak melupakan titah-titah-Mu, sebab dengan itu Engkau menghidupkan aku (Mazmur 119:93)

Suatu kali seorang anak kecil memerhatikan sebuah buku besar berwarna hitam. Buku itu berselimut debu dan ditaruh di sebuah rak yang tinggi. Kemudian dengan penuh rasa ingin tahu ia bertanya kepada ibunya tentang buku itu. Dengan malu sang ibu segera menjelaskan, "Itu Alkitab. Bukunya Allah." Anak itu berpikir sesaat, lalu berkata, "Kalau itu bukunya Allah, mengapa kita tidak mengembalikannya saja kepada Allah? Kan tidak ada lagi seorang pun di sini yang membacanya."

Dalam banyak keluarga, Alkitab nyaris tidak pernah dibaca atau bahkan dipedulikan keberadaannya. Orang membacanya hanya tatkala muncul masalah, penyakit, atau kematian di tengah keluarga. Bahkan pada saat seperti itu pun seseorang bisa jadi masih kebingungan ke mana harus mencari bantuan yang dibutuhkan.

Kapan terakhir kali Anda mengambil Alkitab dan mempelajarinya untuk mendapatkan sukacita, menerima teguran rohani, dan mengalami pertumbuhan rohani? Memang Alkitab adalah bukunya Allah, tetapi Dia tidak ingin buku itu dikembalikan kepada-Nya. Dia ingin agar Anda memiliki, merenungkan, memahami, memercayai, dan menaati pesan yang ada di dalamnya.

Itulah alasan utama mengapa buklet Renungan Harian ini diterbitkan. Setiap artikel renungan di dalamnya bertujuan untuk membantu Anda memahami firman Allah.

Sudahkah Anda membaca bacaan Kitab Suci hari ini? Jika belum, mengapa Anda tidak membacanya sekarang juga? Jangan biarkan Alkitab menjadi Buku yang terlupakan di dalam rumah Anda --RWD

SEMAKIN RAJIN ANDA MEMBACA ALKITAB
SEMAKIN BESAR RASA CINTA ANDA KEPADA "PENULIS"NYA

Sabtu, 30 Maret 2013

Bagaimana Yesus Mati?

* Yohanes 19:30,
Sesudah YESUS meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai" lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya."

Tahukah Anda bagaimana YESUS mati dikayu salib?

DIA tidak mati ketika Yudas mengkhianati-Nya dan menjualnya kepada ahli-ahli taurat..

DIA tidak mati ketika para prajurit memukuli-Nya..

Bahkan DIA juga tidak mati ketika tangan dan kakinya dipaku di kayu salib..

DIA juga tidak mati waktu mahkota duri tertancap di kepala-Nya..

DIA juga tidak mati pada saat darah-Nya terus menetes..

DIA juga tidak mati pada saat IA digantung diatas kayu salib berjam-jam..

Lantas bagaimana DIA mati?

YESUS mati bukan ditangan manusia! Manusia tidak dapat membuat YESUS yang dasyat itu mati.

Tapi YESUS mati karena IA menyerahkan nyawa-NYA kepada BAPA..

Demikian kehidupan kita yang percaya. Tidak ada satu manusiapun dapat mencabut nyawa kita karena kita adalah milik kepunyaan BAPA dan hanya BAPAlah yang dapat melakukannya..

TUHAN YESUS Memberkati...

KEBANGKITAN TUHAN YESUS

"Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati?" (Lukas 24: 5b)

Itulah kata-kata yang disampaikan malaikat kepada perempuan-perempuan yang datang ke kubur Tuhan Yesus pada pagi-pagi hari pertama minggu itu.

Dikatakan malaikat selanjutnya :
"Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea, yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga." (Lukas 24: 6,7)

Maka teringatlah mereka akan perkataan Yesus dan setelah mereka kembali dari kubur, mereka menceritakan semuanya itu kepada kesebelas murid dan semua saudara yang lain, tetapi mereka tidak percaya.

Petrus yang tadinya tidak percaya, cepat-cepat pergi ke kubur. Ketika ia menjenguk ke dalam, ia melihat hanya kain kapan saja. Lalu ia pergi, dan ia bertanya dalam hatinya apa yang kiranya telah terjadi (Lukas 24:12).

Teringat olehnya ucapan Tuhan Yesus:
"Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorangpun mengambilnya dari padaKu, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku." (Yohanes 10: 17,18)

Apakah kita umat kristiani seperti Petrus pernah bertanya dalam hati apa yang kiranya telah terjadi ditenggang waktu antara Tuhan Yesus mati tersalib dan dikuburkan dan kebangkitanNya ?

Maka dalam menyelidiki Firman Tuhan Paulus mengungkapkan di Efesus 4:8a-10:

"Tatkala Ia naik ketempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan. Bukankah "Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah ? Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu."

Jadi, dalam persangkaan orang-orang yang berkomplotan dan melaksanakan pembunuhan Tuhan Yesus, mereka telah berhasil meniadakan Tuhan Yesus. Tetapi, perkiraan mereka meleset, sebab Tuhan Yesus walau anak manusia, Ia sesungguhnya Anak Tunggal Bapa di surga yang kekal.

Karena itu pribadi Tuhan Yesus tidak dapat mati, sebagaimana Ia pun menyatakan seperti tersebut di atas: "Aku berkuasa memberikan nyawaKu dan berkuasa mengambilnya kembali."

Ada tertulis, bahwa musuh Tuhan Yesus yang terakhir adalah maut (1 Kor. 15: 26), tetapi maut telah ditelan dalam kemenangannya (1 Kor. 15: 54b). Artinya: maut sudah dikalahkan Tuhan Yesus dengan kematianNya secara fisik tetapi disusul dengan kebangkitanNya! Bahwa Tuhan Yesus menjalani kematian itulah tidak lain untuk mempersembahkan DarahNya sebagai korban penebusan sempurna buat kita yang percaya kepadaNya, supaya kita tidak dihukum karena dosa-dosa kita yang upahnya maut.

Secara ringkas dijelaskan Paulus dengan ungkapannya yang tertulis di atas tentang apa yang terjadi dengan Tuhan Yesus. Jenazah Tuhan Yesus yang diletakkan di kubur tidak tergolek begitu saja, tetapi Tuhan Yesus telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati (Kisah Para Rasul 4:10b). Dan dalam tubuh kebangkitan yang mulia Iapun tinggalkan kubur dan turun kebagian kedalaman bumi yang terdalam (Efesus 4:9b), ke tempat orang-orang mati dari zaman lampau.

Disitu Tuhan menyatakan diriNya sebagai pelepas yang telah dinanti-nantikan mereka yang percaya dan saleh. Mereka ini Tuhan lepaskan dari tempat itu dan bawa mereka itu naik ketempat tinggi (Efesus 4:8a), yaitu ke
Firdaus. Itulah yang dikatakan Paulus: "Ia membawa tawanan-tawanan."

Bersama tawanan-tawanan itu juga dibawa Tuhan Yesus penjahat yang disalibkan bersamaNya sesuai dengan janjiNya di Lukas 23:43:

"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."

Setelah semuanya itu terlaksana Tuhan Yesus turun kembali kebumi untuk memperlihatkan diriNya kepada murid-muridNya, bahwa benar-benar Ia telah bangkit.

Beruntun-runtun Ia temui :

* Perempuan-perempuan yang kembali dari kubur yang kosong. Tiba-tiba Tuhan Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu" (Mat. 28:9).

* Simon
....Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan menampakkan diri kepada Simon.” (Lukas 24: 34b).

* Dua orang murid Tuhan Yesus yang pergi ke sebuah kampung bernama Emaus; Datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, dan berjalan bersama dengan mereka tetapi mereka tidak mengenaliNya. Tetapi ketika Ia duduk makan dengan mereka, mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan meberikannya kepada mereka, mereka mengenal Dia. (Luk. 24: 30,31)

* Semua murid yang sedang bercakap-cakap tentang Tuhan Yesus. Ia tiba-tiba berdiri ditengah-tengah mereka dan
berkata kepada mereka "Damai Sejahtera bagi kamu!" Mereka terkejut dan takut, menyangka lihat hantu, tetapi Tuhan berkata:

"Mengapa kamu terkejut, apa sebabnya timbul keraguan didalam hati kamu? Lihatlah tanganKu dan kakiKu; Aku sendirilah ini. Rabalah aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada padaKu!" (Lukas 24:36-39)

Setelah membaca Kisah Paskah,Kebangkitan Tuhan Yesus ini, kiranya kita boleh diteguhkan dalam iman kita kepada Tuhan Yesus, Juruselamat, Penebus yang hidup.

Petunjuk Sikap Diam

Imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Dia .... Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi (Markus 15:3,5)

Kisah Silver Blaze karangan Sir Arthur Conan Doyle bermuara di sekitar petunjuk berupa sikap diam. Detektif Sherlock Holmes menyelidiki pencurian seekor kuda pacu yang mahal harganya, dan kuda itu dijaga.oleh seekor anjing penjaga.

Saat mengumpulkan bukti, Holmes mendapati bahwa anjing itu tidak menggonggong saat pencurian berlangsung. Sang detektif pun mengambil kesimpulan bahwa anjing itu mengenal si pelaku, dan petunjuk ini akhirnya membawa pada terbongkarnya kasus kejahatan tersebut.

Alkitab memberikan banyak petunjuk bagi siapa pun yang menyelidiki identitas Yesus. Salah satu petunjuk adalah sikap diam-Nya. Berabad-abad sebelum Yesus hidup di dunia ini, Nabi Yesaya menulis tentang Dia, “Seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yangmenggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya” (Yesaya 53:7). Makna bagian firman Tuhan ini tetap tidak jelas, dan baru jelas ketika Yesus dibawa ke hadapan para penuduh-Nya dan Dia “sama sekali tidak menjawab” (Markus 15:5) dan huga tidak mengeluh atau membela diri.

Ini hanyalah sebuah bukti kecil, tetapi penting, terutama ketika digabungkan dengan petunjuk-petunjuk yang lain: kelahiran-Nya di Bethlehem (Mikha 5:1; Lukas 2:4), silsilah-Nya sebagai keturunan Daud (Yesaya 11:10; Lukas 3:31), dan pembuangan undi untuk jubah-Nya (Mazmur 22:19; Yohanes 19:23,24).

Semua petunjuk itu dan lebih dari 200 nubuatan lain yang telah digenapi memberikan bukti-bukti yang luar biasa mengenai identitas Yesus.

Dialah Sang Mesias, Anak Allah, Juruselamat bagi semua orang yang percaya kepada-Nya —Dave Egner

PERCAYA BAHWA KRISTUS MATI -- ADALAH SEJARAH; PERCAYA KRISTUS MATI BAGI SAYA -- ITULAH KESELAMATAN

Jumat, 29 Maret 2013

"Telur & Kelinci Paskah"

Telur Paskah berasal dari tradisi kesuburan kaum Indo-Eropa dimana telur merupakan simbol musim semi. Di masa silam, di Persia, orang biasa saling menghadiahkan telur pada saat perayaan musim semi, yang bagi mereka juga menandakan dimulainya tahun yang baru.

Pada abad-abad pertama kekristenan, tradisi ini sulit dihapus karena hari Paskah memang kebetulan jatuh pada setiap awal musim semi. Perayaan musim semi selalu dirayakan dengan meriah mengiringi kegembiraan meninggalkan musim dingin. Tumbuh-tumbuhan dan bunga mulai tumbuh dan bermekaran, dan suasana keceriaan seperti ini menjadi saat yang tepat untuk membagi-bagikan hadiah. Membagi-bagikan telur pada hari Paskah akhirnya diterima oleh gereja selain untuk merayakan datangnya musim semi, juga karena telur memberikan gambaran/simbol akan adanya kehidupan.

Dalam Kristen, telur mendapatkan makna religius, yaitu sebagai simbol makam batu dimana Yesus keluar menyongsong hidup baru melalui kebangkitan-Nya. Selain itu ada alasan yang sangat praktis menjadikan telur sebagai tanda istimewa Paskah, yaitu karena dulu telur merupakan salah satu makanan pantang selama Masa Prapaskah.

Umat Kristen sejak awal telah mewarnai telur-telur Paskah dengan warna-warna cerah, meminta berkat atasnya, menyantapnya, serta memberikannya kepada teman dan sahabat sebagai hadiah Paskah.

Begitu pula dengan kelinci Paskah, karena kelinci adalah hewan yang tingkat kesuburannya sangat tinggi, dijadikan sebagai simbol kehidupan yang melimpah-limpah, mengingat kebangkitan Yesus menaklukkan kematian telah memberikan kehidupan berlimpah bagi setiap orang yang termasuk ke dalamNya (Yoh 10:10).

Bagaimanapun, semua itu hanyalah simbol. Yang terpenting adalah mengerti benar akan makna Paskah sesungguhnya, yakni kehidupan Allah yang menaklukkan maut dan dengan iman meng-aminkannya, serta jadilah kelinci-kelinci Allah yang subur dan tak henti-hentinya beranak cucu "rohani".

Selamat Paskah! Tuhan Yesus memberkati!

Dia Mati untuk Saya !

"Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya  kepada-Nya" (Matius 27:42)

William dan Mary Tanner sedang melintasi rel kereta api. Saat peristiwa itu terjadi kaki Mary terpeleset dan terjepit di antara rel dan kayu yang melintang. Dengan kalut ia berusaha membebaskan kakinya. Namun, saat itu juga terdengarlah suara kereta api yang mendekat. Kereta api ekspres itu telah sampai di tikungan, dan dalam beberapa detik kereta itu akan menerjangnya.

Will Tanner pun menarik kaki Mary. Dengan putus asa ia berusaha keras membebaskan kaki Mary. Namun, usaha mereka sia- sia.

Kereta itu semakin mendekat. Peluitnya melengking dan remnya berdecit. Saat itu juga Will memeluk Mary. Orang-orang bergidik ngeri saat kereta itu menerjang pasangan tersebut. Salah seorang saksi mata berkata bahwa sesaat sebelum kereta itu melindas.mereka, ia mendengar lelaki pemberani itu berteriak, “Aku akan menemanimu, Mary!”

Sungguh cinta yang luar biasa! Kisah ini mengingatkan saya akan Sang Juruselamat, yang mengasihi kita dengan cinta yang dapat menyelamatkan kita (Yohanes 3:16).

Kematian menerjang-Nya saat Dia disalib untuk menebus segala dosa kita. Dia mendengar orang-orang berteriak meminta-Nya menyelamatkan diri dan turun dari salib (Matius 27:40). Namun, untuk menyelamatkan manusia, Dia memilih untuk tidak menyelamatkan diri-Nya sendiri (ayat 42).

Dengan kasih ilahi yang penuh pengurbanan, Yesus menolak menyelamatkan nyawa-Nya sendiri. Dia mati agar dapat memberikan pengampunan atas dosa-dosa kita. Juruselamat kita tetap bertahan di kayu salib untukAnda dan saya --M.R. De Haan, M.D.

PAKU TIDAK DAPAT MENAHAN YESUS DI SALIB HANYA KASIH-NYA KEPADA KITALAH YANG MENAHAN-NYA DI SANA

Tuhan Yesus Memberkati.

Kamis, 28 Maret 2013

Detik Detik Kematian

Setelah Tuhan Yesus menjalani dakwaan dari berbagai pihak, Ia akhirnya dijatuhi hukuman mati dengan cara disalibkan… Tempatnya pun sudah ditentukan: ya… Bukit Golgota!

Di sepanjang jalan menuju Golgota… entah berapa banyak caci-maki, hinaan, cambukan bahkan lemparan batu yang harus Ia terima…

Ia berdarah, lemah dan sekarat…

Pernahkah kita menyadari, bahwa seharusnya kitalah yang menanggung
semuanya itu?

Seandainya Ia tidak menjalani semua itu, apa yang dapat manusia lakukan untuk memperoleh kemurahan dan kebaikan Bapa? Tidak ada!

Kini saatnya bagi kita untuk mengucap syukur kepada-Nya atas segala kasih dan pengorbanan yang telah Ia lakukan demi menebus dosa-dosa kita.

Marilah kita merenung sejenak dalam saat yang teduh… mengaku dosa di hadapan-Nya dengan penyesalan yang sungguh disertai tekad untuk membarui diri agar kita berkenan bagi-Nya.

NUBUAT PENGORBANAN YESUS KRISTUS dan Pemberitaan Diri Sendiri hingga 4 kali (Mat. 26)

*Yesaya 53,
1 Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?
2 Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya.
3 Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang  menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.
4 Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
6 Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
7 Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang  dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
8 Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah.
9 Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.
10 Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.
11 Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul.
12 Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.

1. Penjelasan Pengorbanan Yesus Kristus dapat di baca di sini,
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=310375115742813&id=271051349675190&set=a.274439186003073.63040.271051349675190&refid=56

Happy Easter 2013
Blessing,
~HSH~

Ia Setia

Kejadian 6:9-22

"Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya" (1 Tesalonika 5:24)

Ada suatu kisah,  seorang gadis India bernama Nadia, menjalin asmara dengan seorang pria Eropa. Mereka saling mencintai, dan berjanji akan menikah. Namun, satu waktu pada waktu si pria harus kembali ke Eropa. Ia meminta Nadia menunggunya di stasiun dengan baju sari ( baju tradisioanal wanita India ) waktu ia datang.

Saat itu Nadia berumur 20 tahun, dan ia benar-benar melakukan permintaan kekasihnya tersebut. Tiap hari ia menunggu sang kekasih di stasiun. Sambil berdiri memakai pakaian sari, matanya memandangi tiap kereta yang datang.

Hari ganti mingu, bulan ganti bulan, tak terasa lima belas tahun Nadia menunggu dengan cara sama! Usia Nadia 35 tahun ketika orang telah menganggapnya gila, meminta dia melupakan kekasinya itu lalu menikah dengan pria lain.Tetapi Nadia tak bergeming sedikitpun.

Suatu ketika di umumkan adanya kunjungan seorang gubernur dari Eropa ke India. Stasiun kereta itu di sterilisasi. Semua orang tak boleh berdiri di jalur kedatangan tamu. Tapi meski polisi sudah berusaha meyuruhnya minggir. Nadia bersikeras. Hingga kereta gubernur itu tiba. Nadia tetap disana.

Polisi hampir bertindak kasar menyeret Nadia sebelum sang gubernur tiba dan segera menghentikan mereka. Gubernur itu menatap wanita berpakaian sari itu. Mata merekaa saling bertemu. Nadia tersenyum, tamu besar itulah pria yang di nantikannya selama 15 tahun. Dia telah kembali umtuk menikahinya.

Seiring dengan waktu, penantian akan janji Tuhan sering kali seolah tak pasti. Tapi jaminan bahwa itu akan di genapi adalah pasti. Dari bacaan kita hari ini, kita bisa bayangkan saja Nuh. Orang waras mana yang membangun kapal raksasa di puncak gunung? Apalagi, hingga seratus tahun berlalu, masih tidak ada tanda air bah akan datang.

Tetapi, iman kita tidak selalu berupa mencampakkan gunung masalah atau penyakit dalam sekejap mata.

Iman adalah pecaya pada kepastian janji Tuhan, entah itu setahun atau seratus tahun. Kita tetap percaya bahwa tercampaknya gunung hanya masalah waktu, tapi pasti tergenapi. Kalau sampai hari ini ” gunung-
gunung ” pergumulan dan masalah kita belum juga tercampak, kita bisa belajar dari Nadia dan Nuh hari ini: untuk senantiasa terus...terus..dan terus nantikan karena percaya. Ia pasti datang asal ....kita tetap setia menanti.

Tuhan Yesus Memberkati.

Rabu, 27 Maret 2013

Sang Pembuat Mujizat

Seorang tukang kayu, mampu menghasilkan beberapa macam benda dari sebuah kayu. Tangan-tangannya begitu terampil saat memotong atau pun mengukir kayu-kayu yang ada di hadapannya. Bisa dibilang bahwa seorang tukang kayu mampu menyulap batangan kayu menjadi benda-benda yang sangat cantik dan unik sehingga memiliki nilai jual yang mahal.

Kita adalah batangan “kayu hidup” yang diciptakan sesuai dengan keinginan-Nya. Ada saat-saat kita harus mengalami kesakitan saat “dipotong” atau pun “diukir”. Banyak diantara kita yang mengalami berbagai macam pencobaan. Banyak yang menganggap bahwa hidup mereka tidaklah beruntung. Pemulihan seakan jauh dari kehidupan mereka.

Namun percayalah bahwa kita mempunyai Tuhan Yesus yang sanggup mengadakan apa pun juga.

Saat kita berseru-seru di dalam nama-Nya, saat kita berlutut dan berserah di bawah kaki-Nya, maka Tuhan Yesus sendiri yang akan turun tangan untuk memulihkan kehidupan kita, karena Yesuslah sang pembuat mujizat.

Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan lengan-Mu yang terentang. Tiada suatu apapun yang mustahil untuk- Mu! - Yeremia 32:17

Anda Mempercayai Paskah ?

Edith Burns adalah seorang wanita Kristen yang luar biasa, dia tinggal di San Antonio. Edith Burns memiliki kebiasaan untuk memperkenalkan dirinya sendiri kepada semua orang,.dengan cara: "Halo, nama.saya Edith Burns. Apakah Anda mempercayai Paskah?"

Kemudian dia akan menjelaskan arti Paskah.pada orang yang ditemuinya,.dan melalui dia banyak orang diselamatkan.

Suatu ketika Laporan Lab mengatakan bahwa Edith terkena kanker, dan tidak akan bertahan hidup lebih lama. Namun semua orang di tempat dia dirawat, kagum dengan Edith kecuali Phyllis Cross, kepala perawat.

Suatu pagi dua perawat yang seharusnya menjaga Edith sakit sehingga terpaksa Phyllis Cross menggantikan mereka. Ketika dia masuk kamar Edith, Edith memberikan senyum lebar dan berkata,

"Phyllis, Tuhan mengasihimu, dan aku telah berdoa bagimu."

Phyllis menjawab, "Silakan hentikan doamu karena tidak ada gunanya bagiku."

Edith menjawab, "Baiklah aku akan berdoa meminta agar Tuhan tidak memanggilku sebelum kamu datang pada Tuhan."

Phyllis Cross memotong, "Baiklah,.kamu tidak akan pernah mati karena hal itu tidak akan terjadi!" lalu dia
meninggalkan ruangan.

Sesudah peristiwa itu setiap kali Phyllis Cross melintasi ruangannya, Edith selalu berkata, "Tuhan mengasihimu Phyllis dan saya mengasihimu, saya berdoa bagimu."


Suatu hari Phyllis Cross seperti ditarik magnet masuk ke ruangan Edith. "Saya sangat senang kamu mau datang, sebab Tuhan berkata padaku bahwa ini merupakan hari khususmu", kata Edith.
"Ya Edith, kamu bertanya pada setiap orang.disini; Apakah anda mempercayai Paskah? Tetapi kamu tidak pernah menanyakannya padaku."

Edith menjawab, "Phyllis, sebenarnya saya ingin, tapi Tuhan berkata padaku untuk menunggu sampai kamu meminta, dan sekarang kamu telah meminta."

Edith Burns lalu mengambil Alkitabnya dan berbagi dengan Phyllis Cross mengenai Paskah mulai dari kematian sampai kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.

Edith bertanya, "Phyllis, percayakah kamu pada Paskah? Percayakah kamu bahwa Tuhan Yesus hidup dan Dia ingin tinggal di dalam hatimu?"

Phyllis Cross berkata, "Saya percaya dengan segenap hati saya, dan saya menginginkan Yesus tinggal dalam hidup saya."

Kemudian Phyllis Cross berdoa dan mengundang Yesus Kristus masuk dalam hatinya.

Pada hari minggu Paskah, Phyllis Cross datang ke rumah sakit. Dia ingin mengunjungi Edith, memberikan bunga Lili serta mengucapkan selamat Paskah. Namun terlambat, Edith telah terbaring tanpa nyawa.

Alkitab hitam ada di pangkuannya. Tangan Kirinya ada diatas Yoh.14:

"Dalam rumah Bapaku banyaklah tempat. Aku pergi ke sana untuk menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang lagi dan membawa kamu ke tempatKu, supaya dimana Aku berada kamupun berada."

Tangan kanannya ada dalam Wahyu
21:4,

"Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."

Ada senyum manis di wajahnya. Phyllis Cross menatap tubuh Edith, dan mengangkat wajahnya ke atas, dan air matanya mengalir di pipinya, dan dia berkata "Selamat Paskah Edith!"

Phyllis Cross meninggalkan Edith dan berjalan keluar, saat bertemu dengan dua siswa perawat, ia berkata,

"Halo, nama saya Phyllis Cross. Apakah kamu percaya pada Paskah?"

*Yesaya 53:5, (600 BC)
Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.

Selasa, 26 Maret 2013

Pelajaran Berharga

1 Petrus 4:12-19

Saat saya bersama istri berada di sebuah rumah makan, datang seorang anak kecil yang menjajakan kue kering. Anak kecil itu lalu menghampiri saya serta menawarkan kue kering tersebut.

Karena saya sendiri tidak suka akan kue kering yang ditawarkan, maka saya tetap ”membeli” tetapi tidak mau menerima kuenya. Dengan kata lain, saya memberinya sedikit uang jajan senilai dengan harga kue kering tersebut.

Yang membuat saya tertegun, anak kecil tersebut bersisikukuh tidak mau menerima pemberian saya, sebaliknya dia berkata,” Om, beli kue saya saja.” Akhirnya saya pun membeli kue kering tersebut.

Malam itu saya bersama istri mendapat pelajaran yang berharga.

Pertama : Saya bersyukur karena anak kecil tersebut menolak pemberian saya, karena bisa saja.niat saya untuk membantu dengan memberinya uang jajan justru akan membuat anak kecil tersebut memiliki mental pengemis.

Kedua : Hidup ini sangat keras, tetapi anak kecil tersebut berani mengahadapinya dengan tabah, kuat dan tegar.

Ketiga : Meski masih kecil anak tersebut memiliki prinsip yang kuat, sehingga meski saya berulang kali membujuk untuk menerima pemberian saya, dia tetap menolaknya.

Keempat : Anak kecil tersebut memiliki mental yang positif, bukan mental pengemis yang selalu mengaharapkan belas kasihan orang lain. Saya sering berulangkali bertemu dengan orang-orang yang memanfaatkan kondisinya untuk meminta-minta, dan selalu minta di kasihani. Jiwanya begitu kerdil di banding anak kecil tersebut.

Jika saat ini Anda sedang mengalami keterpurukan, kiranya semangat dan perjuangan hidup anak kecil dalam cerita diatas akan memberikan inspirasi serta memotivasi Anda.

Kalau seorang anak kecil bisa memiliki mental baja, sangat positif, serta berjiwa besar, tentunya kita yang lebih dewasa secara usia harusnya bisa lebih lagi.

Saat terpuruk, jangan pernah memohon belas kasihan orang, tetapi motivasilah diri kita untuk bangkit.kembali dengan memiliki jiwa besar.

Sumber: anonymuos

Tuhan Yesus Memberkati.

Hati-hati Dengan Prasangka Buruk

Marie Lupe Cooley, karyawati sebuah perusahaan arsitektur Jacksonville, USA. Satukali ia membaca sebuah iklan lowongan kerja di koran, tawaran untuk posisi yang ia miliki sekarang dengan  kontak nomer telphone atasannya.

Ia berpikir bahwa dirinya akan dipecat, ia menjadi sangat sakit hati. Maka di suatu hari minggu, ia menjebol dan menghapus data dan dokumen penting senilai hampir 250 M milik perusahaan, dan dia ketahuan, lalu dipecat dan harus mendekam di penjara.

Konyolnya, ia baru menyadari ternyata lowongan itu untuk perusahaan milik istri atasannya. Tapi nasi telah menjadi bubur..!

Sikap tenang saat menghadapi situasi apapun, bahkan ketika merasa terancam, adalah sangat penting dalam hidup kita.

Keinginan membalas sakit hati seringkali membuat orang tidak lagi
bisa berpikir jernih, seperti kisah Marie diatas. Selain merusak nama baik, tersangkut hukum pidana, kerugian banyak pihak, sampai masalah yang terus membesar, dan lain-lain. Tidak ada gunanya membalas dendam dengan tindakan kejahatan yang lebih buruk, karena itu hanya menunjukkan bahwa kita tidak lebih baik darinya dan sama bodohnya dengan orang yang menyakiti kita.

Abaikan saja atau yang lebih baik : ampuni dan tetaplah tunjukkan kasih, karena hal itu bagaikan menumpuk bara api dikepalanya, alias mempermalukan orang itu sendiri…

Jangan cepat berprasangka buruk terhadap situasi yang ‘nampaknya’ buruk, apalagi membalas dendam..! Jadilah tenang, maka kita akan melihat bahwa tidak ada persoalan yang tidak dapat diselesaikan!!

*Filipi 4:8,
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

Tuhan Yesus Memberkati.

Senin, 25 Maret 2013

Seberapa Besar Cintamu

Kidung Agung 8:1-7

“ Taruhlah aku seperti materai pada hatimu, seperti materai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut ( Kidung Agung 8: 6 ) “

Camen Ruiz Peres seorang Spanyol jatuh cinta kepada Steve Smith 16 tahun lalu ketika mereka bertemu dalam sebuah program pertukaran pelajar Inggris.

Setahun kemudian, mereka berpisah karena program itu berakhir. Carmen kembali ke Spanyol lalu pindah ke Perancis. Beberapa tahun kemudian Steve mengirim surat cinta untuk Carmen ke alamat ibunya di Spanyol. Tetapi, sayang surat itu terselip di belakang perapian. Lebih dari satu dekade, surat itu di sana dan baru di temukan kembali ketika rumah tersebut di renovasi!

Ajaibnya, walaupun belasan tahun berlalu, cinta mereka bertaut kembali dan mereka pun akhirnya menikah.

Cinta kuat seperti maut! Begitulah Salomo menyatakan cintanya pada wanita yang di cintainya. Sekali pun dalam kenyataaan, Salomo kerap menerima upeti dari negara tetangga berupa hadiah dan wanita-wanita, tetapi cintanya kepada istrinya, wanita yang di sebutnya hitam manis itu tetap bertahan.

Cintanya tidak pernah luntur sekali pun ada banyak kekurangan yang dimiliki pasangannya.

Seperti apakah cinta kita terhadap
pasanga kita ( suami / istri kita ?)

Apakah cinta kita tetap bertahan bahkan semakin kuat ketika kita mendapati kelemahan dan kekurangan pasangan kita?

Jika Anda tidak memiliki cinta sejati, cinta tidak akan bertahan. Kelemahan dan kekurangan seharusnya dibutuhkan justru untuk saling memahami, saling menopang dan menyatukan.

Seberapa besar cinta Anda kepada Tuhan ? Apakah sampai detik ini kehausan dan kerinduan kita semakin dekat dengan Dia makin kuat? Atau justru sebaliknya, kesibukan-kesibukan kita telah makin melunturkan cinta kita kepada-Nya?

Itu sebabnya, penting bagi kita untuk mengevaluasi kembali kehidupan cinta cinta kita, baik kepada sesama terutama pada Tuhan.

Adakah kita masing sering membiarkan masalah, kelemahan, atau bahkan ” pihak ketiga ” ( uang, jabatan, kekayaaan) merusak cinta kita?

Jangan biarkan cinta lain menghancurkan cinta kita.

Tuhan memberkati.

Minggu, 24 Maret 2013

Memaafkan?

Oleh: Samuel Mulia Penulis mode dan gaya hidup

Dalam agenda hidup saya, kata ini lama sekali tak pernah ada. Kala pertama saya hendak memaafkan dengan sungguh- sungguh, susahnya luar biasa.

Ada saja yang menghalangi saya berani melakukan tindakan yang mudah diucapkan dan sulit dilakukan itu, terutama untuk mereka yang pernah menyakiti hidup saya, yang menggosipkan saya bahwa saya tukang gosip hanya karena saya mengucapkan sesuatu dari mulut, sementara.mereka yang menggosipkan saya membicarakan orang di dalam hatinya.

Jadi, yang kelihatan menjadi tukang gosip saya dan mereka yang mengumpat di dalam hati tetap terlihat seperti malaikat.

Pipi kiri dan pipi kanan

Jadi, rencana mulia itu selalu tertunda-tunda, sampai belasan tahun lamanya. Saat saya sudah merasa siap, ada saja.pikiran yang tiba-tiba muncul yang mengatakan mengapa harus memaafkan, lha.wong mereka memang salah kok, mereka memang yang jahat pada.saya, mereka ini dan mereka itu.

Dan, rencana itu senantiasa kandas di tengah jalan. Apalagi kalau mengingat kalimat dalam ajaran agama saya yang mengatakan, orang menampar pipi.kirimu berikanlah juga pipi kananmu.

Wah… itu benar tak.masuk akal untuk saya. Kalau orang mencium pipi kiri saya,.maka saya tak hanya akan.memberikan pipi kanan saya,.tetapi semua area di tubuh saya. Memberikan pipi untuk ditampar?.Ya, mending saya tampar balik dan tak hanya kedua pipinya kalau bisa.

Maka, memaafkan menjadi.sebuah hal yang tak masuk.akal..Terutama meminjam alasan teman.saya yang “bijaksana” yang.senantiasa.mengatakan, “Yah… kita kan manusia biasa, sangat normal kalau kita punya banyak kelemahan dan susah memaafkan.”

Awalnya saya sangat.menyetujui pikiran teman saya itu. Saya ini kan tak sempurna, jadi normal kalau yang tak sempurna menghasilkan sesuatu yang tak sempurna, bukan? Yang tak.normal adalah bila yang.tak sempurna mampu menghasilkan.yang sempurna.

Namun, dengan.berjalannya waktu, setelah dipikir-pikir lagi,.bagaimana teman saya bisa.mengatakan saya manusia yang.punya banyak kelemahan,.termasuk lemah syahwat, tetapi.memiliki kekuatan menghina, mengejek, dan menjelekkan orang?

Saya pikir kalimat yang kelihatan bijaksana dari mulut teman saya itu hanyalah alasan untuk tidak memberi kesempatan.kepada dirinya memanfaatkan kekuatan yang ada pada dirinya sendiri. Atau mungkin ia tak bisa lagi melihat ia punya kekuatan karena seringnya mengatakan manusia.punya kelemahan. Dengan kata.bijaksananya itu ia seperti ingin mengajarkan saya untuk tetap tinggal dalam kelemahan itu.

Pemadam kebakaran

Mengapa saya senantiasa memilih dan merasa nyaman untuk berdiri dan mengaminkan saya punya banyak kelemahan, tetapi tak mau —bukan tak mampu—mencoba memberanikan diri meloncat ke sisi di mana saya punya kekuatan.

Kalau saya punya kekuatan untuk menghina dan menyakiti orang, mengapa saya tak menggunakan kekuatan itu untuk.memaafkan kembali mereka yang telah membuat hidup saya bertahun lamanya seperti neraka?


Coba Anda perhatikan kalimat terakhir yang saya tulis di atas. Mereka yang telah membuat hidup.saya seperti neraka. Sekali lagi, saya masih memilih berdiri di sisi kelemahan saya sehingga saya bisa menuliskan bahwa yang membuat hidup saya sengsara seperti neraka bertahun lamanya adalah mereka yang menyakiti saya.

Mari coba melonca dengan saya ke sisi kekuatan yang ada dalam diri saya. Kalau saja saya bisa berdiri di sisi kekuatan saya, maka saya akan menulis, yang membuat hidup saya sengsara seperti nereka tak lain adalah diri saya.dan bukan mereka.

Namun, saya membiarkan diri saya terus berdiri di sisi kelemahan saya sehingga neraka kebencian itu terus menyala-nyala bertahun lamanya.

Selamatnya saya tak jadi gosong karena terbakar amarah dan ketersinggungan. Saya sekarang baru mau mencoba meloncat ke sisi kekuatan yang ada pada diri saya karena pada sisi yang baru ini saya akan seperti tim pemadam kebakaran yang siap meluncurkan air lewat pipanya yang besar dan dengan kekuatannya yang dahsyat sehingga api yang membakar diharapkan bisa dikalahkan.

Diharapkan, karena.belasan tahun lalu kantor di mana saya bekerja terbakar dan tim pemadam kebakaran.datang dengan pipanya yang besar, tetapi tak punya kekuatan sehingga air yang keluar seperti orang buang air kecil.

Jadi, bila air saya bisa keluar dengan deras, saya tak perlu terbakar begitu lamanya. Karena.air yang memadamkan akan memadamkan pikiran.negatif saya dan saya siap.memaafkan.

Orang lain bisa saja menjadi pencetus.kebakaran, tetapi saya yang.harus bertanya apakah saya ingin mempertahankan kebakaran itu atau tidak. Kalau tidak, maka.sayalah yang harus berperan.sebagai pemadam.kebakaran.dengan mempersiapkan kekuatan.agar airnya tetap bisa kelewi (keluar maksudnya) secara maksimal.

Artinya, saya memang.punya kelemahan, tetapi saya tak bisa hanya berhenti di situ dan merasa nyaman dengan.kelemahan itu.

Saya punya kekuatan, saya.harus.mampu berdiri di sisi yang positif ini. Dan satu hal yang akan saya ingat terus, saya ini anggota pemadam kebakaran.

Tidak Ada Yang Sia-Sia

Optimisme adalah memandang hidup ini sebagai persembahan terbaik. Tidak ada sesuatu yang terjadi begitu saja dan mengalir sia-sia. Pasti ada tujuan. Pasti ada maksud. Mungkin saja Anda mengalami pengalaman buruk yang tak mengenakkan, maka keburukan itu hanya karena anda melihat dari salah satu sisi mata uang saja. Bila Anda berani.menengok ke sisi yang lain, Anda akan menemukan pemandangan yang jauh berbeda.

Anda tidak harus menjadi orang tersenyum terus atau menampakkan wajah yang ceria. Optimisme terletak di dalam hati, bukan hanya terpampang di muka.

Jadilah optimis, karena hidup ini terlalu rumit untuk dipandang dengan mengerutkan alis.

Setiap tetes air yang keluar dari mata air tahu mereka mengalir menuju ke laut. Meski harus melalui anak sungai, selokan, kali keruh, danau dan muara, mereka
yakin perjalanan mereka bukan tanpa tujuan. Bahkan, ketika menunggu di samudra, setiap tetes
air tahu, suatu saat panas dan angin akan membawa mereka ke pucuk-pucuk gunung. Menjadi awan dan menurunkan hujan. Sebagian menyuburkan rerumputan, sebagian tertampung dalam sumur-sumur. Sebagian kembali ke laut.

Adakah sesuatu yang sia-sia dari setiap tetes air yang anda temui di selokan rumah anda?

Barang Milikku Yang Paling Berharga Adalah Kamu

Aku sangat menyukai ucapan
mama : “Barang milikku yg paling
berharga adalah kamu!” Ucapan
yang sangat menyejukkan hati dan sampai sekarang aku masih mengingatnya…

Papa dan mama menikah karena dijodohkan orang tua,
demikianlah yang dialami para
muda-mudi di zaman itu, tapi hal
ini sudah umum, tapi di zaman
sekarang peristiwa itu sudah
jarang terjadi, kebanyakan adalah
hasil pilihan sendiri. Tapi mama
sangat mencintai papa, demikian
juga dengan papa dan tampak selalu
mesra, akur bagaikan pasangan
cinta sejoli.

Sangat sulit dibayangkan bahwa pernikahan mereka pernah diterjang badai! Badai itu nyaris memisahkan mereka hanya karena emosi sesaat saja! Papa dan mama bekerja diinstansi yang sama, oleh karena itu setiap hari berangkat dan pulang bersama.

Suatu hari mereka kerja lembur, mengadakan stock
opname di gudang, hingga pukul 02.00 dinihari dan baru pulang kerumah. Papa sangat letih dan lapar,
sampai dirumah tidak ada makanan maupun minuman yang siap disaji.

Papa yang lapar minta mama untuk menyiapkan makanan dan minuman. Beberapa hari belakangan ini emosi mama memang tidak stabil, ditambah lagi dengan adanya lembur, badan dan pikiran sungguh melelahkan, sehigga dengan kondisi yang labil itu, mama spontan menjawab dengan nada keras, ”mau makan dan minum, memangnya tidak bisa masak sendiri? Apa tidak punya tangan dan kaki lagi, ya?”

Karena papa juga terlalu capek, dan langsung menjawab dengan acuh tak acuh, “kamu ini isteriku,
memasak adalah sudah menjadi kewajibanmu!”

Mama langsung merespon, “tengah malam begini mau masak apa? Sudah lewat waktunya makan, orang laki seharusnya lebih kuat dari pada perempuan!”

Mendengar itu, marahlah papa, beliau langsung berteriak dengan emosi, “kamu salah makan obat
apa kemarin? Mau sengaja cari ribut, ya? Istri memasak untuk suami adalah wajar, kenapa harus
tergantung pada waktu? Kamu tidak senang, ya? Kalau tidak senang, kamu pergi saja sekarang dari rumah ini!!!”

Mama tidak menyangka akan menerima reaksi yg begitu keras. Setelah terdiam sesaat, mama kemudian berkata sambil menitikkan air mata, “kamu ingin aku pergi……..aku akan pergi sekarang!”

Mama segera kembali
kekamar untuk mengemasi
barang-barangnya. Melihat mama masuk kamar dan berkemas- kemas, papa berkata kepada mama yang membelakanginya, “Bagus! Pergi sana! Ambil semua barang-barangmu dan jangan kembali lagi!”

Beberapa saat kemudian suasana menjadi sunyi senyap, tak ada kata-kata kebencian lagi yang muncul, menit demi menit berlalu, tapi mama tetap tak kunjung keluar dari kamar. Merasakan keanehan itu, papa kemudian menyusul masuk kamar dan melihat mama sedang duduk diranjang penuh dengan linangan air mata.

Sambil menatap koper kulit besar yang masih tergeletak diatas ranjang. Melihat papa datang, dengan terisak-isak mama berkata, “duduklah diatas koper kulit itu, supaya aku boleh mengenang masa-masa perpisahan kita yang terakhir.”

Merasa aneh, maka dengan sendu papa akhirnya tidak tahan juga untuk tidak bertanya, ” “untuk apa?”

Sambil menangis dg terputus-putus mama berkata, “emas dan perak aku tidak memilikinya, tapi milikku yang paling berharga adalah kamu!” Kamu dan anak-anakku,
aku tidak memiliki apapun….”

Meskipun kejadian itu telah lewat lama sekali, tapi aku masih mengingatnya terus sampai sekarang. Apalagi ketika mama mengucapkan kata-kata terakhir itu, papa merasa sangat tergoncang, sejak malam itu, papa telah
diubah dan telah menjadi sangat hormat dan sayang kepada mama Menggandeng tangan anak-anak, merangkul mama serta senantiasa saling berpelukan. Kelak aku juga bercita- cita ingin mendapatkan pasangan yang seperti papa.

Kehidupan apapun yang.kita jalani ini, itu tidaklah penting; tapi yang terpenting adalah bagaimana sikap kita dalam menghadapi hidup ini, terutama disaat-saat badai itu muncul."

Tak Pernah Ada Kata Terlambat

Tak pernah ada kata terlambat untuk menjadi apapun yang kita inginkan.

Ada orang berpendapat bahwa usia 62 tahun adalah usia yang sangat telat untuk mencapai sebuah cita-cita. Kita tak perlu mencapai usia 62 tahun untuk percaya bahwa usia ini sangat telat untuk meraih sebuah mimpi. Pada kenyataannya, ada pemuda yang baru berusia 26 tahun ketika
perasaan terlambat itu hingap. Suatu saat pemuda tersebut diajak temannya untuk masuk
universitas. “Tapi aku terlalu tua” dalihnya. “Setiap orang LULUS ketika mereka berusia 22 tahun, sementara aku sudah berusia 26 dan belum memulai apapun”

Lalu temannya berkata, “Dalam empat tahun ke depan, kamu akan empat tahun lebih tua – baik kamu kuliah atau tidak. Manakah yang kau pilih, empat tahun lebih
tua dengan gelar, atau empat tahun lebih tua tanpa gelar?”

Kata-kata tersebut mengubah
pandangan si pemuda. Ia tiba-tiba
menyadari bahwa ia tak pernah
terlalu tua untuk meraih
mimpinya. Jadi, ia mulai kuliah.
Setelah memompa semangatnya
dan menyingkat masa studinya
menjadi tiga tahun, ia berhasil
meraih gelar yang ia idamkan, lalu
memutuskan untuk
melanjutkannya hingga jenjang
yang lebih tinggi. Lihatlah, tak ada
kata terlambat kan?

Kecuali kita
tidak memulai apapun. Benarkah bahwa kita tak pernah
terlalu tua untuk memulai karir
baru atau membuat perubahan
dramatis dalam kehidupan kita? Bagaimana jika kita berusia 72
atau bahkan 82 tahun? Apakah
seusia itu kita terlambat untuk
mempelajari bahasa baru?

Ah, tidak juga. Dua ratus tahun lalu
negarawan Roma, Cato, mempelajari bahasa Yunani pada
usia 80 tahun. Bisakah kita lebih
kreatif di usia itu? Bagaimana
dengan Goethe? Mahakaryanya,
‘Faust’ belum sempurna hingga ia
berusia 80 tahun. Dan Michelangelo berusia 71 tahuh
ketika ia melukis Kapel Sistine.

Butuh contoh lebih banyak?????? Luigi
Cornaro, seorang terpelajar dari
Venesia, mulai menulis geriatrik pada usia 83 tahun. Risalah
klasiknya ‘The Joys of Old Age’
ditulis [ada tahun 1562 ketika ia
berusia 95 tahun! Di era modern,
seorang filosof besar, ahli
matematik, dan pecinta
perdamaian, Bertrand Russell,
berpartisipasi dan ditahan dalam
sebuah demonsttasi anti nuklir
ketika ia berusia 89 tahun.

Dan tentu saja kita tak bisa melupakan
Nenek Moses, yang mulai melukis di usia 80. Tahukan anda bahwa
sekitar 25% lukisannya yaitu
sebanyak 1,500 lukisan dibuatnya
setelah ia berusia 100 tahun?

Kemudian ada Henry Little,
seorang Presiden Direktur dari
The Institution for Savings di
Newburyport, Massachusetts,
memutuskan untuk pensiun
sehingga orang yang lebih muda
bisa mengambil alih. Tuan Little
pensiun ketika ia berusia 102
tahun! Orang lebih muda yang ia
maksud ternyata berusia 83
tahun.

Sedikit Pelajaran

Apa yang bisa kita pelajari dari
contoh-contoh di atas? Mereka
semua sangat berhasrat tinggi
dalam melakukan apa yang meraka
kerjakan. Hasrat atau passion
adalah sumber energi dan
membuat seseorang tetap awet
muda, sebagaimana yang ditulis
Benjamin Franklin,
“Mereka dengan cinta mendalam
tak pernah tua, mungkin saja
mereka meninggal karena usia
tua, tapi sesungguhnya mereka
mati muda.”

Mereka juga menyadari, bahwa
lebih baik menjadi 70 tahun lebih
muda daripada berusia 40 tahun,
sehingga mereka tidak
membiarkan usia menghambat
mereka untuk mengejar mimpi.
Mereka memahami bahwa tak ada
kata terlambat untuk mulai
mengerjakan sesuatu, dan saat ini
lah waktu untuk bertindak. Tidak
seperti King Richard II, mereka
tidak pernah berkeluh kesah,
“Aku menyia-nyiakan waktu, dan
sekarang waktu lah yang menyia-
nyiakan aku”

Pelajaran lain yaitu ketika peluang
muncul, mereka terjun ke
dalamnya. Memang, pasti ada
resiko di dalamnya, tapi mengapa
kita takut akan kehidupan?
Kematian, mungkin, tapi tidak
dengan kehidupan. Rita Coolidge
menyadari pentingnya hal ini
ketika ia berkata,
“Terlalu sering peluang datang
mengetuk, tapi saat kita melepas
rantai, melepas gembok,
membuka kunci dan mematikan
alarm pencuri, saat itu sudah
terlambat.”

Satu hal, bahwa obat mujarab
untuk tetap awet muda adalah
pengalaman dan pengetahuan
baru yang kita dapat setiap hari.
Rupanya Henry Ford merasakan
hal serupa, ketika ia berkata,
“Siapapun yang berhenti belajar
adalah kaum tua, tak peduli
terjadi di usia 20 atau 80.
Siapapun yang tetap belajar tidak
cuma awet muda tapi tetap
bernilai, tanpa memperhatikan
kapasitas fisiknya.”

Pada akhirnya, ada pepatah Arab
yang patut dipertimbangkan,
“Ketika kau lihat orang tua yang
ramah tamah, berwatak halus,
mantap, berisi, dan mempunyai
selera hmor yang baik, yakinlah
bahwa kemudaan, kemurah
hatian, dan kesabaranlah yang
mereka miliki. Pada akhirnya
mereka tidak meratapi masa lalu,
juga tidak takut pada masa depan;
mereka seperti waktu malam di
ujung hari yang menyenangkan.”

Semua Butuh Proses

Dalam satu tandan pisang, tak semua buahnya matang secara serentak. Ada diantaranya yang masih berwarna hijau tua. Maka, sang petani ada kalanya harus menyimpannya kembali beberapa saat menunggu hingga matang semuanya.

Pisang yang telah matang dan pisang yang terlambat matang, kelak akan memiliki rasa yang sama yakni memiliki rasa pisang.
Meskipun waktu untuk menjadi matang pada pisang berbeda-beda…


Begitulah kita, tak mungkin semuanya sama. Ada kalanya menurut ukuran kita, suatu masalah dapat diselesaikan hanya dengan beberapa menit saja. Tapi bagi orang lain belum tentu, ia butuh waktu untuk menyelesaikannya. Bahkan belum sampai pada kesempurnaan. Namun pada akhirnya, hasil yang didapatkan tetap dapat dirasakan.

Dalam hidup ini tak seorang pun sempurna pada bingkai kemampuannya. Karena di antara kita memang tidak sama dan serupa, kita dilahirkan berbeda, hidup di lingkungan berbeda, pada kondisi yang berbeda dan segala hal yang berbeda. Yang mesti diingat adalah bahwa setiap orang memiliki kesamaan keinginan dan memiliki hak yang sama dalam mendapat kesempatan, betapapun itu harus dipergilirkan.

Karenanya, percuma saja memperdebatkan suatu ketidaksamaan, perbedaan, dan ketidakcocokan dengan orang lain, karena kita tak akan mendapat titik temu.

Sungguh tak ada yang sempurna di antara kita, maka janganlah rendah diri…semua butuh proses
menjadi lebih baik…..

Mujizat Nyanyian Seorang Kakak

Kisah nyata ini terjadi di sebuah Rumah Sakit
di Tennessee, USA . Seorang ibu muda, Karen namanya sedang mengandung bayinya yang ke
dua. Sebagaimana layaknya para ibu, Karen
membantu Michael anaknya pertama yang
baru berusia 3 tahun bagi kehadiran adik
bayinya. Michael senang sekali akan punya
adik. Kerap kali ia menempelkan telinganya
diperut ibunya. Dan karena Michael suka
bernyanyi, ia pun sering menyanyi bagi
adiknya yang masih diperut ibunya itu.
Nampaknya Michael amat sayang sama
adiknya yang belum lahir itu.

Tiba saatnya bagi Karen untuk melahirkan. Tapi
sungguh diluar dugaan, terjadi komplikasi
serius. Baru setelah perjuangan berjam-jam
adik Michael dilahirkan. Seorang bayi putri
yang cantik, sayang kondisinya begitu buruk
sehingga dokter yang merawat dengan sedih
berterus terang kepada Karen; bersiaplah jika
sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi.

Karen dan suaminya berusaha menerima
keadaan dengan sabar dan hanya bisa pasrah
kepada Yang Kuasa. Mereka bahkan sudah
menyiapkan acara penguburan buat putrinya
sewaktu-waktu dipanggil Tuhan. Lain halnya
dengan kakaknya Michael, sejak adiknya
dirawat di ICU ia merengek terus!
Mami, … aku mau nyanyi buat adik kecil!
Ibunya kurang tanggap.

Mami, … aku pengen nyanyi! Karen terlalu
larut dalam kesedihan dan kekuatirannya.

Mami, … aku kepengen nyanyi! Ini berulang
kali diminta
Michael bahkan sambil meraung menangis.

Karen tetap menganggap rengekan Michael
rengekan anak kecil.
Lagi pula ICU adalah daerah terlarang bagi
anak-anak.

Baru ketika harapan menipis, sang ibu mau
mendengarkan Michael. Baik, setidaknya biar
Michael melihat adiknya untuk yang terakhir
kalinya. Mumpung adiknya masih hidup! Ia d
ice gat oleh suster didepan pintu kamar ICU.
Anak kecil dilarang masuk!. Karen ragu-ragu.
Tapi, suster…. suster tak mau tahu; ini
peraturan! Anak kecil dilarang dibawa masuk!

Karen menatap tajam suster itu, lalu katanya:
Suster, sebelum menyanyi buat adiknya,
Michael tidak akan kubawa pergi! Mungkin ini
yang terakhir kalinya bagi Michael melihat
adiknya!

Suster terdiam menatap Michael dan
berkata, tapi tidak boleh lebih dari lima
menit!.

Demikianlah kemudian Michael dibungkus
dengan pakaian khusus lalu dibawa masuk ke
ruang ICU. Ia didekatkan pada adiknya yang
sedang tergolek dalam sakratul maut. Michael
menatap lekat adiknya … lalu dari mulutnya
yang kecil mungil keluarlah suara nyanyian
yang nyaring “… You are my sunshine, my only
sunshine, you make me happy when skies are
grey …”

Ajaib! si Adik langsung memberi
respon. Seolah ia sadar akan sapaan sayang
dari kakaknya.

You never know, dear, How much I love you.
Please don’t take my sunshine away.

Denyut
nadinya menjadi lebih teratur. Karen dengan
haru melihat dan menatapnya dengan tajam
dan terus, … terus Michael! teruskan sayang!
… bisik ibunya … The other night, dear, as I
laid sleeping, I dream, I held you in my hands
… dan sang adikpun meregang, seolah
menghela napas panjang. Pernapasannya lalu
menjadi teratur … I’ll always love you and
make you happy, if you will only stay the same
… Sang adik kelihatan begitu tenang … sangat
tenang.

Lagi sayang! bujuk ibunya sambil mencucurkan
air matanya. Michael terus bernyanyi dan …
adiknya kelihatan semakin tenang, relax dan
damai … lalu tertidur lelap.

Suster yang tadinya melarang untuk masuk,
kini ikut terisak-isak menyaksikan apa yang
telah terjadi atas diri adik Michael dan
kejadian yang baru saja ia saksikan sendiri.

Hari berikutnya, satu hari kemudian si adik
bayi sudah diperbolehkan pulang. Para tenaga
medis tak habis pikir atas kejadian yang
menimpa pasien yang satu ini. Mereka hanya
bisa menyebutnya sebagai sebuah therapy
ajaib, dan Karen juga suaminya melihatnya
sebagai Mujizat Kasih Ilahi yang luar biasa,
sungguh amat luar biasa! tak bisa
mengungkapkan dengan kata-kata.
Bagi sang adik, kehadiran Michael berarti soal
hidup dan mati. Benar bahwa memang Kasih
Ilahi yang menolongnya. Dan ingat Kasih Ilahi
pun membutuhkan mulut kecil si Michael
untuk mengatakan “How much I love you”.
Dan ternyata Kasih Ilahi membutuhkan pula
hati polos seorang anak kecil “Michael” untuk
memberi kehidupan.

Itulah kehendak Tuhan,
tidak ada yang mustahil bagiNYA bila IA
menghendaki terjadi.

Note:
Kadang hal-hal yang menentukan, dalam diri
orang lain …

Datang dari seseorang yang kita anggap lemah


Hadir dari seseorang yang kita tidak pernah
perhitungkan …

Setelah Sukses… Berartikah Saya?

Anda pernah mendengar kisah Rick Waren, penulis buku: “The
purpose driven life” yang terkenal
itu? Dalam wawancara yang
dilakukan oleh Paul Bradshaw,
Rick Waren mengemukakan
tentang tujuan hidupnya, apa yang
ia dan istrinya dapatkan dalam
menghadapi penyakit kanker yang
diderita istrinya sampai kepada
ketenaran yang didapatkannya
karena buku yang ditulisnya
terjual 20 juta copy.

Tetapi lebih dari pada pengalaman hidupnya,
komitmen hidupnya pun sangat luar biasa. Ia mengatakan, walaupun dia mendapatkan banyak uang dari penjualan bukunya, ia dan keluarganya tidak
akan merubah gaya hidup mereka.

Anda bisa membayangkan, 20 juta
copy terjual! Ia bukan saja
menjadi tenar tapi juga kaya
mendadak.. Saya teringat akan
John Wesley yang pernah berkata,
“Penghasilan bertambah tidak seharusnya pengeluaran bertambah, tetapi pemberian yang
meningkat”. Dan sepanjang hidupnya ia telah memberikan
sekitar 30 juta poundsterling yang dihasilkan selama hidupnya!

Kita sering mendengar orang
berkata bahwa hidup sekarang ini
susah, segala sesuatu serba mahal, belum lagi gaji tidak kunjung naik!

Dizaman yang susah begini, pernahkah Anda menanyakan kepada diri Anda sendiri, bagaimana jika Anda tiba-tiba
mendapat suatu keuntungan besar dan menjadi “Orang Kaya Baru”. Apa yang akan Anda lakukan?

Saya pernah menyaksikan infotainment di televisi, beberapa artis yang kaya mendadak karena ketenaran dirinya ataupun ketenaran pasangannya, langsung mengubah gaya hidup mereka. Mungkin Anda juga akan mengubah gaya hidup Anda; pindah ke perumahan elite,membeli mobil baru, dlsb. Impian
sudah menjadi kenyataan!

Anda ingin tahu apa yang
dilakukan Rick Waren dengan
kekayaannya? Rick dan istrinya,
Kay Waren, menyumbangkan 90%
dari penghasilan mereka kepada 3
yayasan; “Acts of mercy”, yang
melayani mereka yang menderita
AIDS, “equipping the church”,
yang melatih pemimpin-pemimpin
gereja dinegara berkembang dan
“The Global Piece Fund”, yang
membantu mereka yang miskin,
yang sakit dan yang buta huruf.

Rick juga berhenti menerima gaji dari gereja tempat dia melayani atas keinginannya sendiri. Kemudian dia juga menghitung kembali semua gaji yang telah dia terima selama 24 tahun terakhir sejak dia memasuki gereja dan mengambalikanya.
“Melayani Tuhan tanpa memungut bayaran”, katanya.

Tentu saja, Anda tidak harus menjadi kaya dahulu untuk melakukan apa yang Rick Ware
lakukan. Lihatlah saudara-saudara seiman Anda di gereja Anda, mereka membutuhkan perhatian
Anda, mereka butuh doa Anda.

Jika Anda tidak mempunyai
kekayaan untuk diberikan,
mengapa tidak memberikan waktu
Anda?

Mari kita “melayani Tuhan tanpa memungut bayaran” dengan segala kekuatan yang ada pada kita, uang kita yang tidak
seberapa, waktu yang semua
orang sama banyaknya, yaitu 24
jam. Kita mungkin tidak memiliki
kekayaan sebesar Rick Waren, tapi kita bisa memiliki iman seperti
Rick Waren. Marilah kita melayani
Dia, Si Pemberi Hidup!

Tuhan Yesus memberkati.

Value your time!

Jack baru saja mendapatkan
pelajaran berharga.
Ia membuka sebuah kotak
keemasan dan ia mendapati di
dalamnya sesuatu yang sangat
berharga juga secarik kertas yang
sangat berkesan.

Waktu kecil ia tinggal bersama
ibunya di sebuah kota kecil. Ia
bertetangga dengan seorang duda
yang istrinya sudah meninggal.
Duda itu tidak mempunyai anak
dan hanya tinggal sendiri. Pria
malang itu melihat Jack
bertumbuh dari seorang anak-
anak, sampai kencan pertamanya,
lulus dari kuliah, bekerja dan
menikah. Jack adalah seorang
pekerja keras yang gila kerja.

Ia bahkan tidak ada waktu untuk
putrinya dan istrinya. Setelah ia
menikah, ia dan keluarganya tidak
lagi tinggal di sebelah rumah pria
tua itu. Mereka pindah.

Suatu hari Jack mendapat telepon
dari ibunya, “Ingat Pak Belser? Ia
meninggal dunia hari Selasa lalu.
Pemakamannya hari Kamis pagi.”

Kenangan masa kecilnya
berseliweran dalam dirinya.
Ia mengenang kembali masa-masa
kecilnya dengan Pak Belser.

“Halo?” suara ibunya
membangunkannya.

“Iya bu, aku akan ke sana hari
Rabu,” kata Jack “tapi kupikir Pak Belser sudah
lupa tentang diriku.”

“Oh tidak, Jack,” kata ibunya, “Pak
Belser selalu ingat padamu.
Ia ingat akan hari-hari di mana
kamu main-main di balik pagar
rumahnya dan hari ketika kamu
duduk di pangkuannya ketika
istrinya meninggal.”

“Beliau orang pertama yang
mengajariku ilmu pertukangan.
Tanpa beliau, aku tidak akan
mungkin terjun ke usaha ini.” kata
Jack.

Sesibuk-sibuknya Jack, ia
kemudian mengatur ulang
jadwalnya di hari Rabu dan Kamis.
Ia menghargai Pak Belser seperti
ayahnya sendiri dan ia sangat
ingin ada di sana ketika
pemakamannya.

Hari Rabu malam ia tiba di
kampung halamannya. Ia dan
ibunya kemudian berjalan ke
rumah Pak Belser untuk terakhir
kalinya. Di beranda, ia mengintip
ke dalam rumah Pak Belser.
Terbesit banyak kenangan tentang
masa kecilnya. Sofa yang sering ia
duduk, meja makan di mana ia
pernah memecahkan piring,
telepon di sudut ruangan dan
hey…
Jack terdiam sejenak.

“Kotak emas di ujung meja itu
hilang!” seru Jack.

Ibunya bingung. Segera Jack
menjelaskan tentang kotak emas di
ujung meja itu. Ukurannya tak
lebih dari satu jengkal orang
dewasa dan bercat emas di
luarnya.

“Pak Belser selalu
mengatakan itu miliknya paling
berharga dan akan diberikan
kepada seseorang yang layak
menerimanya. Tapi setiap kali aku
menanyakan isinya, ia selalu
menjawab ‘Pokoknya berharga
deh’.”

Dan sekarang kotak emas itu
sudah tidak ada lagi. Dugaan Jack,
mungkin diambil oleh seorang
keluarga jauhnya.

Dua minggu kemudian setelah
pemakaman, seorang kurir
mengantarkan sebuah paket untuk
Jack. Nama Jack tertulis di atas
paket itu dengan tulisan yang
sangat sulit dibaca. Jack membuka
paket itu… Di dalamnya ada
sebuah kotak emas (persis seperti
kotak emas Pak Belser yang hilang
itu) dan sepucuk surat .
Jack membaca surat itu,

“Setelah kepergianku, tolong
sampaikan kotak ini kepada Jack
Bennet. Ini adalah harta paling
berharga yang kumiliki.”

Sebuah kunci ada dalam amplop itu, kunci
untuk membuka kotak itu. Hatinya
bergetar, tanpa sadar ia menangis
terharu, Jack perlahan membuka
kotak itu. Di dalamnya dia
menemukan sebuah jam saku yang
indah yang terbuat dari emas.
Dengan perlahan Jack membuka
jam itu.
Di dalamnya terukir kata-kata
yang tak pernah ia lupakan
seumur hidupnya,

“Terima kasih, Jack, untuk
waktumu. Ini saya berikan jam
untukmu, sesuatu yang paling
berharga bagiku. Harold Belser.”

“Yang ia hargai dariku adalah…
waktuku.” serunya perlahan.

Ia menggenggam jam itu beberapa
saat. Kemudian ia menelepon
sekertarisnya dan membatalkan
semua janjinya untuk dua hari ke
depan. “Mengapa?” tanya Janet,
sekertarisnya.

“Aku ingin menghabiskan waktu
untuk keluargaku,” kata Jack, “dan
Janet, terima kasih untuk
waktumu.”


Sobat, di dunia ini ada dua hal
yang tidak bisa ditarik kembali:

itu adalah perkataan dan waktu.
Waktu yang sudah lewat tidak
akan bisa dikembalikan lagi.
Waktu tidak bisa dipaksa mundur,
tidak bisa diperlambat dan juga
tidak bisa dipercepat. Waktu akan
terus bergerak maju dengan
kecepatan konstan.
Kita tidak akan bisa kembali ke
masa kanak-kanak.
Kita tidak bisa mengulang satu
peristiwa yang sama di waktu itu.

Sudahkah Anda memberi waktu
pada diri Anda dan sesama Anda ?

Sudahkah orang lain menghargai
waktu yang telah Anda korbankan
kepada mereka ?

Pesan Untuk Para Sahabat

Pada suatu hari ada dua seorang sahabat
sedang bermain ke hutan. Mereka
sudah bersahabat sejak kecil. Dan
mereka tidak pernah terpisahkan.

Saat mereka sedang asik mengamati
bunga, tiba-tiba muncul seekor
beruang. Beruang itu tampak ganas
dan terlihat sangat kelaparan.
Kedua sahabat itu menjadi panik
dan takut.
Salah satu dari mereka berlari dan
memanjat pohon. Sedangkan yang
satunya tidak dapat memanjat. Dia
hanya bisa menatap beruang itu
dengan perasaan pasrah. Dia sudah
siap untuk diterkam.
Dia merebahkan diri di tanah dan
berpura-pura mati.

Saat beruang
itu mendekatinya, dia berhenti
untuk bernafas. Sang beruang
mulai mengelus-elus kepalanya dan
membisikan sesuatu sebelum
akhirnya pergi menjauh.

Sahabat yang di atas pohon pun
turun dan mendekat. “Apa sih yang
beruang itu bisikkan padamu?”
tanyanya dengan penuh penasaran

“Beruang itu membisikkan nasihat
padaku, jangan berpergian dengan
seorang teman yang suka
meninggalkan temannya saat terjadi
bahaya” jawab sahabatnya.

LEBIH BAHAGIA MEMBERI

Terdapat sebuah pernyataan ” Uang
membuat anda lebih bahagia
apabila digunakan untuk keperluan
orang lain.” Tetapi pada
kenyataannya tidak semua orang
setuju akan pernyataan tersebut.
Orang sudah biasa dengan
pemahaman bahwa yang paling
beruntung adalah menerima uang,
dan ada didalam benak bahwa si
pemberi uang pastilah rugi.
Sungguh sangat berbeda sekali
dengan apa yang diajarkan oleh
Alkitab, “… Adalah lebih
berbahagia memberi daripada
menerima.” (Kis 20:35)

Pada suatu hari seorang mahasiswa
dan dosen sedang berjalan
bersama. Ketika didalam perjalanan
merekan menemukan sepasang
sepatu butut di pinggir jalan.
Mereka yakin kalau sepatu itu milik
pekerja buruh yang bekerja
disekitar situ. Mahasiswa tersebut
mempunyai sebuah ide ” Mari kita
sembunyikan sepatu itu dan
bersembunyi sambil melihat
reaksi orang tersebut.” Dosen itu
menjawab “Dik, tidak seharusnya
kita bersenang-senang dengan
mengorbankan orang miskin.
Engkau dapat melakukan hal
yang lebih baik dan dapat
mendatangkan kesenangan
besar dalam dirimu. Caranya
dengan memasukan uang
kedalam sepatu tersebut dan
kita bersembunyi didalam semak
sambil melihat reaksinya.”

Mahasiswa tersebut menyetujui
perkataan dosen itu dan melakukan
seperti yang dikatakan dosen
tersebut kemudin bersembunyi
dibalik semak-semak. Tak lama
kemudian datanglah empunya
sepatu tersebut, ketika ia
memasukan kakinya kedalam salah
satu sepatu ia merasakan ada
sesuatu yang mengganjal. Ia pun
merogoh kedalam sepatu, ia
tampak heran dan terkejut melihat
isi di dalam sepatu itu adalah uang.
Ia melihat sekeliling apakah ada
orang disekitarnya. Lalu ia
memasukan uang itu kedalam
kantongnya sambil memasang
sepau yang lain. Tapi,lagi-lagi ada
yang mengganjal dan sepatu itu
pun berisi uang pula. Ia tersungkur
ke tanah dan berdoa mengucap
syukur kepada Tuhan,ia berdoa
mengucap syukur bahwa istrinya
yang sedang sakit keras serta
anaknya yang kelaparan karena
tidak ada uang. Ia bersyukur atas
kemurahan yang Tuhan berikan
melalui orang yang tidak dikenal.

Melihat kejadian tersebut,
mahasiswa itu menangis dan
terharu lalu berpaling kepada
dosennya dan berkata ” Anda telah
memberikan saya pelajaran
berharga. Kini aku mengerti apa
yang tertulis di Alkitab bahwa
lebih berbahagia memberi
daripada menerima.”

Memberi tidak harus menunggu
saat kita dalam kelimpahan,
memberi di dalam kekurangan anda
akan lebih bermakna. Memberilah
dengan hati anda dan memberilah
dengan bijak .

Tuhan Yesus Memberkati

Tenanglah Jiwaku

Pada suatu saat ketika mereka
sedang menggali, tiba-tiba aliran
listrik terputus dan semua lampu
menjadi padam. Mereka tidak dapat
melihat apa-apa. Kepanikan pun
terjadi di antara mereka, beberapa
orang berusaha menyelamatkan diri
dengan berlari tetapi usaha
tersebut sia-sia, mereka hanya
menabrak dinding terowongan
tersebut karena kegelapan begitu
pekat sehingga mereka tidak tahu
arah yang dituju. Mereka berteriak-
teriak dan berlari kesana kemari,
dan usaha itu pun gagal.

Mereka semua merasa kelelahan,
duduk terkulai dan merasa tidak
ada harapan. Tetapi tidak lama
kemudian seseorang diantara
mereka mengatakan “Lebih baik
kita semua duduk tenang dan
berusaha merasakan hembusan
angin. Kita tahu bahwa angin
hanya bisa masuk melalui pintu
tambang ini.” Mereka pun duduk
dengan tenang, pada awalnya
mereka kesulitan untuk merasakan
angin dan tidak merasakan apa-apa.
Tetapi lama kelamaan mereka
menjadi lebih peka dan mulai
merasakan hembusan angin.
Semakin mereka menenangkan hati
dan pikiran mereka, semakin
mereka merasakan hembusan angin
yg bertiup dari pintu tambang.
Akhirnya mereka semua dapat
menemukan pintu tambang
tersebut dan dapat keluar dari
sana.

Kehidupan kita di dunia ini tidak
jauh berbeda dengan para
penambang tersebut. Di sela-sela
kehidupan kita,terkadang kita
mengalami saat saat dimana kita
mengalami kepanikan,
keputusasaan bingung dan menjadi
gelisah saat datang kesulitan dan
pencobaan. Jiwa kita merasakan
kepenatan yang luar biasa, dan
jalan keluar tidak kunjung ada.
Hanya ketika kita mencari Tuhan
jiwa kita menjadi tenang. Rasakan
lebih dalam bisikan Tuhan, Dia
membimbing kita ketika dalam
pencobaan, dan kita akan
mendapatkan pemecahan atas
masalah yang kita hadapi.

Duduklah dengan tenang di kaki
Tuhan, pejamkan mata dan berdoa,
Tenanglah jiwaku dalam naungan
sayapMu. Yes 30:15 “Dengan
bertobat dan tinggal diam kamu
akan diselamatkan, dalam
tinggal tenang dan percaya
terletak kekuatanmu.”

Tuhan Yesus Memberkati

MARILYN MANSON

Brian Warner adalah seorang remaja Kristen yang pemalu, minder, dan kurang PD (Baca: Pede). Tubuhnya kurus seperti penggaris dan wajahnya berjerawat.

Dalam gerejanya, ia termasuk remaja yang tidak pernah mendapat perhatian. Puncaknya ketika kaum muda di gerejanya mengadakan acara refreshing bersama di sebuah taman hiburan, lagi-lagi Brian harus sendirian, terkucilkan dari lingkungannya.

Tak satupun orang yang menemaninya atau mengajaknya bicara. Seakan-akan Brian tak pernah ada di situ. Hal itu terlalu menyakitkan baginya sehingga 3 bulan kemudian Brian mundur dari gerejanya.

Bertahun-tahun kemudian remaja yang penuh sakit hati terhadap gereja ini tumbuh menjadi seorang pria yang sangat populer.

Ia mengganti nama BRIAN dengan nama seorang cewek yang bunuh diri yaitu MARILYN, kemudian nama WARNER ia ganti menjadi MANSON, yang merupakan nama seorang pembunuh bertopeng.
Ia membuat suatu grup band yang sekarang memiliki jutaan fans di seluruh dunia.

Ia adalah Marilyn Manson, seorang yang menyebut dirinya "maha bintang antikris"!

Marilyn Manson merupakan salah satu bintang rock terheboh abad ini. Prestasinya sebagai pengikut antikris mulai terlihat ketika lagu-lagunya membuat 2 penggemarnya membunuh teman-temannya di SMU Columbine Colorado, dan masih banyak pengaruh Manson yang lain merusak generasi.

Kalau saja ada orang yang cukup peduli dengan Brian saat di taman hiburan itu.

Kalau saja ada orang yang mau berteman dengannya, paling tidak menyebut namanya.

Kalau saja ada orang yang mengasihinya.

Kalau saja ada orang yang cukup perhatian dengannya, tentu saja Marilyn Manson tak pernah ada di dunia ini, namanya pun tak mungkin kita dengar.


Ini harus menjadi renungan buat kita semua yang mengaku diri sebagai orang Kristen yang penuh kasih.

Apakah selama ini kita sudah peduli dengan saudara seiman kita? Jangan sampai kita dikejutkan dengan Marilyn Manson yang baru, yang ternyata adalah bekas anggota gereja kita yang sakit hati dan kecewa atas perlakuan kita.

Siapapun kita, mari kita lebih memper hatikan orang-orang yang membutuhkan sentuhan kasih kita, supaya kehadiran kita bisa menjadi alat damai dan kasih bagi sesama.

Tuhan Yesus memberkati,

Hati yang berbelas kasihan

Matius 15:32-39

Belas kasihan terhadap mereka yang miskin, susah, dan menderita itu mudah, tetapi sejauh mana kita digerakkan oleh belas kasihan itu hingga terwujud dalam tindakan menolong mereka? Bagaimana dengan Tuhan Yesus sendiri?

Perikop hari ini merupakan rangkaian dari pelayanan misi lintas budaya Yesus. Apa yang Yesus lakukan mempunyai tujuan khusus agar murid-murid semakin mengerti misi lintas budaya yang utuh. Oleh karena itu, Yesus secara khusus memberitahu mereka bahwa hati-Nya tergerak oleh belas kasihan menyaksikan orang banyak yang sudah lelah dan kelaparan setelah tiga hari mengikut Dia.

Ia tidak dapat menyuruh mereka pulang karena mereka akan pingsan di jalan, tetapi ingin memenuhi kebutuhan fisik mereka.

Para murid Yesus tidak mempunyai perasaan yang sama seperti guru mereka dan juga tidak yakin bahwa Yesus mampu melakukan mukjizat yang sama di lingkungan orang nonYahudi.

Pertanyaan mereka, bagaimana dapat memberi orang banyak itu makanan, memperlihatkan keraguan dan ketidakpedulian mereka (38). Sekali lagi dengan hanya tujuh roti dan beberapa ikan kecil, Yesus bersyukur dan melipatgandakannya serta kembali memakai para murid-Nya menyalurkan berkat itu kepada orang banyak. Hasilnya, semua orang dapat makan sama kenyang dan masih tersisa tujuh keranjang besar yang penuh.

Setelah Yesus mengizinkan mereka pulang, Ia lalu meneruskan misi ke daerah Magadan (39).

Yesus juga mengharapkan kita menunjukkan belas kasihan dan kepedulian terhadap semua orang tanpa membedakan status, jenis kelamin, suku, dan ras. Kita perlu memperhatikan kebutuhan manusia secara holistik. Bila kita merasa potensi dan kemampuan kita tidak seberapa, jangan cemas, tetapi serahkanlah kepada Yesus. Ia akan mencukupkan kita untuk menjadi saluran berkat bagi banyak orang.

Oleh karena itu, selain memberitakan Injil kita juga harus melayani kebutuhan fisik mereka yang menderita agar mereka disentuh oleh kasih Allah yang sungguh nyata di dalam hidup kita sehingga mau percaya Tuhan Yesus. Amin.

PERUMPAMAAN ANAK KEMBAR

Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?” Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita (1 Korintus 15:55-57)

Suatu ketika, terbentuklah janin dua anak laki-laki kembar. Minggu-minggu berlalu dan kedua anak kembar itu tumbuh.

Ketika kesadaran mereka tumbuh, mereka tertawa gembira,

“Bukankah luar biasa bahwa kita telah terbentuk? Bukankah luar biasa kita hidup?’

Bersama-sama mereka menjelajahi dunianya. Ketika mereka menemukan tali ibunya yang memberi mereka hidup, mereka bernyanyi ria. Namun kedua anak itu merasakan mereka berubah.

“Apa artinya ini?” Tanya yang satu.

“Ini berarti keberadaan kita di dunia ini akan berakhir.” Kata yang lain.

“Tetapi aku tak mau pergi,” kata yang satu. “Aku ingin terus berada di sini.”

“Kita tak ada pilihan,” kata yang lain. “Tetapi barangkali ada kehidupan setelah kelahiran.”

“Tetapi bagaimana mungkin?” Sanggah yang lain. “Kita akan lepas dari tali kehidupan kita dan bagaimana mungkin hidup tanpa itu? Selain itu, orang lain sebelum kita tak ada yang kembali memberi tahu kita bahwa ada kehidupan setelah kelahiran. Tidak, ini adalah suatu akhir. Mungkin tak ada ibu sama sekali.”

“Tetapi harus ada,” bantah yang lain.

“Bagaimana kita bisa berada di sini? Bagaimana kita bisa hidup?” “Pernahkah kita melihat ibu kita?” Tanya yang satunya lagi.

“Mungkin dia hanya ada di pikiran kita. Mungkin kita dibentuk oleh gagasan membuat kita kelihatannya baik.”

Maka hari-hari terakhir di dalam rahim itu dipenuhi berbagai pertanyaan dan kecemasan.

Akhirnya, waktu kelahiran tiba. Ketika anak kembar itu keluar dari dunianya, mereka membuka mata dan berteriak dengan riang – karena yang dilihatnya melebihi impian terindah mereka, dilihatnya wajah ibunya yang tersenyum penuh kasih. Itulah kematian yang dialami orang Kristen.

Tetapi seperti ada tertulis: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” ( 1 Korintus 2:9).

Tuhan Yesus Memberkati.

SETIA SAMPAI MATI

Ditengah maraknya perselingkuhan dan perceraian, kita beruntung masih bisa melihat kisah cinta sejati antara Ronald Reagan dan Nancy. Tahun 1950, Nancy bertemu dengan Reagan saat ia bekerja sebagai aktifis di MGM. Dua tahun kemudian, mereka menikah dan di karunia 2 anak : Patti dan Ron. Sejak saat itu, mereka selalu bersama selama 54 thn sampai maut memisahkan mereka.

Saat Reagan menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat selama 2 periode, Nancy selalu mendampingi dan menjadi penasihatnya. Dimasa tua setelah pensiun (1994), Reagan menderita penyakit Alzheimer dan menghilangkan dari aktivitas publik. Sewaktu Reagan sakit, Nancy dengan setia mendampingi dan merawat suaminya selama kurang lebih 10 thn. Penyakit itu juga merusak memori dan membuat Reagan lupa segala-galanya, bahkan ia tidak mengenali istrinya.

Pada suatu kali Reagan bertanya kepada Nancy, “Anda siapa, kok siang-malam terus menemani saya?” Dengan tersenyum sabar Nancy menjawab, “Aku istrimu, Sayang. Itu sebabnya aku terus menemanimu.” Nancy dengan setia tetap mendampingi sampai Reagan mengembuskan nafas terakhir pada 19 juli 2004. Nancy berkata, “Saya kira satu-satunya saat dimana mereka melarang saya masuk adalah saat ia berada dikamar operasi. Diluar itu, saya selalu disampingnya.”

Kisa Nancy dan Reagan adalah bukti nyata tentang kebesaran cinta. Nancy setia menyertai suaminya dalam suka dan duka sampai maut memisahkan mereka. Ia bukan hanya mendampingi kaboi Reagan pada saat kuat, sehat, dan menghilang dari publik dalam keadaan berduka.

Tuhan menghendaki rumah tangga orang beriman mencerminkan gambaran kasih dan kesetiaan seperti itu: selalu setia dalam suka dan duka, sehat dan sakit, kaya dan miskin, sampai maut memisahkan.

Tuhan Yesus Memberkati.

Antara Menjadi Emas dan Menjadi Arang

Alangkah senangnya jika terlahir sebagai emas yang keberadaannya selalu diidam-idamkan dan dinanti- nanti. Semua orang ingin menyentuhnya, memilikinya dan sangat bangga bila berada di dekatnya karena nilainya yang amat tinggi.

Tak heran jika emas dijuluki sebagai logam mulia, karena kedudukannya yang amat tinggi di mata manusia. Banyak sekali manusia berkelahi memperebutkannya dan bahkan tak jarang sampai saling membunuh.

Adapun terlahir sebagai arang, agaknya kalau dapat akan dihindari oleh setiap insan. Sejak lahir jangankan digendong, disentuhpun tidak karena rasa takut akan terkotori olehnya.

Mengenai nilainya, jangankan satu gram, satu karung pun masih banyak orang yang dapat memilikinya. Keberadaannya pun terkadang tidak terlalu dirasakan.

Namun, semahal-mahalnya emas jika ia berada di lingkungan yang salah dia akan rusak. Emas bila terkena merkuri (air raksa) akan kehilangan nilainya. Emas ketika tersebar dan bercampur dengan tanah tidaklah ada nilainya.

Adapun arang, apabila ia berada di tempat yang sangat dingin, dimana orang sangat membutuhkan kehangatan, nilai sekarung arang jauh lebih berharga dari nilai emas satu bukit.

Dari analogi di atas nampak bahwa lingkungan tempat suatu benda berada dan nilai manfaat keberadaan suatu benda pada lingkungan tersebut merupakan faktor yang penting untuk menilai tingkat manfaat keberadaan suatu benda.

Ada benda lain yang juga dinilai sangat tinggi oleh kebanyakan manusia, yaitu intan. Intan yang jernih dan kokoh, dapat digunakan untuk menghancurkan batu-batuan dan dapat juga digunakan sebagai perhiasan.

Jika diteliti lebih lanjut, ternyata unsur pembentuk intan dan arang adalah sama-sama karbon. Keteraturan posisi molekul karbon dalam intan tersebut menjadikannya kokoh dan indah. Hal yang menyebabkan intan jauh lebih mahal daripada arang adalah karena intan sangatlah sulit didapat dan sangat besar manfaatnya walaupun unsure pembentuknya sama-sama karbon.

Dapatkah arang berubah menjadi intan? Jika posisi-posisi molekul karbon dalam arang dipindahkan sehingga menjadi teratur, bukan tidak mungkin arang yang hina dina berubah menjadi intan yang mulia. Namun, hal ini membutuhkan energi yang amat besar.

Jadi walaupun unsur pembentuk suatu benda sama, namun keteraturan letak molekul unsur pembentuk dalam suatu benda dapat menyebabkan benda yang satu lebih bernilai dari benda yang lain.

Manusia, sebagai wakil Tuhan di muka bumi, sangatlah diharapkan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dengan keberadaanya di atas bumi ini.

Tuhan telah memerintahkan kita untuk senantiasa berhijrah. Berhijrah bukanlah selalu berarti berpindah tempat secara fisik namun hijrah merupakan upaya berkesinambungan untuk dapat menjadi lebih bermanfaat bagi lingkungan tempat manusia tersebut berada.

Jika manusia merasa dirinya kurang dihargai dalam lingkungannya, ada 2 hal yang dapat ia lakukan, pindah secara fisik ke lingkungan yang lebih mendukung keberadaannya atau mengubah/menata ulang dirinya sehingga menjadi lebih bernilai dalam lingkungan tersebut, namun hal ini tentu saja membutuhkan energi dan upaya yang jauh lebih besar.

Tuhan Yesus Memberkati.

BELAJAR UNTUK MEMAAFKAN DAN MELUPAKAN

Ada sebuah cerita mengenai dua orang sahabat yang berjalan melalui gurun pasir.

Pada suatu saat dalam perjalanan itu, mereka bertengkar, dan salah seorang dari mereka menampar pipi yang lain. Orang yang mendapat tamparan terluka hatinya, tapi tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia menulis di pasir:

”HARI INI TEMAN BAIKKU MENAMPAR PIPIKU.”

Mereka melanjutkan perjalanan sampai menemukan sebuah oasis, dimana mereka memutuskan untuk mandi disana.

Waktu itu orang yang menerima tamparan dan sakit hatinya tenggelam dan temannya berhasil menyelamatkannya.

Setelah pulih dari rasa takutnya,ia menulis di sebuah batu:

”HARI INI TEMAN BAIKKU MENYELAMATKAN NYAWAKU.”

Teman yang telah menampar dan menyelamatkan sahabatnya bertanya, ”Mengapa setelah saya menyakitimu kamu menulis di pasir, dan sekarang kamu menulis di batu?”

Yang ditanya tersenyum dan menjawab:

”Saat seorang teman menyakiti kita, kita harus menuliskannya di pasir, di mana angin maaf akan bertugas menghapusnya, dan saat sesuatu yang hebat terjadi, kita harus memahatnya di batu kenangan di hati, dimana tidak ada angin yang dapat menghapusnya.”


Belajarlah untuk menulis di pasir bila sahabat saudara menyakiti Anda. Tidak ada gunanya mengingat-ingat atau merancang pembalasan.

Tuhan Yesus Memberkati.

KEKUATIRAN MELEYAPKAN SUKACITA

*Filipi 4:6,
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

Walter B. Knight menceritakan seorang wanita yang terkurung oleh api di puncak gedung yang sedang terbakar.

Api dan asap mengurungnya, sehingga ia tidak dapat melarikan diri ke bawah. Ketika tim pemadam kebakaran tiba, salah seorang diantara mereka menaiki tangga menuju ke jendela, tempat wanita itu terkurung api menawarkan diri untuk menyelamatkannya.

Akan tetapi, ketika wanita itu menegok kebawa dan melihat jarak yang begitu jauh ke tanah, ia menjadi panik dan kembali kekamarnya semula. Orang yang mencoba menyelamatkan wanita tersebut memohon agar wanita itu mempercayainya demi keselamatan dirinya sendiri, namun permohonannya tidak diperhatikan.

“Saya telah melakukan segala sesuatu untuk menyelamatkannya, tetapi wanita itu tidak mengijinkan saya. Dia tidak mempercayai saya”, kata anggota pemadam kebakaran setelah terpaksa turun karena wanita itu tidak mau ditolong.

Akhirnya, wanita tersebut mati terbakar karena kekuatirannya.


Meskipun kita bisa menyalahkan sikap wanita tersebut. Namun kisah tersebut merupakan gambaran kehidupan kita, yang kadangkala bersikap kuatir secara berlebihan.

Acapkali kita tanpa sadar telah melakukan hal-hal yang tidak rasional sebagai dampak dari kekuatiran tersebut. Semua orang pasti pernah kuatir, namun kita tidak boleh hidup dalam kekuatiran.

Bila kekuatiran lebih mendominasi, maka kita akan kehilangan sukacita dalam menjalani hidup ini, hidup seakan berat, dan tanpa pengharapan.

Kekuatiran tidak menyelesaikan masalah. Mari kita belajar memandang hidup ini dengan optimis, karena kita memiliki Yesus.

Tuhan Yesus Memberkati.

Mengapa Kita Tidak Bahagia?

*Roma 14:17,
Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.

Ketika merayakan ulang tahunnya yang ke-75, majalah Forbes mengundang para ilmuwan dari berbagai bidang dan dari berbagai penjuru dunia untuk menjawab satu pertanyaan utama: "Mengapa kita begitu tidak bahagia?"

Menarik sekali karena para ilmuwan ini semuanya setuju pada satu alasan utama: "Kita menjadi orang-orang yang bermasalah karena kita tidak punya pegangan dalam bidang moral dan spiritual."

Dalam bukunya "Can Man Live Without God?" apologet Ravi Zacharia mengatakan bahwa isu tentang rasa sakit dan penderitan menjadi sangat populer dan menjadi hal besar karena orang-orang telah kehilangan pegangan moral dan spiritual.

Rasa sakit kita diperkuat oleh harapan naif bahwa semuanya itu akan bisa dihilangkan atau dibereskan oleh kemajuan ilmu pengetahuan.

Ahli matematika Blaise Pascal mengatakan di dalam hidup manusia ada satu lubang yang hanya bisa diisi oleh ukuran Allah saja.

Tidak ada hal lain yang bisa mengisinya, termasuk ilmu pengetahuan, materi yang berlimpah, kesempatan karir, atau keluarga yang luar biasa. Manusia memang diciptakan untuk sebuah hubungan dengan Allah. Ketika relasi dengan Allah menjadi yang terutama dalam hidup kita, maka segala penderitaan akan menjadi tertanggungkan karena ada makna dan harapan di baliknya.

Apakah beban dan penderitaan Anda hari-hari ini? Berfokuslah pada Allah, maka Anda akan mengalami kebahagiaan (sukacita) yang sejati dan seperti janjiNya,

"...semuanya itu (yang Anda butuhkan) akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33)

Bersediakah kamu menjadikan Allah sebagai fokus utama kita pada hari ini?

Tetap Setia

*Pengkhotbah 9:10a,
Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga.

Pernah ada seorang raja yang terombang-ambing oleh banyak pengajaran dari banyak guru.

Suatu hari dia pergi kepada seorang bijak yang bertani di daerah pegunungan untuk meminta nasihat bagaimana sikap yang bijaksana dalam menghadapi hidup di dunia ini.

Sang raja bertanya kepada orang bijak; “Apakah hal yang paling penting di dunia ini bagi kita? Siapakah orang terpenting bagi kita? Waktu manakah yang paling penting dalam hidup kita?”

Jawab orang bijak itu: “Hal yang sedang kau kerjakan adalah hal terpenting bagimu di dunia ini. Orang yang sedang bersamamu adalah orang terpenting bagimu. Saat ini adalah waktu yang paling penting bagimu di dunia ini.”

Begitu sederhana, tapi memancarkan kebenaran yang indah. Betapa sering kita menghabiskan banyak waktu hanya untuk mengkhawatirkan hal-hal yang belum atau tidak akan terjadi dalam hidup kita dengan mengabaikan pekerjaan, orang, dan waktu yang sesungguhnya penting.

Karena itu bukankah Yesus pun berkata: “Janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” (Mat 6:34)

Banyak hal yang kita lakukan di waktu sekarang demi masa depan, sambil mengorbankan kebahagiaan yang mungkin bisa kita nikmati saat ini. Tentu itu tidak berarti semua persiapan yang kita lakukan untuk masa depan adalah bodoh.

Hanya saja kita perlu sadar, bahwa waktu sekarang ini bukanlah untuk dikorbankan demi masa depan. Justru waktu sekarang inilah seluruh unsur yang membentuk masa depan.

Jadi, setia pada saat ini adalah yang paling bijaksana.

Tuhan, Engkau senantiasa bersamaku. Jadi Engkau yang terpenting.

Jangan Ragukan Allah

Matius 6:25-34

Seorang Hamba Tuhan yang melayani di RRC ( Hudson Taylor ), suatu kali ia melayani sepasang suami istri. Pasangan ini adalah pasangan yang amat miskin. Meski sang istri menderita suatu penyakit tetapi kemiskinan membuat mereka tidak mampu berobat.

Awalnya, Hudson mengunjungi keluarga ini dengan niat untuk menguatkan mereka dengan kata-kata yang meneduhkan. Namun, orang sakit
tidak cukup diberi kata-kata. Ia butuh pengobatan, atau tepatnya ia butuh uang untuk membeli obat dan makanan bergizi.

Saat itu, Taylor hanya punya satu dolar di dompetnya. Namun, uang itu juga ia butuhkan untuk bertahan hidup. Tapi, saat itu Tuhan berbicara dengannya agar satu dolar itu ia berikan kepada ibu yang sakit tersebut.

Pergulatan batin dialami sang hamba Tuhan, haruskah ia memberikan satu-satunya uang yang juga ia butuhkan? Dalam pergumulan itu, lagi-lagi Tuhan berbicara dengan dia,

"Hudson Taylor, bukankah kau ini Hamba Tuhan ? Masakan kau ragu atas pemeliharaan Tuhan atas hidupmu?"

Akhirnya, Taylor pun memberikan uang tersebut kepada si ibu. Sukacita melimpah ia dapatkan dan penyertaan Tuhan atas hari-harinya ke depan juga benar-benar nyata dalam hidupnya.

Firman Tuhan hari ini mengingatkan bahwa hidup aku dan kamu dipelihara oleh Allah. Bila Allah memelihara hidup kita pada kekekalan, apalagi selama hidup kita di dunia ini! Masalah makan minum bukan perkara yang sukar bagi Allah karena dunia dan segala isinya saja bisa Ia ciptakan. Karena itu, Firman Tuhan sering kali berkat: ” Jangan kuatir dan jangan pernah kuatir!”

Pemazmur tahu benar akan hal ini sehingga ia mengatakan pula, ”Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi (Maz 121:2).

Terlalu murah bila kita meragukan kuasa Allah. Pernahkah kita melihat seorang anak jutawan mengeluh takut jika ayahnya tidak bisa memberinya makan? Jelas tidak, karena ia tahu ayahnya sangat mampu untuk menyediakan! Demikian pula kita sebagai anak Tuhan.

Masalah kebutuhan hidup sehari-hari bukan hal yang sulit bagiNya. Dia sangat mampu menyediakan. Asal kita berusaha dan senantiasa mengandalkan Ia, pasti Ia memelihara kita dengan cara-Nya.......

Tuhan memberkati.

Sabtu, 23 Maret 2013

Hari Penuh Kegembiraan

Seorang pria bijak memasuki sebuah cafe dan mulai menceritakan sebuah lelucon dan membuat semua orang dalam cafe itu tertawa.

Beberapa saat kemudian pria itu mengulangi leluconnya, namun kali ini hanya beberapa orang saja yang tertawa.

5 menit kemudian pria itu kembali menceritakan lelucon yang sama, dan ternyata tidak ada yang tertawa.

Pria inipun tersenyum lebar, sambil
berkata:

“Bila kamu tidak bisa tertawa berulang-ulang pada lelucon yang sama, lalu mengapa kamu terus menangis berulang-ulang pada masalah yang sama?”

Kesusahan hari kemarin cukuplah untuk kemarin, awali setiap hari dengan senyum. (Mat. 6:34)

Jumat, 22 Maret 2013

Sentuhan Kasih

*Lukas23:34,
Yesus berkata : ” Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat ”

Ada suatu cerita, suatu kali Kapak, Gergaji, Palu dan Api sedang berjalan bersama. Namun di tengah jalan mereka tiba-tiba berhenti.

Sebuah bongkahan baja yang sangat besar tampak tergeletak menghalangi jalan mereka. Melihat itu, Kapak pun maju dan segera mengayunkan mata kapaknya ke arah baja tersebut. Tapi, setelah beberapa kali tebas, justru Kapak itu makin tumpul dan akhirnya mundur.

Giliran Gergaji mencoba. Beberapa kali berusaha memotong, gigi-gigi gergaji itu mulai patah. ”Biar aku saja” sahut Palu. Dengan sekuat tenaga, Palu berusaha menghancurkan baja itu. Tapi, ternyata saking kuatnya, justru Palu itu yang terpental.

Kini, tiba giliran Api. Dengan tenang, Api malah memeluk baja itu dan membelainya dengan nyala panasnya. Lambat laun, baja itu pun lumer dan meleleh.

Mengasihi orang yang membenci kita, bahkan yang memusuhi kita adalah salah satu ajaran Kristus yang mungkin paling aneh di mata dunia.

Berbagai perang dan pertikaian selalu terjadi sajak ribuan tahun silam. Banyak korban pun berjatuhan. Balas membalas terus terjadi. Tetapi, Yesus mengajarkan dan menunjukkan sendiri keteladanannya ketika Ia justru mendoakan dan mengampuni orang-orang yang menyalibkan-Nya. Alih-alih membela diri-Nya yang dianiaya, Ia malah berdoa untuk mereka. Satu tindakan yang kemudian juga di contohi oleh Stefanus sebagaimana tertulis dalam Kisah Para Rasul 7: 60.

Ajaran ’ mata ganti mata’.yang disinggung Yesus sebenarnya dimaksudkan agar tercipta keadailan. Agar jangan sampai mata diganti kepala, atau satu kepala digantikan seratus kepala. Namun, ternyata Yesus memerintahkan kita melakukan lebih daripada itu. Yesus bukannya menentang keadilan  karena Ia sendiri akan datang sebagai hakim yan menghakimi umat.manusia di penghakiman-Nya. Tapi, Ia menambahkan bahwa kasih haruslah lebih besar dari kebencian,.rasa tidak terima, dan tuntutan keadilan.

Kasihlah yang harus lebih kita utamakan dalam berhubungan dengan sesama. Resep yang pastinya sangat manjur. Seperti ilustrasi diatas, dalam menghadapi konflik, pilihan untuk memberikan sentuhan kasih adalah langkah yang bijak ketimbang cara konfrontasi.

Tuhan Yesus Memberkati.

Kamis, 21 Maret 2013

Demi Kawan

Kisah ini benar-benar terjadi.

Pada suatu hari di suatu kamp latihan militer, sersan pelatih muncul dan tiba-tiba mencampakkan sebuah granat tangan ke tengah-tengah.sekelompok prajurit muda. Mereka lari berpencar, buru-buru mencari perlindungan. Sersan itu lantas mengatakan bahwa granat itu tidak 'hidup' dan ia cuma ingin melihat reaksi mereka.

Keesokan harinya seorang prajurit yang baru masuk menggabungkan diri ke kelompok itu. Sersan pelatih mengatakan kepada mereka agar jangan memberi tahu prajurit baru itu tentang apa yang akan terjadi.

Sewaktu sersan itu kemudian muncul dan melemparkan granat ke tengah-tengah mereka, prajurit baru itu, yang tidak tahu bahwa granat itu takkan meledak, buru-buru menjatuhkan diri di atas granat agar ledakannya tidak mencederai rekan-rekannya. Ia mau berkorban demi keselamatan rekan-rekan sesama prajurit.

Tahun itu ia dianugerahi satu-satunya medali untuk keberanian dan ketabahan yang diberikan bukan pada waktu perang.

*Yohanes 15:13,
"Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya."

Tukang Kunci

Ada seorang gadis kecil yang kebingungan di depan rumahnya. Dia duduk tampak sedang menunggu dengan gelisah.

Malam pun tiba namun gadis kecil itu masih tetap berada di depan pintu rumahnya. Ternyata gadis kecil itu kehilangan kunci rumahnya. Lalu ada pemuda yang menolongnya dengan cara memanggilkan seorang tukang kunci. Tukang kunci pun bekerja dengan cepat dan tepat sehingga gadis kecil itu dapat kembali masuk ke dalam rumahnya.

Kita adalah garam dan terang dunia. Kita jugalah yang hendaknya menyelamatkan saudara-saudara kita untuk ikut hidup di dalam Tuhan.

Sama seperti dengan seorang gadis kecil yang tak dapat masuk ke rumahnya, demikian pulalah orang-orang tidak percaya yang tak dibukakan pintu surga.

Yesus adalah kunci keselamatan untuk masuk ke dalam kehidupan kekal. Kita adalah anak-anak-Nya yang menjangkau banyak jiwa-jiwa terhilang di dunia.

Kita adalah perpanjangan tangan Allah untuk memberkati orang lain.


Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku..Yohanes 14:6

Rabu, 20 Maret 2013

Kasih Itu Menghapuskan

Di salah satu toko ada seorang gadis kecil membeli banyak pensil dan penghapus. Penjaga toko pun sangat heran karena gadis kecil itu hanya membeli pensil dan penghapus tanpa membeli satu buku pun.

Penjaga toko pun bertanya, “Mengapa kau membeli banyak pensil dan penghapus? Mengapa kau tak membeli buku?”

Gadis kecil pun tersenyum dengan lebar dan menjawab, “Aku sangat membutuhkan pensil dan penghapus karena aku cukup mempunyai selembar kertas saja. Kertas itu adalah hatiku, bila ada yang menyakiti aku, akan kutulis semua pada kertasku, bila sudah penuh maka aku akan menghapusnya sehingga tak ada dendam di hatiku.”

Penjaga toko pun sedikit kebingungan, “Apa yang kau tulis? Bukankah dengan menuliskannya maka kau akan selalu melihat dan mengingatnya?”

Sekali lagi dengan tersenyum gadis kecil itu memberikan jawaban yang luar biasa, “Aku akan menuliskan namanya dan hal yang dia perbuat padaku. Aku akan selalu mengingatnya agar tak lupa mendoakannya setiap malam.”


Kasih itu mampu menghapuskan segala sesuatu yang jahat.

Kasih mampu mengubah kutuk menjadi berkat.

Kasih mampu memulihkan hati yang terluka karena kasih yang sesungguhnya itu berasal dari Allah.

"Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa." 1 Petrus 4:8

Tuhan Yesus Memberkati.

Kisah Lelaki Hebat

Thomas Wheeler, CEO MassachusettsMutual Life Insurance Company, dan istrinya sedang menyusuri jalan raya Negara bagian.

Ketika menyadari bensin mobilnya nyaris habis. Wheeler segera keluar dari jalan raya bebas hambatan itu dan tak lama kemudian menemukan pompa bensin yang sudah bobrok dan hanya punya satu mesin pengisi bensin.

Setelah menyuruh satu-satunya petugas di situ untuk mengisi mobilnya dan mengecek oli, dia berjalan-jalan meutari pompa bensin itu untuk melemaskan kaki. Ketika kembali ke mobil, dia melihat petugas itu sedang asyik mengobrol dengan istrinya. Obrolan mereka langsung berhenti ketika dia membayar si petugas.

Tetapi ketika hendak masuk ke mobil, dia melihat petugas itu melambaikan tangan dan dia mendengar orang itu berkata, "Asyik sekali mengobrol denganmu!"

Setelah mereka meninggalkan pompa bensin itu, Wheeler bertanya kepada istrinya apakah dia kenal lelaki itu..Istrinya langsung mengiyakan. Mereka pernah satu sekolah di SMA dan pernah pacaran kira-kira setahun.

"Astaga, untung kau menikah denganku. Bila tidak, kau jadi istri petugas pompa bensin, bukan istri direktur utama."

"Sayangku," jawab istrinya, "Kalau aku menikah dengannya, dia yang akan menjadi direktur utama dan kau akan menjadi petugas pompa bensin."

DI BELAKANG SETIAP PRIA HEBAT SELALU ADA WANITA HEBAT!