Minggu, 21 Oktober 2012

DOSA KECIL

Pembacaan Firman:
*Roma 6:12,
Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.

Renungan:
Suatu hari, sebatang pohon Alpukat menikmati sejuknya udara sore. Tiba-tiba keasyikannya terusik oleh sapaan sebutir biji Benalu yang diterbangkan angin kian kemari.

"Selamat sore, Alpukat" sapa Benalu.

"Oh, kamu Benalu, selamat sore juga," balas Alpukat.

"Wah Alpukat, sekarang kamu sudah besar, ranting-rantingmu banyak, daunmu lebat, buahmu besar-besar!" puji Benalu.

"Iya Benalu, itu karena akar-akar saya banyak & rajin menghisap sari-sari makanan dari dalam tanah," kata Alpukat dengan bangga.

Benalu melanjutkan, "Hampir sepanjang hari saya diterbangkan angin, rasanya badan saya capek sekali. Bolehkah saya beristirahat di salah satu rantingmu, untuk semalam saja?"

Tanpa pikir panjang Alpukat langsung mengabulkan permohonan Benalu.

"Jangankan 1 Benalu kecil, 50 pun saya masih tidak terasa," pikir Alpukat.

Sejak itu Benalu tinggal di pohon Alpukat dan tanpa disadari oleh Alpukat, Benalu semakin hari semakin besar dan beranak banyak.

Suatu hari Alpukat melihat tubuhnya sudah kurus kering. Saat itulah Alpukat sadar bahwa Benalu sudah merugikan dirinya. Lalu Alpukat memutuskan untuk menyuruh Benalu meninggalkan tubuhnya.

"Alpukat, semua akar-akar saya sudah tertancap dalam tubuhmu. Jadi jangan pernah bermimpi kalau saya akan memenuhi permintaanmu", kata Benalu sambil tertawa.

Semakin hari Alpukat semakin kurus dan akhirnya mati karena Benalu terus menghisap makanan dari tubuh Alpukat tanpa belas kasihan.

Banyak orang yang bertindak seperti Alpukat ini. Waktu dosa-dosa kecil datang menggoda dan hadir dengan segala daya tariknya, mereka tidak langsung menolaknya. Mereka pikir, "Ah itu hanya dosa kecil saja, tidak akan mempengaruhi iman saya. Saya akan tetap rajin berdoa."

Terbukti bahwa setiap orang yang meremehkan dosa kecil sekalipun, akan terjerat oleh dosa yang lebih besar lagi. Satu hal yang harus kita ingat, kalau hari ini kita melakukan satu dosa kecil, dosa kecil tersebut makin lama akan menjadi besar dan melahirkan dosa-dosa lain karena salah satu sifat dosa adalah melahirkan dosa.

HIDUP ADALAH PILIHAN

Pembacaan Firman:
*Efesus 5:15-17,
Karena itu, perhatikanlah dengan seksama bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.

Renungan:
Dalam hidup ini kita akan selalu dihadapkan pada

pilihan-pilihan. Mulai dari hal-hal kecil sampai hal terbesar seperti memilih pakaian yang dikenakan hari ini, menu makanan, merk atau jenis barang yang akan dibeli, memilih tempat wisata yang akan dikunjungi, memilih sekolah, jurusan, rumah, usaha, pekerjaan sampai memilih salah satu hal terbesar dalam hidup kita yaitu memilih teman hidup yang akan mempengaruhi perjalanan hidup kita dan mempengaruhi kehidupan rohani kita.

Bahkan saat ini juga anda bisa membuat pilihan meneruskan membaca tulisan ini atau tidak.

Mulai dari ketika bangun pagi sampai kembali tidur kita akan dihadapkan pada pilihan-pilihan.

Ketika bangun pagi,berdoa dan bersaat teduh atau langsung melakukan kegiatan lain adalah pilihan.

Tidak ada orang yang dapat memaksa anda jika anda tidak mau melakukannya.

Saat seseorang mengikuti ujian, menyontek atau tidak adalah pilihan.

Pada hari minggu, mau ke gereja atau tidak adalah pilihan.

Dalam kehidupan sehari-hari hidup dalam dosa atau hidup kudus adalah pilihan.

Hidup jujur atau menipu adalah pilihan.

Memakan makanan sehat atau mengikuti keinginan adalah pilihan.

Tetap bersyukur atau selalu mengeluh adalah pilihan.

Menyerah atau tetap berjuang adalah pilihan.

Tetap setia atau meninggalkan Tuhan Yesus adalah pilihan.

Tetapi biarlah hidup yang singkat ini dalam dunia yang penuh tantangan ini kita makin bijaksana menentukan setiap pilihan yang sesuai dengan kehendak Tuhan.

Tuhan memberkati

BELALANG

Pembacaan Firman:
*1 Korintus 15:58,
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.

Renungan:
Seekor belalang lama terkurung dalam satu kotak. Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya, dengan gembira dia melomp

at-lompat menikmati kebebasannya.

Di perjalanan dia bertemu dengan belalang lain, namun dia heran mengapa belalang itu bisa lompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya. Dengan penasaran dia bertanya, “Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh dariku, padahal kita tidak jauh berbeda baik dari segi usia maupun ukuran tubuh?” Belalang itu menjawabnya dengan pertanyaan, “Dimanakah kau tinggal selama ini? Semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan.”

Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang telah membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.

Sering kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah juga mengalami hal yang sama dengan belalang tersebut.

Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan beruntun, perkataan teman, tradisi, dan semua itu membuat kita terpenjara dalam kotak semu yang mementahkan potensi kita.

Sering kita mempercayai mentah-mentah apa yang mereka voniskan kepada kita tanpa berpikir dalam bahwa apakah hal itu benar adanya atau benarkah kita selemah itu? Lebih parah lagi, kita acap kali lebih memilih mempercayai mereka daripada diri sendiri!

Tahukah Anda, bahwa gajah yang sangat kuat bisa diikat hanya dengan tali yang terikat pada pancang kecil? Gajah sudah akan merasa dirinya tidak bisa bebas jika ada “sesuatu” yang mengikat kakinya, padahal “sesuatu” itu bisa jadi hanya seutas tali kecil.

Sebagai manusia kita mampu untuk berjuang, tidak menyerah begitu saja kepada apa yang kita alami. Karena itu, teruslah berusaha mencapai segala aspirasi positif yang ingin kita capai.

Sakit memang, lelah memang,tapi jika kita sudah sampai dipuncak, semua pengorbanan itu pasti akan terbayar.

Yang belum telihat, bukan berarti tidak ada.
Yang belum berhasil, bukan berarti gagal.
Yang belum di tangan, bukan berarti tidak akan di peroleh.
Dimana ada iman dan pengharapan pada Yesus, maka apa yang kita harapkan, akan kita terima sesuai dengan waktu dan kehendakNya. Semangat!!!!

Kebahagiaan Diperoleh dari Memberi

Pembacaan Firman:
*Amsal 23:23,
Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian.

Renungan:
Kisah ini bercerita tentang seorang wanita cantik bergaun mahal yang mengeluh kepada psikiaternya bahwa dia merasa seluruh hidupnya hampa tak berarti.

Maka si psikiater memanggil seorang wanita tua penyapu lantai dan berkata kepada si wanita kaya, "Saya akan menyuruh Mary di sini untuk menceritakan kepada anda bagaimana dia menemukan kebahagiaan. Saya ingin anda mendengarnya."

Si wanita tua meletakkan gagang sapunya dan duduk di kursi dan menceritakan kisahnya,

"OK, suamiku meninggal akibat malaria dan tiga bulan kemudian anak tunggalku tewas akibat kecelakaan. Aku tidak punya siapa-siapa. Aku kehilangan segalanya! Aku tidak bisa tidur, tidak bisa makan, aku tidak pernah tersenyum kepada siapapun, bahkan aku berpikir untuk mengakhiri hidupku. Sampai suatu sore seekor anak kucing mengikutiku pulang. Sejenak aku merasa kasihan melihatnya. Cuaca dingin di luar, jadi aku memutuskan membiarkan anak kucing itu masuk ke rumah. Aku memberikannya susu dan dia minum sampai habis. Lalu si anak kucing itu bermanja-manja di kakiku dan untuk pertama kalinya aku tersenyum. Sesaat kemudian aku berpikir jikalau membantu seekor anak kucing saja bisa membuat aku tersenyum, maka mungkin melakukan sesuatu bagi orang lain akan membuatku bahagia. Maka di kemudian hari aku membawa beberapa biskuit untuk diberikan kepada tetangga yang terbaring sakit di tempat tidur. Tiap hari aku mencoba melakukan sesuatu yang baik kepada setiap orang. Hal itu membuat aku bahagia tatkala melihat orang lain bahagia. Hari ini, aku tak tahu apa ada orang yang bisa tidur dan makan lebih baik dariku. Aku telah menemukan kebahagiaan dengan memberi."

Ketika si wanita kaya mendengarkan hal itu, menangislah dia. Dia memiliki segala sesuatu yang bisa dibeli dengan uang namun dia kehilangan sesuatu yang tidak bisa dibeli dengan uang.

"Perempuan Dari Lembah Sorek!"

Hakim-Hakim 16:4

Sejenak kita memperhatikan judul-judul cerita berikut ini: "Si Buta Dari Gua Hantu", "Si Manis Jembatan Ancol", "Si Jampang Jago Betawi". Bukan kebetulan atau bukan hanya "numpang lewat" kalau nama-nama tempat itu disebut di dalam judul-judul cerita tersebut. Tempat-tempat yang disebut di dalam judul-judul cerita itu menunjukan asal atau tempat ting

gal tokoh utamanya. Nama tempat itu menjadi khusu tokoh tempat tersebut. Yang disebut "Si Manis Jembatan Ancol" pasti arwah perempuan yang diyakini gentayangan, dan suka menampakkan diri kepada orang yang malam-malam berada di Jembatan Ancol, bukan di tempat lain.

Kali ini kita belajar tentang "perempuan dari Lembah Sorek". Ini bukan sebuah cerita fiksi. Ini adalah cerita nyata, cerita tentang seorang perempuan yang bernama Delila. Lembah Sorek merupakan tempat asal perempuan tersebut. Lembah Sorek masih termasuk wilayah Kanaan. Para ahli berbeda pendapat mengenai lokasi yang sesungguhnya dari Lembah Sorek ini. Adrichomius memperkirakan bahwa Lembah Sorek berada tidak jauh dari Lemah Eskol, suatu lokasi di mana para pengintai memotong setandan buah anggur sebagai bukti kesuburan Kanaan, Tanah Perjanjian. Jerome menyebutnya dengan sebutan Capharsorech, yang artinya desa Sorek, di mana lokasinya tidak jauh dari Zora, tempat asal Simson. Bunting memperkirakan lokasinya berjarak 12 mil dari Yerusalem. Wycliffe memperkirakan bahwa Lembah Sorek itu adalah yang sekarang disebut Wadi es-Surar. Sekalipun berbeda mengenai perkiraan lokasinya, tetapi para ahli mempunyai pendapat yang sama tentang kesuburan Lembah Sorek. Arti namanya pun mendukung pengertian ini. "Sorek" (Ibr, soreq) artinya anggur pilihan. Dengan melihat keberadaan Lembah Sorek yang subur itu, sesungguhnya bisa diperkirakan bahwa penduduk di situ bukan penduduk miskin. Tanah mereka sudah bisa menghidupi mereka, bahkan bisa memberikan hasil yang lebih, karena anggur yang dihasilkan adalah anggur pilihan. Namun sayang, apa yang dilakukan Delali, si perempuan dari Lembah Sorek itu malah tidak menunjukkan bahwa dia berasal dari tempat yang bisa memberi kepuasan. Menjadi perempuan gampangan dan menerima seribu seratus uang perak dari setiap raja-raja kota orang Filistin membuktikan bahwa dia tidak puas.

Secara jasmani, seharusnya hidup kita mencerminkan sesuatu yang baik dari daerah asal kita. Contoh, jika kita dari Solo atau Yogyakarta yang dikenal kelembutannya, maka jadilah lembut dalam bertutur kata dan bertindak. Ingat, setiap daerah pasti ada hal yang baik. Secara rohani, asal kita adalah Sorga (Flp 3:20). Tutur kata, perbuatan, dan pandang hidup kita seharusnya mencerminkan dari mana kita berasal. Ini penting, karena akan menjadi satu kesaksian bagi orang lain. Cepat atau lambar orang lain akan bertanya tentang prinsip hidup kita dan mereka bisa tertarik menjadi orang percaya melalui kesaksian kita itu.

BATU KECIL UNTUK MENGINGATKAN

Pembacaan Firman:
*Mazmur 91:3-5,
Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok. Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang.

Renungan:
Seorang pekerja pada proyek bangunan memanjat ke atas tembok yang sangat tinggi.

Pada suatu saat ia harus menyampaikan pesan penting kepada teman kerjanya yang ada di bawahnya. Pekerja itu berteriak-teriak tetapi temannya tidak bisa mendengarnya karena suara bising dari mesin-mesin dan orang-orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia saja. Oleh karena itu untuk menarik perhatian orang yang ada dibawahnya, ia mencoba melemparkan uang logam di depan temannya. Temannya berhenti bekerja, mengambil uang itu lalu bekerja kembali. Pekerja itu mencoba lagi, tetapi usahanya yang keduapun memperoleh hasil yang sama.

Tiba-tiba ia mendapat ide. Ia mengambil batu kecil lalu melemparkannya ke arah orang itu. Batu itu tepat mengenai kepala temannya, dan karena merasa sakit temannya menengadah ke atas. Sekarang pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesannya.

Tuhan kadang-kadang menggunakan pengalaman-pengalaman yang menyakitkan untuk membuat kita menengadah kepada-Nya. Seringkali Tuhan memberi berkat, tetapi itu tidak cukup untuk membuat kita menengadah kepada-Nya. Karena itu memang lebih tepat jika Tuhan menjatuhkan “batu kecil” kepada kita supaya kita ingat akan kasihNya.

KARENA,,,
Jalan mulus dan lurus tidak akan pernah menghasilkan PENGEMUDI yang hebat,
Laut tenang tidak akan menghasilkan PELAUT yang tangguh,
Langit cerah tidak akan menghasilkan PILOT yang handal,
Sejatinya, hidup tanpa masalah tidak akan membuat ORANG menjadi kuat!

Karena itu....
Jadilah pribadi yang HANDAL dan TAHAN UJI dalam menerima berbagai tantangan hidupmu..

Jalan hidup yg berbelok dan tidak mulus, gelombang-gelombang persoalan yang menghantam,
Langit yang kelam dan penuh awan badai. Semua ini membuat kita menjadi pribadi yang handal dan tahan uji dalam menjalani hidup ini!

"Penakluk Manusia Perkasa"


Hakim-Hakim 16:19; Amsal 7:21-23

Ingat Panji Sang Penakluk? Dialah tokoh utama di dalam acara reality show yang berjudul "Petualangan Panji". Panji selalu berkeliling untuk menemukan binatang reptilia kesukaannya, terutama ular. Meski fokusnya adalah ular, namun dia sering memperlihatkan binatang lain yang ditemui dan digodanya sepanjang perjalanan. Dengan keahlian yang

dia miliki, banyak ular sudah dia taklukkan, mulai yang dari yang memiliki bisa yang tidak mematikan, sampai yang mematikan. Itulah sebabnya dia disebut sebagai: "Panji Sang Penakluk".

Delila adalah perempuan penakluk. Kali ini bukan ular yang ditaklukkan, tetapi Simson, manusia perkasa. Mungkin orang mengira bahwa Delila adalah perempuan lemah, sesuai dengan namanya. Delila (Ibr, deliylah) artinya merana, layu, kendor, lenyap. Namun, siapa yang menduga jika perempuan yang disangka lemah itu mampu menaklukkan Simson, seorang pria perkasa. Paling tidak dua kali Simson ditaklukkan olehnya. Pertama, dalam perjumpaan yang pertama. Ini berkaitan dengan jatuh cintanya Simson kepadanya. Di satu sisi, ini adalah kelemahan Simson, sebab mengenai Delila, Alkitab tidak mencatat bahwa itu datangnya dari Tuhan. Tidak seperti keinginannya untuk menikahi gadis Timna. Di sisi lain, tentu ada sesuatu dalam diri Delila yang membuat Simson tertarik padanya. Banyak penafsir berkata bahwa Delila adalah seorang pelacur. Jika ini benar, pasti Delila berdandan dan berpose sangat menggoda sehingga Simson takluk kepadanya. Mungkin juga dengan rayuan mautnya, "Ia merayu orang muda itu dengan berbagai-bagai bujukan, dengan kelicinan bibir ia menggodanya." Siapa pun dia, entah pelacur atau bukan, yang jelas Simson takluk kepadanya. Kedua, ketika Simson sudah berada di pangkuannya. Alkitab menjelaskan bahwa akhirnya Simson menceritakan rahasia kekuatannya kepada Delila. Bisa dibayangkan betapa kuatnya rayuannya sampai Simson rela menceritakan rahasia kekuatannya. Bisa dikatakan ini adalah penaklukan yang luar biasa karena membuat Simson kalah total. Mungkin Delila licik, tetapi bagaimanapun juga dia telah berhasil menaklukkan seorang nazir Tuhan.

Di sekitar kita juga ada orang-orang semacam Delila. Mereka adalah para penggoda lawan jenis untuk berbuat zina. Perhatikan bagaimana seorang suami selingkuh dengan teman sekantor; seorang dosen selingkuh dengan mahasiswanya; seorang pemimpin selingkuh dengan sekretarisnya. Belum lagi wanita-wanita jalang dan laki-laki pemuas nafsu yang semakin bertambah banyak.

Betapa pun rajinnya kita ke gereja, itu tidak menjamin bahwa kita tidak akan jatuh ke dalam dosa perzinaan. Ingat, orang-orang semacam Delila itu hanya akan membawa kehancuran dalam hidup kita. Jangan sombong dengan mengatakan bahwa kita kuat, tetapi jagalah hubungan dengan Tuhan dan firman-Nya, karena itulah yang akan membuat kita mengalahkan Delila-Delila zaman sekarang.

Dua Telur Ayam

Pembacaan Firman:
*Amsal 26:13-14,
13 Berkatalah si pemalas: "Ada singa di jalan! Ada singa di lorong!"
14 Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya.

Renungan:
Di sebuah hutan ada 2 telur Ayam di sebuah sarang.


2 telur ini milik induk ayam hutan yang bersarang di sebuah dahan pohon. Mereka siap menjadi anak Ayam.

Telur pertama berkata,
“Aku ingin lahir, lalu tumbuh kuat. Aku ingin bermanfaat bagi yang lain dengan suaraku aku akan berkokok dengan keras membangunkan mereka di pagi hari agar mereka kembali beraktivitas.”

Dan kemudian telur ayam itu menetas menjadi ayam jantan yang gagah.

Telur kedua bergumam,
“Aku takut... Bila aku menetas, aku takut dimakan ular. Jika indukku tak ada, aku harus mencari makan sendiri. Lalu aku kedinginan dan kehujanan, tidak hangat seperti di dalam telur ini. Tidak!, aku lebih baik & aman berselimut di dalam telur ini.”

Dan telur ayam pun menunggu dalam kesendirian. Tapi suatu hari ada angin yang cukup kencang berhembus. Kuatnya angin mendorong telur kedua jatuh dari pohon. Dan telur itupun pecah dan mati.

Pesan:
Selalu saja ada pilihan dalam hidup. Selalu saja ada rancangan-rancangan Tuhan yang harus kita jalani.

Beratnya pilihan dalam hidup kerap kali kita berada dalam kepesimisan dan kebimbangan.

Sebenarnya hal itu semua adalah ciptaan kita sendiri. Karenanya kita kerap berdalih dengan alasan-alasan yang dibuat-buat untuk tak mau melangkah. Tak mau menatap hidup dengan menerima resiko.

Namun berdiam diri atau tak memilih, juga bukan pilihan yang tepat. Karena sejalan dengan waktu, semua akan berubah.

Karena hidup adalah pilihan, maka hadapilah itu dengan berani. Dan karena hidup adalah pilihan, maka pilihlah dengan bijak.

Ikuti kata Tuhan dan tetap bersandar pada kehendak-NYA!!!

Berkat Hanyalah Efek Samping

*Efesus 1:11-12,
Aku katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan -- kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya -- supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemu

liaan-Nya.

Setiap orang pasti ingin diberkati, tidak perduli sudah sekaya apapun orang itu, orang itu pasti tetap ingin hidupnya diberkati. Bahkan hampir dalam setiap doa kita meminta untuk Tuhan memberkati kita.

Tetapi apakah kita menyadari apa yang menjadi motif hati kita saat meminta berkat itu dan apakah Tuhan berkenan akan hal itu?
Jika kita tidak sering memeriksa hati kita, maka kita bisa terjebak dalam ketamakan. Untuk itu sangat penting untuk memeriksa hati kita secara teratur.

Dalam Efesus 1:11-12 di atas, Rasul Paulus mengingatkan kita bahwa saat kita ada di dalam Kristus kita telah mendapatkan hak waris atau bagian yang dijanjikan itu, termasuk di dalamnya adalah berkat. Namun tujuan Tuhan memberikan kita bagian yang telah dijanjikan itu adalah agar Tuhan dimuliakan melalui kehidupan kita atau yang Rasul Paulus katakan : “boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya.”

Saudaraku, berkat bukanlah tujuan utama kehidupan kita. Seperti yang Yesus katakan dalam Matiu6:33, berkat adalah efek samping saat kita mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya. Untuk itu mari kita arahkan hati dan hidup kita kepada Kerajaan Allah dan bertumbuh dalam kebenarannya sehingga Tuhan dimuliakan melalui hidup kita, percayalah jika hal itu kita lakukan maka berkat akan mengikuti kita kemanapun kita melangkah.

Memeriksa hati kita secara rutin akan menjaga hidup kita dari dosa-dosa tersembunyi seperti ketamakan dan kesombongan.

Informan Bayaran

Hakim-Hakim 16:5; Amsal 25:9

Tersebutlah sebuah organisasi rohani di mana para pengurus yang ada mempunyai latar belakang yang cukup beragam. Kesan pertama jika melihat kepengurusan organisasi itu adalah mereka yang sangat kompak. Sebenarnya tidak seperti itu. Suatu kali terbongkar suatu rahasia yang selama ini menjadi pertanyaan beberapa pengurus. Pertanyaan itu adalah, "Mengapa

setiap habis rapat, belum sampai satu jam, isi pembicaraan sudah sampai di telinga orang-orang tertentu? Apa mungkin karena ruang rapat tidak kedap suara?" Ternyata bukan ruangannya, tetapi ada anggota pengurus itu sendiri yang menceritakan setiap hasil rapat kepada orang-orang tertentu. Yang lebih memprihatinkan adalah bahwa si informan ini memang berhutang budi kepada orang-orang tersebut. Banyak uang dan bantuan materi lainnya yang sudah dia terima dari mereka untuk keperluan pengobatan dan hidup sehari-hari. Itulah informan bayaran!

Delila adalah informan bayaran. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa raja-raja kota orang Filistin masing-masing akan memberikan seribu seratus uang perak kepada Delila jika ia mau mencari dan memberikan informasi tentang rahasia kekuatan Simson. Jumlah raja-raja kota orang Filistin ada 5 orang (Hak 3:3). Yos 13:3 menyebut dengan jelas, "Mulai dari sungai Sikhor di sebelah timur Mesir sampai ke daerah Ekron ke arah utara -- semuanya itu terhitung orang Kanaan--; ada lima raja kota orang Filistin, yakni di Gaza, di Asdod, di Askelon, di Gat dan di Ekron --; dan orang Awi." Dengan demikian Delila menerima lima ribu lima ratus uang perak dari mereka. Jumlah yang sangat besar! Simson dihargai jauh lebih besar dibandingkan dengan Yusuf yang hanya 20 uang perak, bahwa Yesus yang hanya 30 uang perak. Itu artinya bahwa raja-raja kota orang Filistin sungguh ingin menyingkirkan Simson yang keberadaannya memang menjadi ancaman bagi mereka. Sebab, pada dasarnya memang Simson mempunyai kekuatan secara fisik yang bisa menghancurkan kota, penduduk, dan raja orang Filistin. Tidak demikian dengan Yusuf dan Yesus yang tidak mempunyai kekuatan fisik seperti itu. Uang sebesar itu juga bisa membeli tujuh kereta perang sekalian dengan kudanya. Dengan menerima uang sebesar itu dan mengorbankan orang yang mencintainya, sudah cukup menjadi bukti bahwa Delila itu mata duitan. Karena Delila informan bayaran, maka dia begitu mencintai uang dan akan berusaha mendapatkannya sekalipun harus mengorbankan orang lain.

Mengumbar rahasia, entah rahasia pribadi orang lain maupun rahasi kelompok jelas menjadi sesuatu yang sangat merugikan. Bukan hanya pihak lain yang akan dirugikan, cepat atau lambat si informan sendiri yang akan dirugikan. Dia akan menjadi orang yang tidak dipercaya lagi. Orang lain akan menjauh daripadanya dan menutup pintu relasinya dengannya. Mari, simpan setiap rahasia yang telah kita dengar.

Beda Antara Pemain dan Penonton

Pembacaan Firman:
*1 Korintus 9:24,
Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari....Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya.

Renungan:
Perbedaaan yang mendasar antara pemain dan penonton dalam sebuah pertandingan akbar, misal pertandingan sepak bola, adalah,

Pertama, jumlah pemain yang turun ke lapangan hanya 22 orang, dimana 1 tim terdiri dari 11 orang, namun 22 orang ini justru jadi pusat perhatian, sementara puluhan ribu penonton tak menonjol.

Kedua, pemain dibayar untuk bermain, penonton harus membayar untuk bisa melihat pertandingan.

Ketiga, pemain punya resiko kalah, tapi juga memiliki peluang untuk menang, sementara penonton sama sekali tidak kalah atau menang.

Keempat, pemain sedang berusaha mencetak sejarah, tetapi penonton hanya saksi dari sejarah.

Kelima, pemain melakukan action, penonton berkata-kata tanpa tindakan, dan setiap ejekan, cibiran, hinaan serta komentar penonton tidak menunjukkan bahwa penonton lebih baik dari pemain.

Tuhan tidak pernah menentukan kita umat-Nya hanya untuk menjadi penonton saja. Tuhan menghendaki agar kita turut dalam bertanding. Bukan menadi pengamat sejarah ataupun saksi sejarah, tapi kitalah orang-orang yang senantiasa mengukir sejarah.

Sayangnya, hanya sedikit dari antara kita yang mau jadi pemain yang senantiasa berjuang dan bersedia membayar harga untuk meraih keberhasilannya. Faktanya, dimana ada sebuah pertandingan, jumlah pemain selalu lebih sedikit dibanding jumlah penonton.

Pemain itu minoritas, penonton itu mayoritas. Namun yang minoritas ini justru lebih berpengaruh dibandingkan dengan yang mayoritas.

Anda dan saya adalah pemain, bukan hanya sekedar atau asal bermain saja, tetapi kita benar-benar fokus untuk raih keberhasilan. Melalui kemenangan atau keberhasilan yang kita raih, nama Tuhan di permuliakan.

Sebagaimana seorang juara membawa harum bagi negara yang di wakilinya, demikian juga kiprah kita dalam hidup ini, khususnya dalam studi, bisnis, pekerjaan dan pelayanan kita, senantiasa membawa harum bagi hormat dan kemuliaan nama Tuhan. Menjadi tanggung jawab kita semua, untuk selalu menghadirkan Kerajaan Allah dimuka bumi dan menyatakan Yesus kepada dunia, melalui pikiran, perkataan dan perbuatan kita.

Jangan tunggu esok hari, jika hari ini ada, kesempatan kenapa tidak?

Sesuai Dengan Rencana Tuhan

*Kejadian 45:7,
Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong.
[Bacaan Alkitab: Kejadian 45:1-28]

Banyak peristiwa yang terjadi dalam hidup manusia yang tidak dapat dimengerti, sehingga banyak pertanyaan timbul, mengapa hal ini mesti terjadi. Tetap

i lain halnya dalam hidup orang Kristen, kita percaya apapun peristiwa yang kita alami, pasti berjalan sesuai dengan rencana Tuhan. Mungkin kita sekali waktu mengalami peristiwa yang menyakitkan, mungkin di lain waktu kita mengalami peristiwa yang menyenangkan, yang jelas, apapun yang terjadi dalam hidup kita ini, Tuhan pasti punya rencana yang indah buat kita.

Kalau kita perhatikan peristiwa yang dialami Yusuf dalam Perjanjian Lama, sulit kita bayangkan bahwa semuanya itu memang rencana Allah bagi Yusuf. Serentetan persitiwa yang terjadi ketika Yusuf dimasukkan ke dalam sumur kosong, kemudian dijual kepada seorang pedagan (orang Ismael) dan dibawa ke Mesir, dan akhirnya Yusuf dibeli oleh Potifar, pegawai istana Firaun.

Semua yang terjadi dalam hidup Yusuf adalah rencana Allah sendiri agar apa yang Yusuf pernah mimpikan terwujud. Pertama kita lihat Yusuf mendapat kasih sayang Potifar dan memperoleh kuasa dalam rumahnya. Demikian juga melalui penderitaan yang dialami dalam penjara karena fitnahan dari isteri Potifar, Yusufpun dapat keluar dari penjara dengan cara Tuhan, dan pada akhirnya, dia diangkat sebagai penguasa di Mesir oleh Firaun. Di sini kita membaca, Yusuf diberi hikmat oleh Tuhan dalam menjalankan tugas negara dan berhasil mengumpulkan bahan makanan amat banyak sebelum tiba masa kelaparan. Ketika terjadi kelaparan diseluruh bumi, maka lumbung-lumbung di Mesir yang dikuasai Yusufpun penuh dengan bahan makanan, sehingga bangsa-bangsa datang ke Mesir untuk membeli makanan. Sungguh rencana Tuhan tidak pernah gagal. Yusuf juga menjadi penolong bagi saudara-saudaranya. Tetapi Yusuf tetap rendah hati dan dia mengerti, ini semua adalah rencana Allah. Sebagaimana katanya di Kejadian 45:5.

"Apapun yang kita alami, semuanya sesuai dengan rencana Allah."

Perempuan Yang Gigih

Hakim-Hakim 16:6-14

Agnes Monica adalah seorang penyanti yang telah memperoleh kesuksesan di dalam meniti kariernya. Ketika dia menyatakan keinginannya untuk go international, banyak orang mencibirkan bibirnya. Tetapi, sekarang orang bisa melihat bagaimana dia menancapkan tonggak kariernya di Amerika dan berbagai negara lainnya. Itu karena kegigihan!

Tidak bisa dipungkiri ba

hwa Delila telah memberikan contoh yang buruk bagi kaum wanita. Tetapi, ada satu hal positif yang terselip di antara keburukan-keburukan yang ada di dalam dirinya, yaitu kegigihannya. Kegigihan adalah keuletan di dalam berusaha. Alkitab mencatat tentang kegigihan Delila untuk mendapatkan informasi mengenai rahasia kekuatan Simson. Kesempatan emas pertama dia dapatkan karena dia ada di pihak yang dicintai. Pernyataannya pun sederhana dan terus terang, "Ceritakanlah kiranya kepadaku, karena apakah kekuatanmu demikian besar, dan dengan apakah engkau harus diikat untuk ditundukkan?" Kali ini dia gagal, karena Simson tidak memberitahukan dengan benar rahasi kekuatannya. Delila pun berusaha lagi. Pernyataan kedua dia awali dengan sedikit memojokkan Simson, "Sesungguhnya engkau telah mempermain-mainkan dan membohongi aku. Sekarang ceritakanlah kiranya kepadaku dengan apa engkau dapat diikat." Ini masuk akal, sebab mungkin pikirnya bahwa Simson akan terpojok, lalu menjawab dengan benar. Namun lagi-lagi dia gagal karena Simson tetapi menjawab dengan jawaban yang salah. Delila tidak putus asa. Dia berusaha untuk yang ketiga kalinya. Usaha yang ketiga pun gagal. Kalau zaman sekarang, pada umumnya orang akan berhenti berusaha kalau sudah tiga kali mengalami kegagalan di usaha yang sama. Entah apa yang menyebabkan angka tiga ini menjadi angka penutup dalam berusaha. Tetapi, tidak demikian dengan Delila, dia tetap gigih untuk berusaha mencapai hasil yang maksimal. Untuk yang keempat kalinya dia berusaha menemukan jawaban yang benar mengenai rahasia kekuatan Simson. Mungkin kita mengira rengekan Delila menunjukkan keputusasaannya. Mungkin juga orang memandangnya sebagai hal yang negatif. Tetapi, itu merupakan bagian dari usaha yang nyatanya membuahkan hasil. Simson pun memberitahukan rahasia kekuatannya kepada Delila.

Seorang motivator bertanya kepada audiensi, "Berapa kali Anda mengirim lamaran untuk mendapatkan pekerjaan?" Seseorang menjawab, "Sudah tujuh kali." "Tujuh kali Anda katakan 'sudah'?" katanya. "Saya mengirim lamaran sampai 160 kali. Sekarang Anda lihat, saya berada di dalam 'kesulitan' karena harus menolak tawaran dari beberapa perusahaan," lanjutnya. Betapa mudah kita menyerah ketika ada hambatan. Mungkin saja kita tidak terlalu pandai atau tidak terlalu terampil, tetapi kegigihan akan sangat menolong kita untuk memperoleh kesuksesan di dalam hidup kita. Ingat lirik lagu ini, "Ku tak akan menyerah pada apa pun juga sebelum kucoba semua yang kubisa."

"Mungkin tinggal satu kali lagi usaha untuk kita berhasil, tapi kita sudah berhenti di usaha yang ketiga dan kita gagal."

Allah Mahatahu


Pembacaan Firman:
*Mazmur 139:7-8,
Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau.

Renungan:
Seorang karyawan diminta untuk berdinas luar kota. Namun, kesempatan tersebut ia manfaatkan untuk bersantai dan jalan-jalan; sebab ia

merasa lepas dari pengawasan atasan. Pikirnya, atasan tidak akan tahu. Jika atasan menghubungi, ia punya ribuan dalih bahwa pekerjaan berjalan lancar.

Kebiasaan buruk serupa ini terkadang kita lakukan juga dalam kehidupan rohani. Kita bisa berlagak santai; menganggap bahwa Allah bisa dibatasi—tidak bisa terlibat jauh dalam segi-segi pribadi kehidupan dan pergaulan kita.

Pikiran seperti itu pernah menghinggapi Yunus. Tuhan meminta Yunus ke Niniwe untuk menyampaikan firman yang berisi teguran. Namun, Yunus menolak dan berusaha melarikan diri dari Tuhan. Ia pergi ke Tarsis—yang berlawanan arah dengan Niniwe. Mengapa Tarsis? Karena pikirnya, Tarsis adalah tempat yang cocok untuk menjauh dari Tuhan. Mungkin Yunus berpikir seperti kebanyakan orang Israel: Allah hanya hadir di tanah Israel. Tak mungkin Allah ada di negeri asing seperti Tarsis.

Kerap kali kita juga berpikir seperti Yunus. Entah berapa banyak di antara kita yang berpikir Allah hanya ada di persekutuan atau gereja. Allah tidak hadir di tempat kita bekerja, di sekolah, atau di kamar pribadi kita. Sehingga tatkala kita ada di tempat-tempat yang kita pikir Allah tidak hadir, kita merasa bebas berbuat dosa. Ini jelas salah! Kita harus belajar dari pemazmur yang berkata, “Ke manakah aku akan menjauhi Roh Tuhan? Di dunia orang mati pun ada Tuhan!”

Kita tak dapat bersembunyi dari Allah Yang Mahatahu. Bahkan jika kita ada di kegelapan klub malam pun, Allah tahu. Jadi, takutlah untuk berbuat dosa. Di mana pun dan kapan pun.

BODOHLAH ORANG YANG BERPIKIR DAPAT MENYEMBUNYIKAN DOSA DI HADAPAN ALLAH YANG MAHATAHU!

Rencana Tuhan Bagi Anda

*Mazmur 32:8,
Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kau tempuh.
[Bacaan Alkitab: Yeremia 29:11]

Guru Alkitab Paul E. Little menulis, "Di Konvensi Urbana pada tahun 1948, Dr. Norton Sterret bertanya, 'Berapa banyak dari Anda yang peduli dengan kehendak-Nya bagi Anda untuk hari ini?' Pertanyaan itu membuat saya merasa seperti ada orang yang menarik l

eher saya. Waktu itu saya masih mahasiswa dan tidak tahu apa yang harus saya lakukan setelah kuliah saya selesai. Saya mengikuti pertemuan-pertemuan, membaca buku-buku penuntun, mencoba menemukan resep keberhasilan orang lain. Saya frustasi ketika saya mencoba mencari kehendak Allah. Saya berusaha melakukan segala sesuatu untuk masuk dalam khadirat Allah, dan meminta-Nya untuk menunjukkan kehendak9Ya kepada saya.

Boleh saya mengajukan pertanyaan yang sama kepada Anda: Apakah Anda menghabiskan waktu lima menit sehari, meminta Allah untuk menunjukkan kehendak-Nya kepada Anda?"

Ketika kita berdoa, Tuhan seringkali memberikan kepada kita keyakinan melalui Roh Kudus, bahwa apa yang akan kita lakukan atau inginkan itu benar atau memang patut dilakukan. Peneguhan seperti ini berbeda dari emosi yang timbul mendadak yang membuat kita hari ini "tergerak" naik pesawat ke Hong Kong dan esoknya membuat kita menyesali keputusan yang kita ambil. Petunjuk Tuhan tidak seperti itu. Peneguhan Roh Kudus memperkuat keyakinan kita mengenai apa yang kita lakukan, dan walaupun kita mengenali situasi-situasi lain, kita tahu bahwa ini merupakan kehendak Allah bagi kita.

"Pekalah dengan kehendak-Nya!"

JANGAN MENILAI SESEORANG DARI PENAMPILAN FISIKNYA

Pembacaan Firman:
*1 Samuel 16:7,
Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."

Renungan:
Seorang anak lelaki memasuki Pet Shop bertuliskan :"Dijua

l Anak Anjing"

Ia bertanya, "Berapa harga seekor anak anjing?"

Pemilik toko menjawab, "Sekitar 30 sampai 50 Dollar."

Anak itu berkata, "Aku hanya mempunyai 23,5 Dollar. Bisakah aku melihat-lihat anak anjing itu?"

Pemilik toko tersenyum. Ia lalu bersiul. Tak lama kemudian muncullah lima ekor anak anjing sambil berlarian. Tapi ada seekor yang tampak tertinggal di belakang.

Anak itu bertanya, "Kenapa anak anjing itu?"

Pemilik toko menjelaskan bahwa anak anjing itu menderita cacat karena kelainan di pinggul saat lahir.

Anak lelaki itu tampak gembira dan berkata, "Aku beli anak anjing itu."

Pemilik toko menjawab, "Jangan, jangan beli anak anjing cacat itu, Nak. Jika kau ingin memilikinya, aku akan berikan saja untukmu."

Anak itu kecewa. Ia menatap pemilik toko itu dan berkata, "Aku tak mau diberikan cuma-cuma. Meski cacat, harganya sama seperti anak anjing lainnya. Aku akan bayar penuh. Saat ini uangku 23,5 Dollar. Setiap hari aku akan mengangsur 0,5 Dollar sampai lunas."

Tetapi lelaki itu menolak, "Nak, jangan beli anak anjing ini. Dia tidak bisa lari cepat, tidak bisa melompat dan bermain seperti anak anjing lainnya."

Anak itu terdiam. Lalu ia menarik ujung celana panjangnya. Dan tampaklah kaki yang cacat.

Ia menatap pemilik toko itu dan berkata, "Tuan, aku pun tidak bisa berlari cepat. Akupun tidak bisa melompat-lompat dan bermain-main seperti anak lelaki lain. Oleh karena itu aku tahu, bahwa anak anjing itu membutuhkan seseorang yang bisa mengerti penderitaannya."

Pemilik toko itu terharu dan berkata, "Aku akan berdoa setiap hari agar anak-anak anjing ini mempunyai majikan sebaik engkau."

Nilai kemuliaan hidup bukanlah terletak pada status ataupun kelebihan yang kita miliki, melainkan pada apa yang kita lakukan berdasarkan pada Hati Nurani. Yang mengerti dan menerima kekurangan.

Jangan melihat penampilan fisik seseorang karena tdk selamanya penampilan fisik itu menjamin pribadi yang memuliakan Kristus.

"Keindahan fisik bukanlah jaminan keindahan batinnya"

Terlalu Besar Hikmat Tuhan

*Ayub 8:3,
Masakan Allah membengkokkan keadilan? Masakan Yang Mahakuasa membengkokkan kebenaran?
[Bacaan Alkitab: Ayub 8:1-22]

Terlalu besar dan sulit dimengerti hikmat Allah untuk dipikir dengan akal manusia. Karenanya banyak anak Tuhan mengeluh dan bahkan menggerutu kepada Tuhan bila mengalami penderitaan. Andaikan saja setiap anak Tuhan mau berfikir sejenak dan meno

leh kebelakang ke masa yang lalu, bukankah perbuatan Tuhan yang besar dan pertolongan tangan-Nya yang ajaib, telah pernah kita alami? Apakah Allah berubah sesuai dengan perjalanan waktu?

Yang pasti bahwa Allah tidak pernah punya rencana untuk membuat menderita ciptaan-Nya, dan apapun yang Dia perbuat atas diri kita, tentu ada rencana yang indah dalam kehidupan kita, walaupun kita tidak mengerti sebelumnya.

Seperti halnya apa yang dialami Ayub. Dia mengalami penderitaan yang dahsyat tanpa ada pemberitahuan atau tanda-tanda lebih dahulu dari Tuhan. Bukankah Tuhan sendiri mengakui bahwa Ayub adalah seorang yang saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan (Ayub 1:8). Apa yang kurang pada diri Ayub?

Ayub merasa bahwa dirinya benar di hadapan Allah, sehingga ketika penderitaan menimpa dirinya, Ayub berani melawan Tuhan dengan berkata: " . . . aku lebih suka dicekik dan mati dari pada menanggung kesusahanku. Kalau aku berbuat dosa, apakah yang telah kulakukan terhadap Engkau, ya Penjaga manusia? Mengapa Engkau menjadikan aku sasaran-Mu, sehingga aku menjadi beban bagi diriku? Dan mengapa Engkau tidak mengampuni pelanggaranku, dan tidak menghapuskan kesalahanku?" (Ayub 7:15, 20, 21a).

Tetapi syukur ada Bildad yang membela keadilan Tuhan dengan berkata: "Berapa lamakah lagi engkau akan berbicara begitu, dan perkataan mulutmu seperti angin yang menderu? Masakan Allah membengkokkan keadilan? Masakan Yang Mahakuasa membengkokkan kebenaran? Tetapi engkau, kalau engkau mencari Allah, dan memohon belas kasihan dari Yang Mahakuasa, kalau engkau bersih dan jujur, maka Ia akan bangkit demi engkau dan Ia akan memulihkan rumah yang adalah hakmu." (Ayub 8:2, 3, 5, 6).

Setelah Ayub mencabut kata-katanya dan memohon belas kasihan, Allah memulihkan keadaannya.

"Tiap proses pasti sakit, tetapi percayalah tangan Tuhan yang memproses yang tidak pernah salah."

Pengkhianat Cinta

Hakim-Hakim 16:20-21; Amsal 13:2

Ada yang berpendapat bahwa Simson adalah petualang cinta. Tetapi, jika melihat definisi petualang cinta, sepertinya Simson tidak seperti itu. Petualang cinta adalah orang yang suka mempermainkan perasaan cinta pasangannya dengan cara berpindah-pindah daru satu cinta ke cinta yang lain. Memang ada tiga perempuan yang pernah dia singgahi, tetapi it

u dalam waktu yang berbeda-beda. Perempuan pertama adalah mantan isterinya. Mengenai perempuan ini, Simson berkata bahwa dia menyukainya. Namun, hubungan mereka berakhir karena perempuan tersebut oleh ayahnya diberikan kepada kawan Simson. Bahkan akhirnya dia tewas dibakar oleh orang Filistin. Perempuan kedua adalah perempuan sundal di jalan ke Gaza. Tidak ada cinta di sini, yang ada hanya nafsu. Hubungan mereka berakhir begitu saja. Perempuan ketiga adalah Delila. Alkitab mengatakan dengan jelas bahwa Simson jatuh cinta kepadanya.

Alkitab tidak menjelaskan hubungan resmi antara Simson dengan Delila. Yang dijelaskan adalah betapa kuatnya cinta Simson kepada Delila. Tercatat ada empat kali Delila mengkhianati Simson. Tiga kali pengkhianatan tidak berhasil menghancurkan Simson. Kebanyakan orang, sekali saja dikhianati, dia akan meninggalkan orang yang mengkhianatinya. Tetapi, Simson tidak mau meninggalkan Delila. Itu karena cinta. Pengkhianatan keempat dimulai dengan bukti yang lebih kuat lagi betapa hebatnya cinta Simson kepada Delila. Simson mau menceritakan segala isi hatinya, yaitu yang berhubungan dengan rahasia kekuatan dirinya. Bukankah ini seharusnya membuat Delila tergugah hatinya dan sadar untuk membalas cinta Simson dengan cara mencintainya sepenuh hati? Namun, tidak demikian dengan Delila! Dia malah menganggap ini merupakan kesempatan untuk membuat Simson hancur di tangan raja-raja kota orang Filistin yang membayarnya. Pengkhianatan pun dilakukan dan hancurlah Simson. Setelah itu, tidak terdengar lagi kabar tentang Delila. Sementara Simson berada di dalam penghinaan musuhnya, Delila tidak menampakkan batang hidungnya. Itulah pengkhianat sejati!

Di hadapan manusia, mungkin pengkhianatan cinta dianggap sebagai satu masalah kecil dibandingkan dengan pengkhianatan kepada organisasi atau bahkan kepada negara. Tetapi di hadapan Tuhan, pengkhianatan cinta tetap merupakan masalah serius. Ini adalah tindakan mempermainkan perasaan orang lain dan tidak mungkin Tuhan setuju dengan tindakan ini. Apalagi kalau pengkhianatan cinta itu berakhir pada penderitaan orang yang dikhianati. Andai kita memang merasa tidak cocok dengan seseorang, jangan terima cintanya. Terus terang adalah lebih baik daripada mengkhianati cintanya di kemudian hari. Bagi pasangan suami-istri, jauhkan niat untuk selingkuh. Setialah kepada pasanganmu, karena itulah yang berkenan kepada Tuhan dan mendatangkan berkat bagi keluarga.

"Apa pun godaannya, orang benar akan berusaha untuk setia kepada pasangannya."

Tutup Lubang atau Gali Lubang

Pembacaan:
*Roma 6:12,
Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.

Renungan:
Di waktu usia saya masih remaja, seorang teman bertanya kepada saya, “Berapa lama kamu tinggal dalam kamarmu?”, lalu saya berpikir, seingat saya, kamar itu menjadi milik saya sejak saya berusia 10 tahun, jik

a waktu itu saya berusia 17 tahun, berarti kurang lebih sudah 7 tahun saya tinggali kamar itu.

Lalu teman saya bertanya lagi “Selama tujuh tahun kamu tinggal di dalam kamarmu, apakah kamu tahu, adakah lantai kamarmu yang lubang sehingga itu membahayakanmu?”,

Saya berpikir lagi 'kenapa tidak, jelas tahu dong', eh…dia masih bertanya lagi, “Setelah kamu tahu itu membahayakanmu apa yang
kamu lakukan?”.

Saya semakin tidak mengerti arah pembicaraannya, lalu saya balik bertanya “Memangnya kenapa? Apa lantai kamarmu rusak, atau mau renovasi kamar?” Dia malah tersenyum dan menjawab “Ya saya mau renovasi kamar, kamar hati saya”, mendengar itu saya semakin bingung, apa sih maunya, kok semakin tidak jelas.

Ternyata dia menjelaskan bahwa pertanyaan di atas hanyalah ilustrasi belaka tentang pertobatan seseorang!

Pertama-tama ketika dia baru saja bertobat mungkin sesekali dia jatuh ke dalam dosa yang sama, akan tetapi jika bertahun-tahun kondisinya tetap dia jatuh dalam dosa yang sama, itu berarti bukanlah pertobatan. Sama seperti saya yang telah tinggal selama tujuh tahun dalam kamar saya, akan tetapi saya tetap saja tidak tahu bahwa kamar saya itu berlubang bahkan tidak ada keinginan untuk menutup lubang itu, sehingga setiap kali saya harus jatuh dalam lubang yang sama di dalam kamar saya sendiri, bukankah itu adalah sesuatu kekonyolan?

Karena seseorang yang bertobat adalah orang yang benar-benar menutup lobang dosanya yang artinya dia benar-benar meninggalkan dosa itu.

Hal-Hal Yang Menggoncangkan Iman

*Matius 14:30,
". . . ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam."
[Bacaan Alkitab: Matius 14:22-32]

Tak ada perkara yang mustahil bagi orang percaya, seperti yang juga dialami Petrus. Ia dapat berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Selama Petrus mengarahkan matanya ke Yesus, ia sanggup berjalan di atas air, bahkan di atas gelombang laun. Tet

api apa yang terjadi ketika Petrus berpaling dari Yesus dan memandang gelombang laut? Ketika dilihatnya ombak besar yang seolah-olah akan menerjangnya, Petrus mulai tenggelam.

Ombak menakutkan yang menyebabkan Petrus tenggelam inilah yang menjadi penyebab banyak orang Kristen tenggelam dalam masalahnya bahkan tak sanggup bangkit kembali. Banyak orang Kristen kehilangan sukacita, kebahagiaan, dan kesejahteraan yang telah Allah berikan kepada mereka. Tak ubahnya dengan Petrus, mereka juga mulai melihat, mendengarkan, dan merasakan serangan iblis. Mereka mulai melihat gelora kesedihan, penyakit, depresi, dan kesulitan ekonomi yang menyerang mereka. Mereka tenggelam oleh macam-macam perkara yang merupakan badai. Ada dua hal, yakni:

Pertama: Perkara yang menenggelamkan kita ialah apa yang kita rasakan, seperti yang dirasakan Petrus. (Matius 14:30).
Kedua: Perkara yang membimbangkan Petrus ialah apa yang ia lihat. Petrus melihat serangan gelora laut saat itu, lalu tenggelamlah ia. Apa yang Anda lihat di TV, surat kabar dan majalah yang selalu memuat berita-berita yang menakutkan, perkara-perkata itu yang menggoncangkan iman.

Kami ingin sampaikan kepada Anda, yaitu rebutlah kembali dengan iman apa yang Tuhan berikan kepadamu. Klaim (tuntut) janji-janji Tuhan, tak usah gentar karena situasi yang sedang dihadapi. Anda tak perlu tahu bagaimana cara Allah menggenapi firman-Nya untuk memenuhi kebutuhan Anda, pokoknya pegang janji Allah dengan iman. Tuntut janji-Nya: "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:19).

"Pandanglah Yesus!"

Delila Dan Ular Di Taman Eden

Kejadian 3:1-6

Ketika melihat Tatang di dalam sebuah acara di televisi, saya langsung bertanya, "Itu Gepeng ya?" "Bukan, itu Tatang," jawab istri saya. "Kok mirip ya wajahnya, gayanya, lucunya?" tanya saya lagi. "Ya iyalah, Tatang itu kan anaknya Gepeng," kata istri saya. Tatang memang bukan Gepeng, tetapi ada beberapa persamaan di antara kedua pribadi tersebut.

Del

ila memang bukan ular di Taman Eden, sebab Delila itu manusia dan ular itu Iblis. Tetapi, ada dua persamaan di antara kedua pribadi itu. Delila dan ular di Taman Eden hanya tampil sejenak di hadapan orang yang digodanya. Kisah tentang Delila dan Simson hanya dicatat 18 ayat saja. Tetapi, penampilan Delila yang sesingkat itu di hadapan Simson telah menelurkan sebuah kisah yang akan dikenang sepanjang masa. Kisah yang terus akan menjadi peringatan bagi setiap laki-laki untuk tidak sembrono di dalam masalah percintaan. Kisah yang membuat kaum wanita tercoreng karena pengkhianatan yang dilakukan Delila. Demikian juga dengan ular, dia hanya tampil sejenak di hadapan Hawa. Hanya ada 15 ayat saja yang megisahkan hubungan antara dirinya dengan Hawa, yang secara intens hanya 5 ayat saja. Namun, penampilan ular yang singkat itu telah mengubah sejarah manusia. Itulah hebatnya Delila dan ular di Taman Eden. Di samping itu, Delila dan ular di Taman Eden hadir untuk menghancurkan. Simson bukan manusia sempurna, tetapi dia seorang nazir Tuhan. Menarik untuk diperhatikan bahwa mantan istrinya dan perempuan sundal tidak sanggup menghancurkan Simson. Tetapi, Delila tampil dan menghancurkan Simson dengan cara melanggar aturan kenaziran. Simson yang dikenal sebagai manusia terkuat itu, menjadi orang yang harus dituntun oleh seorang anak kecil. Dia yang bisa mengalahkan begitu banyak musuh, menjadi orang yang dengan mudah dibelenggu. Dia yang dipuji dan ditakuti oleh kawan dan lawan, menjadi orang terhina. Karena Delila, karier Simson pun berakhir. Kalau kita ada pada saat itu, mungkin kita awalnya akan berkata, "Hebat ya Samson, tiada lawan." Di kemudian hari kita akan berkata, "Kasihan Samson." Tidak beda dengan kehadiran ular di hadapan Hawa. Ular menghancurkan persekutuan Hawa dengan Tuhan. Ular menganggu keharmonisan hubungan antara Hawa dengan Adam. Ular menghancurkan kenyamanan hidup sebagai umat Tuhan dan menyebabkan timbulnya kesengsaraan bagi Hawa. Kehancuran ini bukan hanya dialami Hawa, tetapi merembet kepada Adam dan menurun kepada seluruh umat manusia.

Saat ini ada Delila-Delila modern, juga masih ada ular yang siap menghancurkan kita. Kalau kita tidak waspada, karier kita bisa terhenti dengan segera. Perhatikan para koruptor yang sudah ditahan. Perhatikan juga hamba Tuhan yang jatuh dalam dosa. Untuk itu, jangan tergiur oleh kesenangan sesaat yang disodorkan di hadapan kita. Tetaplah teguh dan bertahan dalam kekudusan dan kebenaran, maka karier kita akan menanjak dan bukan hancur.

"Setiap orang percaya akan diperhadapkan kepada godaan yang membawa kepada kehancuran. Waspadalah!"

Menangkan Pertempuran Bagi Keuangan Anda

*Galatia 2:5,
Tetapi sesaatpun kami tidak mau mundur dan tunduk kepada mereka, agar kebenaran Injil dapat tinggal tetap pada kamu.
[Bacaan Alkitab: Yesaya 55:8-13]

Saat Anda menunggu bagi penuaian keuangan Anda, Anda harus menyadari bahwa Tuhan mempunyai tujuan ilahi di waktu-waktu mendatang meskipun Anda tidak mengerti penundaan ini: "Sebab rancangan-Ku

bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu. Sebab seperti huja dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabus dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya." (Yes. 55:8-11).

Saat Anda menunggu, tolak untuk berdosa dengan mulut Anda. Musuh Anda bereaksi dengan kata-kata Anda. Ada satu kuasa yang dahsyat dalam kata-kata: "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya" (Amsal 18:21). Jika Anda merasa ragu dan tidak percaya, Anda menggerakkan setan. Jangan memperkatakan kata-kata yang membesarkan hati musuh Anda karena. . .
". . . menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum" (Matius 12:37).

Daripada menggerutu dan mengeluh saat Anda menunggu, pujilah Tuhan untuk penuaian yang akan Anda peroleh: "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu" (1 Tes. 5:18).

Jika Anda sungguh-sungguh percaya, Tuhan berjanji Anda akan memperoleh tuaian Anda. Memenangkan pertempuran bagi keuangan Anda seperti di dalam area kehidupan yang lain, melibatkan lebih dari satu pertempuran. Anda mungkin jatuh dan bangun selama pertempuran ini, tetapi ingat . . . "Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk" (Mazmur 145:14).

Jangan pernah menyerah. Teruslah maju lagi dan lagi dan lagi. Anda tidak dapat membuat rencana untuk mundur. Anda hanya dapat maju. Mujizat Anda terjadi dengan cara ini! Katakan dengan keras: "Aku tidak mempunyai rencana untuk mundur. Aku hanya dapat maju. Aku tidak akan pernah menyerah!!!"

"Perkataan kita adalah nabi masa depan."

Memengaruhi VS Dipengaruhi

Matius 5:13-16

Mungkin setiap kita tahu yang namanya termometer ataupun termostat. Termometer dan termostat mempunyai nama yang agak mirip, namun sesungguhnya sangat berbeda di dalam fungsinya. Termometer adalah alat pengukur suhu. Jika suhu dingin, termometer akan menunjuk pada angka rendah. Jika suhu panas, ia akan menunjuk pada angka yang tinggi. Dengan kata lain, na

ik turunnya angka penunjuk termometer dipengaruhi oleh keadaan suhu. Lain halnya dengan termostat. Termostat adalah alat pengatur suhu. Kita bisa mengatur suhu berdasarkan angka penunjuk termostat. Jika kita ingin suhu menjadi panas, kita bisa mengaturnya dengan menaikkan angka penunjuk termostat. Demikian juga jika kita ingin suhu menjadi dingin, kita dapat menurunkan angka penunjuknya. Dengan kata lain, panas dinginnya suhu ruangan dipengaruhi oleh termostat. Jadi, termometer "dipengaruhi" oleh keadaan sekitarnya, sedangkan termostat "memengaruhi" keadaan sekitarnya.

Jika kita menganalogikan orang Kristen sebagai termometer dan termostat, maka orang Kristen bisa dikategorikan menjadi dua jenis, yakni: orang Kristen termometer dan orang Kristen termostat. Orang Kristen termometer adalah orang Kristen yang hidupnya sangat dipengaruhi oleh keadaan orang-orang di sekitarnya. Jika orang-orang di sekitarnya hidup secara benar, maka ia pun akan hidup secara benar. Tetapi jika orang-orang di sekitarnya cenderung berbuat dosa, maka ia juga akan ikut-ikutan berbuat dosa. Sedangkan orang Kristen termostat adalah kebalikannya. Mereka selalu berusaha hidup secara benar sesuai firman Tuhan, sekalipun harus tinggal di lingkungan orang-orang yang berbuat dosa. Mereka tidak mau mngikuti perbuatan orang-orang di sekitarnya, malahan mereka memengaruhi orang-orang di sekitarnya itu dengan nilai-nilai Kerajaan Sorga.

Tuhan ingin setiap kita menjadi orang Kristen termostat, yang harus memengaruhi orang-orang di mana kita berada, bukan menjadi orang Kristen termometer, yang justru dipengaruhi oleh orang-orang di sekitar kita. Itulah sebabnya Tuhan Yesus menyebut kita sebagai garam dan terang dunia. Sebagai garam kita dituntut untuk memberi "rasa sedap" pada dunia sekitar kita, sebagaimana masakan menjadi sedap ketika dibubuhi dengan garam. Sedangkan sebagai terang kita dituntut untuk menerangi kegelapan di sekitar kita, sebagaimana sebuah ruangan gelap yang menjadi terang ketika disinari oleh pelita.

Agar kita dapat berfungsi sebagai garam dan terang, maka kita harus hidup sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, baik di dalam berkata-kata maupun di dalam bertindak. Dengan demikian mereka yang belum percaya Yesus boleh melihatnya dan memuliakan Bapa di Sorga. Karena itu di mana pun kita berada: di tempat kerja, di sekolah, ataupun di lingkungan tempat tinggal, hendaklah kita menjadi orang Kristen termostat, bukan orang Kristen termometer.

"Jika Anda tidak dapat memengaruhi dunia sekitar Anda, maka Andalah yang akan dipengaruhinya."

Danau Galilea dan Laut Mati

Pembacaan Firman:
*Efesus 4:2,
Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.

Renungan:
Apakah persamaan dan perbedaan antara Danau Galilea dan Laut Mati?

Persamaannya adalah Danau Galilea dan Laut Mati berasal dari sumber mata air yg sama, yaitu melalui Sungai Yordan.

Perbedaan yang paling utama adalah....
Danau Galilea adalah sebuah danau, sedangkan Laut Mati adalah sebuah laut.

Dan ada perbedaan yang sangat penting di antara keduanya, yang dapat kita jadikan pelajaran. Danau Galilea sangat Indah. Sekelilingnya ditumbuhi berbagai jenis tanaman, dan banyak berbagai jenis ikan dan tumbuhan di dalam danau ini, hidup dan berkembang. Dan banyak orang yang bermukim di sekitar danau ini. Sebaliknya Laut Mati dan sekitarnya adalah tempat yang tidak bisa ditinggali. Tak ada spesies yang dapat hidup di dalam maupun di sekeliling laut ini karena kadar garamnya yang sangat tinggi. Bukan itu saja, bau di sekitar laut ini juga sangat tidak sedap.

Mengapa keduanya bisa sangat berbeda? Padahal mereka berasal dari sumber mata air yang sama?

Hal ini dikarenakan Danau Galilea "menerima dan memberi". Danau Galilea meneruskan airnya ke danau yang lain yang juga memanfaatkannya. Sedangkan Laut Mati "menerima dan menyimpan" untuk dirinya sendiri saja. Air yang masuk ke sini tidak akan keluar lagi.

Sebagai manusia, kita jangan hanya bisa atau cuma menerima saja, tapi kita juga harus bisa memberi....
Apa saja yang kita pernah terima dan miliki... talenta/kemampuan, kekayaan, kepandaian, waktu dan tenaga ... Jangan hanya dinikmati buat diri sendiri, tapi berbagilah terutama pada mereka yang membutuhkan, sehingga "berkat" ini bisa dimanfaatkan dan menjadi alat kemuliaanNya.

Apa Latar Belakangmu?

*1 Samuel 16:17,
. . . Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.
[Bacaan Alkitab: Matius 15:21-28]

Seorang penulis terkenal melakukan hal ini di depan para peserta seminar, ia mengacungkan uang sebesar Rp50.000,00 di depan

peserta dan menanyakan, "Siapa yang menginginkan uang ini?" Semua tangan mengacungkan tangannya. "Baik, bagaimana kalau begini?" Ia kemudian membanting uang itu ke lantai dan menginjak-injaknya, sekarang uang itu menjadi kumal dan kusam dan ia bertanya sekali lagi. "Sekarang, siapa yang masih tetap menginginkan uang ini?" Sekali lagi semua peserta mengacungkan tangannya. "Nah, Saudara-saudara! Hari ini Anda mendapat pelajaran yang berharga siapapun Anda, dengan tak mempedulikan latar belakangnya maupun keadaannya Anda sangat berharga dan spesial!"

Sewaktu perempuan Kanaan (Injil Markus menerangkan bahwa wanita ini berkebangsaan Yunani keturunan Siro-Fenesia, Markus 7:25a) datang kepada Tuhan Yesus dan meminta agar Ia menyembuhkan anaknya (ayat 22), Ia menolaknya dengan alasan kedatangan Tuhan untuk bangsa Yahudi terlebih dahulu, bukan untuk bangsa lain (ayat 26). Paulus menjelaskan sikap Tuhan Yesus ini dalam Roma 11:28-29. Namun wanita ini sekali lagi menunjukkan imannya dengan perkataannya di ayat 27 sekalipun berkat sisa, ia rela. Tuhan Yesus menanggapi iman wanita ini dan menyembuhkan anaknya sekalipun ia orang Kafir (karena bangsa Yunani atau Kanaan adalah penyembah berhala). Tuhan Yesus tidak memperdulikan latar belakangnya namun yang dilihat-Nya adalah iman dan hati wanita ini.

Saudara, melalu firman ini kita belajar apapun keadaan dan latar belakang Saudara, Ia tidak melihat itu. Namun Ia mau melihat hati dan iman Saudara yang rela datang kepada-Nya memenuhi undangan-Nya: "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu." (Matius 11:28).

"Jangan menyerah, tetap percaya!"

Sangat Berharga

Mazmur 139:13-16

Dr. M. R. De Haan, yang meninggalkan prakteknya sebagai dokter untuk masuk ke dalam pelayanan kependetaan, menulis sebagai berikut, "Betapa besarnya potensi yang ada dalam tubuh kita ini. Jikalau ukuran tubuh Anda sedang, maka setiap hari selama 24 jam, Anda akan bisa melakukan fungsi-fungsi berikut ini: Jantung Anda bisa berdenyut 103.689 kali; darah Anda bisa be

redar 168.000.000 mil; Anda bisa bernapas 23.040 kali; Anda bisa menghirup udara 131 meter kubik; Anda bisa makan di antara 1.362 sampai 1.816 gram makanan, minum hampir 3 liter air, berkeringat lebih dari 1 liter melalui kulit, dan tubuh Anda bisa mempertahankan suhu 36,6 derajat celcius di dalam semua kondisi cuaca; Anda bisa bergerak dan menggunakan lebih dari 700 otot, bisa menggunakan 7.000.000 sel otak; untuk laki-laki bisa mengucapkan 4.800 kata, dan untuk perempuan bisa berjalan 7 mil."

Hm, betapa tubuh kita menyimpan potensi yang luar biasa, yang tidak dimiliki oleh ciptaan Tuhan yang lainnya, seperti halnya hewan. Manusia diciptakan Tuhan begitu mulia, seturut gambar dan rupa-Nya sendiri. Dan dalam nas bacaan kita hari ini, kita diingatkan kembali akan kemahakuasaan Tuhan yang menciptakan kita. Inilah salah satu bagian Alkitab yang secara terperinci membahas penciptaan manusia serta organ-organ tubuhnya, "Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku . . . Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak," (Mzm 139:13; 15-16a). Tuhan menciptakan kita secara sempurna. Dan kita sangat berharga di mata-Nya. Namun sayang, banyak sekali orang tidak menyadari akan hal ini. Banyak orang yang mempunyai citra diri yang buruk, dengan memandang diri mereka begitu rendah dan tidak berharga. Hal ini sering kali terjadi pada para pemuda dan remaja. Para pemuda dan remaja sering kali merasa rendah diri atau minder dan merasa tidak puas akan keadaan fisik mereka. Mereka suka membanding-bandingkan diri mereka dengan orang lain. Sering kali mereka merasa terlalu gemuk, terlalu kurus, terlalu pendek, terlalu tinggi, merasa kurang mancung, kurang putih, dan lain sebagainya. Hal ini tentu tidak perlu terjadi seandainya mereka menyadari bagaimana ajaibnya tubuh mereka oleh karena Tuhan telah ciptakan secara sempurna.

Bagaimanapun keadaan fisik kita saat ini, kita tidak perlu merasa rendah diri. Kita harus selalu menyadari bahwa kita adalah orang yang sangat berharga di mata Tuhan. Dunia boleh melihat kita sebagai orang yang kurang berharga, namun Tuhan sendiri menilai kita sangat berharga. Sebaliknya, hendaklah kita bersyukur kepada Tuhan yang telah menciptakan tubuh kita begitu ajaib, serta mempersembahkannya untuk kemuliaan-Nya.

"Meskipun orang lain meremehkan kita karena keadaan fisik kita, kita tetaplah berharga di mata Tuhan."

APA YANG ADA PADAMU

Pembacaan Firman:
*Markus 6:38,
Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!" Sesudah memeriksanya mereka berkata: "Lima roti dan dua ikan."

Renungan:
Mukjizat lima roti dan dua ikan diawali dengan belas kasihan Yesus (ayat 34). Namun rupanya Yesus tidak bermaksud bekerja sendirian. Ia meminta partisipasi dari pihak orang banya

k. Sabda-Nya, "Berapa banyak roti yang ada padamu?" Bahkan tidak hanya bertanya, Dia juga menekankan perlunya partisipasi itu. Mari perhatikan sabda lanjutan-Nya, "Cobalah periksa!" Dan, akhirnya dari hasil pemeriksaan itu, mereka mendapatkan lima roti dan dua ikan.

Mukjizat Tuhan tidak dilakukan di dalam kehampaan. Yesus meminta kita untuk mengambil bagian. Apabila kita mengelak dengan mengatakan bahwa kita tidak memiliki apa pun, Yesus akan masuk lebih dalam dan Dia akan berkata, "Coba periksa dulu ... periksa ... periksa ... apa yang ada padamu!" Dan bila kita sudah menemukannya, bawalah itu kepada-Nya. Dia akan mengambilnya ... menengadah ke langit, mengucapkan berkat atas apa yang kita bawa, dan memberkatinya, kemudian menggunakan hal itu demi menjadi berkat yang lebih berarti bagi hidup orang-orang lain di sekitar kita.

Kita belajar satu hal penting dari kisah lima roti dua ikan yang menjadi makanan untuk lima ribu orang dan bersisa dua belas bakul. Mukjizat Tuhan dimulai dengan belas kasihan Tuhan yang berpadu dengan keterlibatan dari umat yang bersedia.

Adakah Anda bersedia dipakai menjadi saluran mukjizat Tuhan? Periksalah apa yang ada pada Anda dan bawalah itu kepada Yesus agar diberkati dan dipakai-Nya. Dia tidak pernah meminta apa yang Anda tidak punya. Dia meminta apa yang Anda punya. Anda mengatakan bahwa Anda tidak punya apa-apa? Cobalah periksa dulu!

"BAWALAH TALENTA ANDA KEPADA TUHAN DIA AKAN MELIPATGANDAKANNYA"

Tidak Ada Kompromi

Markus 6:14-29

*Markus 6:18,
Karena Yohanes pernah menegor Herodes, tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!

Dengan jujur kita katakan bahwa hidup sebagai orang-orang percaya di zaman ini tidaklah mudah. Kita dihadapkan dengan banyaknya pilihan yang ditawarkan dunia kepada kita, hal ini seringkali membuat kita bimbang dan kita mencoba menawar kebenaran dengan membuat kom

promi dengan apa yang sesungguhnya dilarang Tuhan.

Hal ini pernah terjadi dalam kehidupan seorang raja yang bernama Herodes. Sesungguhnya hati Herodes mengetahui bahwa apa yang dikatakan Yohanes Pembaptis adalah benar. Tetapi Herodes tidak mengambil sikap yang tegas. Itulah sebabnya, Herodes tidak dapat menerima teguran Yohanes, tetapi dia juga tahu siapa Yohanes itu, sebab itu dia menolak untuk membunuh Yohanes. Memang sepertinya nasib Yohanes ada di tangan Herodes, maka ketika anak Herodias meminta kepala Yohanes, hal ini membuat kedudukan Herodes pada posisi yang sulit. Karena Herodes dalam keadaan terjepit, maka dia terpaksa memenggal kepala Yohanes Pembaptis.

Dalam Alkitab kita baca bahwa Herodes selanjutnya hidup dalam perasaan bersalah dan takut.

Demikian juga bagi kita umat Tuhan dewasa ini, hati kita harus selalu waspada atas setiap keputusan yang kita ambil. Kita semua pasti tahu bahwa iblis selalu membujuk, menjebak, merusak dan memojokkan kita. Sebagai anak-anak terang hidup takut akan Tuhan, kita selalu beroleh hikmat dari sorga, yang akan menjadikan mata hati kita terang dalam melihat segala sesuatu dan dengan pimpinan Roh Kudus sendiri kita selalu benar di dalam mengambil keputusan.

Tidak ada jalan lain, sebagai orang Kristen kita harus peka menghadapi berbagai pilihan, jangan ada kompromi atau mencoba memadukan cara-cara dunia dengan cara-cara Alkitabiah. Sikap tegas dengan disertai tekad untuk hidup sesuai firman Tuhan, adalah sesuatu yang tidak boleh kendor, apalagi suam-suam kuku. Kita harus cerdik, agar tidak terjebak dalam tipu muslihat dunia dan iblis.

"Ingat! Setiap pelanggaran terhadap firman Tuhan, adalah dosa."

Pandang Yesus

Bilangan 21:4-9; Yohanes 3:14-15

Ketika pengkhotbah Charles Spurgeon masih muda, ia merasa sangat bersalah karena dosanya. Ia pergi dari satu gereja ke gereja yang lain di seluruh kota, berusaha mengetahui bagaimana ia dapat diampuni. Pada suatu hari Minggu, dengan badai salju yang hebat, ia menemukan sebuah gereja kecil yang jemaatnya hanya lima belas orang. Pendetanya tidak datang

karena badai hebat itu. Sebagai penggantinya, seorang anggota jemaat berkhotbah. Karena ia tidak tahu cara berkotbah, maka sebagian besar khotbahnya hanya mengulang-ulang teks Alkitab. Karena ia tidak dapat mengatakan apa-apa lagi, ia mengarahkan pandangannya kepada Spurgeon yang duduk di bagian belakang dan berkata, "Hai pemuda, engkau kelihatan sangat sedih, dan engkau tidak akan pernah terlepas dari kesedihan itu. Tetapi jika engkau memandang kepada Yesus, engkau akan diselamatkan." Kemudian dengan suara keras ia berseru, "Hai pemuda, pandanglah Yesus!" Pada saat itu Spurgeon berhenti memikirkan dosa dan ketidaklayakkannya. Keputusasaannya lenyap dan hatinya penuh dengan sukacita. Ia tahu bahwa dosa-dosanya telah diampuni, semata-mata karena ia telah memandang kepada Kristus.

Itulah juga yang terjadi dengan bangsa Israel ketika berada di padang gurun, dalam perjalanan menuju Tanah Perjanjian. Ketika mereka bersungut-sungut tentang makanan yang mereka makan di padang gurun, Tuhan sangat murka. Ia menyuruh ular-ular tedung memagut mereka sehingga banyak yang tewas. Lalu Musa berdoa kepada Tuhan untuk malapetaka itu sehingga Ia menghentikannya. Kemudian Tuhan memerintahkan Musa untuk membuat ular tembaga di sebuah tiang. Dan siapa yang dipagut ular dan memandang pada ular tembaga itu, maka ia akan tetap hidup. Maksud pembuatan ular tembaga itu sebenarnya adalah sebagai lambang bahwa perlindungan mereka hanyalah pada Tuhan. Namun sayang sekali, di kemudian hari bangsa Israel malah menyembah patung ular tersebut (2 Rj. 18:4).

Ternyata dari pernyataan Tuhan Yesus sendiri kita tahu bahwa ular tembaga tersebut adalah gambaran tentang Kristus yang harus "ditinggikan" agar kita yang memandang kepada-Nya boleh diselamatkan (Yoh 3:14-15). Maksud "ditinggikan" di sini tentu adalah disalibkan, seperti yang juga disebutkan oleh Tuhan Yesus dalam Yoh 12:32-33. Sebagaimana orang Israel selamat dari pagutan ular jika mereka memandang pada ular tembaga, demikian juga kita orang percaya akan selamat dari dosa jika kita memandang pada salib Kristus. Dan bukan hanya itu, kapan pun kita merasa hidup ini terlalu berat, maka kita boleh senantiasa memandang pada salib Kristus sehingga kita tetap kuat dan berkemenangan. Jika kita hanya melihat pada diri kita sendiri, sebagaimana kisah Spurgeon di atas, maka yang ada hanyalah kelemahan, kekecewaan, dan penyesalan. Tetapi, jika kita memandang pada salib Kristus, maka kita akan beroleh kekuatan, pengampunan, dan hidup yang bermakna.

"Memandang pada diri sendiri hanya ada kekecewaan, tetapi memandang pada salib Yesus ada kekuatan."

IRI HATI

Pembacaan Firman:
*Amsal 14:30,
Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.

Renungan:
Iri hati berasal dari perasaan tidak puas terhadap diri sendiri karena melihat keberadaan orang lain. Rasa iri bisa melanda siapa saja dan di mana saja: di gereja ada yang iri hati karena orang lain lebih menonjol pelayanannya; di tempat kerja ada yang iri hati pada r

ekan yang lebih berhasil dan menduduki jabatan yang lebih tinggi; di dalam keluarga ada yang iri hati karena kakak/adik lebih diperhatikan orangtua dan sebagainya.

Perlu kita sadari bahwa perasaan iri hati tidak membawa kebaikan bagi kita. Iri hati tidak hanya merugikan orang lain, tetapi juga sangat merugikan diri sendiri, seperti disampaikan Salomo dalam amsalnya bahwa “…iri hati membusukkan tulang.” (Amsal 14:30), bahkan ada penegasannya pula: “Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.” (Yakobus 3:16). Jadi ‘iri hati’ adalah salah satu senjata yang dipakai iblis untuk memecah-belah anak-anak Tuhan dan menjadi penghalang dalam mengasihi orang lain. Bila tidak segera diselesaikan dengan tuntas, iri hati dapat menjadi kepahitan yang membusukkan tulang.

Orang yang iri hati berdukacita atas kesuksesan orang lain dan sebalikanya ia bersukacita atas kegagalan orang lain. Ia tidak suka bila ada orang lain lebih baik atau lebih sukses dari dirinya. Orang yang iri hati juga cenderung suka membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain, akibatnya ia sendiri menjadi sangat tertekan dan kehilangan damai sejahtera; jadi harus segera dibereskan, karena di mana pun berada ia akan selalu bertemu dengan orang-orang yang mungkin lebih baik atau lebih sukses dibanding dirinya. Maka kita harus segera memeriksa diri kita sendiri, apa yang membuat kita menjadi iri hati terhadap orang lain.

Daripada membuang energi untuk iri, belajarlah melihat potensi terbaik yang ada di dalam diri kita, dan kembangkan terus. Bila kita fokus pada apa yang kita miliki kita akan bersyukur apa pun keadaan kita; namun bila kita tertuju pada apa yang tidak kita miliki dan melihat keberdaan orang lain terus, kita akan selalu berpikiran negatif dan tidak bisa bersyukur.

Renungkan: "iri hati hanya akan merusak diri kita sendiri!"

DASAR YANG KUAT

* Lukas 6:49,
Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar.

Kita sangat sedih jika mengetahui ada saudara-saudara seiman yang sudah bertahun-tahun menjadi Kristen dan sudah mengenal firman Tuhan, tetapi masih saja tidak menuruti apa yang diperintahkan firman Tuhan, sehingga persoalan datang silih berganti, tidak pernah berhenti dalam hidupnya. Bukan berarti kalau jadi Kristen lalu hidup ini sudah tidak ada lagi persoalan, tetapi kalau persoalan terus-menerus ada, pasti ada sesuatu yang tidak beres.

Tuhan Yesus sendiri sangat kecewa bila anak-anak-Nya tidak mau melakukan apa yang dikatakan-Nya, seperti pertanyaan-Nya: "Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?" (Lukas 6:46).

Perlu kita ketahui, bahwa keKristenan bukan hanya sekedar berseru: "Tuhan, Tuhan", tetapi seharusnya melakukan perkataan Tuhan Yesus, yaitu firman Allah; sebab orang yang melakukan firman Allah dikatakan: "ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu." (Lukas 6:48a). Ada juga bangunan lain seperti yang dikatakan Tuhan Yesus: "Akan tetapi barangsiapa mendengar  perkataan-Ku, tetapi tidak melakukan-Nya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar." (Lukas 6:49a).

Kedua bangunan ini, kalau dilihat sepintas lalu, kelihatannya sama, tidak ada perbedaan. Baru tampak bedanya bila terjadi guncangan dari luar. Bangunan yang punya dasar yang kuat dan didirikan di atas batu, tidak akan goyah. Sebaliknya bangunan yang dasarnya tanah, sekali kena goncangan, maka runtuhlah bangunan itu.

Sekarang ini kita hidup dalam zaman yang penuh dengan goncangan-goncangan. Maka untuk membuat iman harus dibangun di atas dasar batu karang, yaitu Yesus Kristus. Orang boleh saja bilang mereka punya kemampuan yang canggih, tetapi mustahil manusia sanggup mengatasi semua persoalan tanpa Tuhan.

"Hanya Yesus jawaban atas segala permasalahan manusia."

TUHAN YESUS MEMBERKATI!

Pemandu Yang Dapat Dipercaya

Yohanes 14:6; Kisah Para Rasul 4:12

Seorang pelancong sedang mengadakan perjalanan melalui wilayah yang masih asing baginya. Kampung yang dia tuju berada di ujung jalan yang rusak dan harus melewati sebuah pegunungan. Perjalanan itu berbahaya, dan ia memerlukan seorang pemandu yang memenuhi syarat untuk mencapai tujuannya dengan selamat. Seseorang menawarkan diri untu

k berjalan bersama-sama dengannya. Pelancong itu bertanya, "Pernahkah Anda pergi ke kampung tujuan saya?" Orang itu menjawab, "Belum, tetapi saya sudah pergi setengah perjalanan, dan saya sudah mendengar teman-teman saya menggambarkan sisa perjalanan itu." "Wah, Anda tidak dapat saya pakai." katanya. Ia mewawancarai seorang yang lain, "Pernahkah Anda ke kampung tujuan saya?" "Belum, tetapi saya sudah pernah melihat kampung tersebut dari puncak gunung." jawab orang itu. "Anda juga tidak cocok jadi pemandu saya," kata pelancong tersebut. Seorang lain menawarkan diri. Pelancong itu mengajukan pertanyaan yang sama dan dijawab, "Tuan, itu adalah kampung halaman saya." Maka orang itulah yang dipakainya sebagai pemandunya untuk sampai di tempat tujuannya.

Demikianlah dengan Tuhan Yesus. Hanya Ia yang mampu membawa kita sampai kepada Bapa di Sorga. Mengapa? Karena Sorga adalah "kampung halaman" Tuhan Yesus (Yoh 3:13). Orang yang bukan berasal dari Sorga tidak akan mungkin bisa membawa kita sampai ke Sorga. Sejak dunia ini diciptakan, sudah banyak lahir pendiri agama atau aliran kepercayaan. Namun, mereka tidak mengetahui jalan yang pasti ke Sorga. Mereka sama dengan kita, sama-sama belum pernah ke Sorga. Mereka semua hanya menawarkan jalan ke Sorga, namun mereka sendiri belum pernah ke sana. Beranikah kita berpergian ke tempat yang masih misterius dengan seseorang yang belum pernah pergi ke tempat itu? Tentu tidak, karena kita pasti akan tersesat bersama orang itu. Karena itu kita harus mempercayakan diri kita kepada Seseorang yang sudah pernah pergi ke Sorga, yaitu Tuhan Yesus sendiri. Oleh sebab itu, hanya Tuhan Yesuslah yang bisa disebut sebagai Pemandu yang kredibel menuju Sorga. Dengan Dia kita tidak akan tersesat, pasti sampai!

Saat ini, banyak orang yang menganggap bahwa ada jalan lain menuju ke Sorga selain melalui Tuhan Yesus. Mereka berkata bahwa sekalipun seseorang tidak percaya kepada Tuhan Yesus, ia akan tetap bisa masuk ke Sorga asalkan ia rajin berbuat baik. Jelas ini adalah ajaran yang non-alkitabiah. Alkitab secara gamblang mengatakan bahwa hanya dan hanya Tuhan Yesuslah satu-satunya jalan menuju ke Sorga, "Kata Yesus kepadanya: 'Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yoh 14:6). Jadi, tanpa Tuhan Yesus, tidak mungkin orang sampai di Sorga. Amin.

"Ada banyak jalan menuju Roma, tetapi hanya ada satu jalan menuju Sorga."

Gembok dan Anak Kunci

Pembacaan Firman:
*1 Korintus 10:13,
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Renungan:
Apakah ada diantara

Anda yang memiliki profesi seorang guru, dosen atau pengajar?

Pada saat Anda menguji anak didik Anda dalam sebuah tes, saya yakin bahwa ketika Anda memberikan pertanyaan, Anda pastinya sudah memiliki jawabannya juga. Tidak mungkin Anda memberikan soal kepada mereka sementara Anda sendiri tidak tahu jawaban dari soal yang Anda berikan tersebut.

Hal yang sama berlaku pada sebuah pabrik pembuatan gembok. Mereka tidak hanya menciptakan gembok, tapi juga membuat kunci untuk setiap gembok tersebut. Bayangkan betapa konyolnya jika mereka hanya jual gembok tanpa anak kunci.

Dua analogi sederhana di atas kiranya memberikan pencerahan kepada kita bahwa hal yang sama Tuhan lakukan dalam hidup kita. Ketika Tuhan mengijinkan sebuah persoalan, maka sesungguhnya Dia sudah punya jawaban untuk persoalan tersebut. Tuhan tidak pernah membiarkan kita mengalami persoalan yang tak terpecahkan atau masalah yang tidak ada jalan keluarnya. Tuhan menyediakan kunci untuk setiap pergumulan hidup yang kita alami. Tuhan tidak hanya menyediakan jawaban atau kunci untuk setiap masalah yang kita alami, tetapi Dia juga bijak dalam mengukur kemampuan dan kapasitas kita dalam menanggung persoalan. Tuhan tidak akan pernah memberikan soal yang melebihi kemampuan kita. Bukankah seorang guru tidak akan memberikan soal kelas VI untuk anak yang masih kelas 1? Jika seorang guru saja bisa demikian bijak dalam menakar kemampuan kita, apalagi Tuhan?

Melalui kebenaran ini kita diingatkan agar jangan sampai menjadi orang yang mudah mengeluh dan merasa persoalan yang kita alami sangat berat dan tak tertanggungkan. Jangan juga kita menjadi orang yang mudah putus asa karena berpikir masalah kita tidak ada jalan keluarnya. Ingatlah bahwa ada soal berarti ada jawaban, ada gembok berarti ada kuncinya.

Ketika Tuhan mengijinkan sebuah persoalan, Dia sudah menyediakan kunci jawabannya. Amin.

Padang Rumput Hijau

Mazmur 23:2

*Mazmur 23:2,
Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang.

Gembala kita yang baik tahu kemana Ia memimpin kita. Ia tahu padang rumput yang hijau. Ia tahu tempat di mana kita dapat beristirahat, dan kapan kita merasa letih. Ia tahu kapan kita haus, dan tahu tempat menemukan air yang tenang.

Ada saat-saat dalam kehidupan

saya ketika saya merasa tidak berdaya dan letih dalam pelayanan saya. Saya telah memberitakan Injil kepada ribuan orang, dan berdoa bagi ratusan orang. Kadang-kadang, saya mendoakan lebih dari empat ratus orang, satu persatu dalam satu malam. Saya merasa kehabisan tenaga. Saya hanya duduk dan beristirahat selama beberapa menit dan membisikkan kalimat ini, "Tuhan, saya lelah. Berikan saya kekuatan." Tiba-tiba, saya merasakan suatu energi baru, kuasa yang baru mengalir melalui saya. Saya benar-benar dapat merasakannya pada saat Ia menuntun saya ke padang rumput hijau, sehingga saya dapat menemukan makanan yang baru. Ia membimbing saya ke air yang tenang sehingga saya dapat minum dan menyegarkan jiwa saya.

Dunia sedang menuju pada kekacauan yang besar. Perang dan bencana alam kedengaran di mana-mana. Tidak ada kedamaian di dunia. Jika Anda dapat berkata dalam hati Anda bahwa Yesus adalah Gembala Anda, pastikanlah bahwa Ia akan membaringkan Anda di padang yang berumput hijau. Ia akan memimpin Anda ke air yang tenang. Beristirahat dan rilekslah dari ini; bersukacitalah dalam janji-janji Tuhan.

Sekali lagi,

"Bersukacitalah dalam janji-janji Tuhan!!!"

Allah Satu-Satunya Sumber Kebahagian

*Filipi 4:19,
Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus

Kesepian, kekecewaan, rasa tak berharga atau merasa tertolak merupakan alasan dan pemicu seseorang untuk mencari sesuatu hal yang bisa mengisi kekosongan jiwanya dan menyembuhkan hatinya yang luka.

Seperti yang dikatakan Alkitab kalau semua orang itu

berdosa dan takluk pada dosa (Roma 3:23; Roma 6:7, 22; Roma 7:14). Tidaklah heran kalau kebahagiaan semua orang sangat bergantung pada orang lain. Sehingga mereka tidak menyadari kalau orang yang dekat dengan kita pun dapat mengecewakan dan tidak bisa membahagiakan kita. Sebab mereka bukanlah sumber kebahagiaan kita, demikian juga kita bukan sumber kebahagiaan mereka.

Semua ketidakbahagiaan yang terjadi disebabkan karena manusia mencoba untuk memenuhi kebutuhan tersebut melalui hubungan antar manusia. Walau itu adalah hal yang wajar dan baik, sebab sebagai manusia kita membutuhkan orang lain, namun hal itu tidak bisa dijadikan sumber kebahagiaan kita. Karena ketika orang lain gagal untuk memenuhi kebutuhan kita, maka kita menjadi kecewa, tidak bahagia dan frustasi.

Itulah sebabnya banyak remaja atau pasangan rumah tangga yang terjebak dalam kecanduan pada suatu kegiatan atau pada sesuatu hal sebagai bentuk kompensasi dari luka hatinya atau demi mengisi kekosongan jiwanya. Tentu tidak satu pun dari mereka yang dapat memenuhi kebutuhan pasangannya, karena sesungguhnya kebutuhan kebahagiaan itu bersifat rohani dan hanya TUHAN yang dapat memenuhinya.

Allah adalah Bapa yang baik yang sanggup memenuhi kebutuhan atau keperluan kita, bukan hanya dalam hal kebutuhan makanan, minuman atau kesembuhan jasmani, namun Ia sanggup menyembuhkan jiwa dan hati kita. Jika kita haus akan kasih sayang, rasa aman dan penerimaan maka Tuhan Yesus adalah jawaban, karena Dia adalah Air Hidup bagi setiap mereka yang berseru pada-Nya.

"Barangsiapa minum air yang Yesus berikan, orang itu tidak akan haus untuk selama-lamanya."

Mengenakan Manusia Baru

Efesus 4:17-32

Ada seorang anak Tuhan yang setia dalam melayani-Nya. Orangnya sangat mengasihi Tuhan dan sesama. Namun, kemudian ia kembali ke cara hidupnya yang lama dengan hidup di dalam dosa. Selama itu ia mundur dari pelayanan, bahkan tidak pernah lagi ke gereja, serta memisahkan diri dari saudara seiman. Ia kemudian terlibat dalam jaringan narkoba, sebagai pemakai dan

pengedar. Akhirnya, ia ditangkap polisi dan dipenjarakan. Di penjara, ia mengalami kekerasan dari sesama narapidana. Kekerasan yang dihadapinya di penjara serta narkoba yang dikonsumsinya membuat tubuhnya semakin melemah, hingga akhirnya ia meninggal dalam usia yang masih cukup muda. Sangat tragis! seorang Kristen yang dulu setia melayani Tuhan harus mengakhiri hidupnya dengan cara yang sangat menyedihkan.

Inilah salah satu contoh orang Kristen yang kembali ke cara hidup yang lama, yang tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Jelas, Tuhan menghendaki anak-anak-Nya untuk menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru. Efesus 4:22-24 berbunyi, "yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya." Kita adalah orang-orang yang telah ditebus Tuhan, karena itu hendaknya kita menanggalkan cara hidup yang berdosa, serta mengenakan cara hidup yang berpadanan dengan firman Tuhan.

Tidak bisa dipungkiri zaman sekarang adalah zaman yang serba gemerlapan. Globalisasi sedang terjadi. Nilai-nilai firman Tuhan mudah dikesampingkan. Nila-nilai dunia yang mudah tersebar lewat teknologi informasi mudah meresap dalam hidup setiap orang di mana saja di dunia ini. Kita mudah terbuai saat ini oleh gaya hidup dunia yang tidak alkitabiah. Namun bagi anak-anak Tuhan, cara hidup yang benar tetaplah cara hidup yang sesuai dengan Alkitab. Kita boleh-boleh saja, bahkan harus mengikuti perkembangan zaman, namun kita tidak boleh terlena olehnya. Kita harus menjaga hidup sedemikian rupa seturut kebenaran firman Tuhan.

Namun, perintah Tuhan agar kita melakukan cara hidup yang baru bukan lagi sebagai jalan untuk mendapatkan keselamatan, sebab di dalam Yesus kita sudah selamat (Yoh 3:16). Kita dituntut melakukan cara hidup yang baru adalah sebagai bentuk ucapan syukur kita kepada kasih Tuhan yang telah menyelamatkan kita lewat kematian Yesus. Jadi, jika orang-orang di luar Kristen berusaha hidup benar adalah "supaya mendapatkan" keselamatan, maka orang Kristen berusaha hidup benar adalah "karena telah mendapatkan" keselamatan di dalam Yesus. Cara hidup yang benar adalah tanda manusia baru.

"Kita yang percaya Yesus adalah ciptaan baru, maka cara hidup kita pun harus baru."

POLA PIKIR

Pembacaan Firman:
*Ayub 3:25,
Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku.

Renungan:
Sebelum sang ayah menghembuskan nafas terakhir, dia memberi pesan kepada ke 2 anaknya:

"Anakku ada 2 pesan penting yang ingin ayah sampaikan kepadamu untuk keberhasilan hidupmu."

"Pertama: jangan pernah menagih piutang kepada siapapun"

"Kedua: jangan pernah tubuhmu terkena terik sinar matahari secara langsung."

Sang anak pun bingung dengan pesan ayahnya, dan akhirnya sang Ayah pun pergi untuk selama-lamanya.

5 tahun berlalu sang ibu pun menengok si bungsu dengan kondisi bisnisnya yang sangat memprihatinkan, sang ibu pun bertanya "Wahai anak bungsuku, kenapa kondisi bisnismu demikian?"

Si bungsu menjawab: "Aku mengikuti pesan ayah, bu. Saya di larang menagih piutang ke siapa pun sehingga banyak piutang yang tidak di bayar dan lama-lama habislah modal saya, yang ke 2 ayah melarang saya terkena sinar matahari secara langsang dan saya hanya punya sepeda motor, itulah sebabnya pergi dan pulang kantor saya selalu naik taxi"

Kemudian sang ibu pergi ke tempat si sulung, kali ini keadaan berbeda jauh!, si sulung sukses menjalankan bisnisnya. Sang ibu pun bertanya, "Wahai si sulung, kenapa hidupmu sedemikian beruntung?"

Sulung pun menjawab: "Ini karena aku mengikuti pesan ayah, bu. Yang 1 saya dilarang menagih piutang kepada siapapun. Oleh karena itu saya tidak pernah memberikan utang kepada siapapun sehingga modal saya tetep utuh. Ke 2, saya dilarang terkena sinar matahari secara langsug, maka dengan motor yang saya punya saya selalu berangkat sebelum matahari terbit dan pulang setelah matahari terbenam. Sehingga para pelanggan tau toko saya buka lebih pagi dan tutup lebih sore"

Si Sulung dan Si Bungsu menerima pesan yang SAMA, namun masing-masing memiliki sudut pandang berbeda. Mereka MELAKUKAN cara yang berbeda sehingga mendapatkan HASIL yang berbeda pula.

Hati-hatilah dengan sudut pandang kita. Sudut pandangt positif memberi hasil menakjubkan. Sebaliknya sudut pandang negatif memberikan hasil menghancurkan.

Pemimpi

Mazmur 126:1-6

*Zabur 126:1,
Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi.

Kata orang mimpi adalah bunga tidur. Tetapi yang kita bicarakan di sini bukan mimpi jenis ini. Yang akan kita bicarakan adalah sesuatu yang sangat kita dambakan, yang sangat kita inginkan terjadi dalam hidup kita, dan hal itu belum terjadi dalam hidup kita. Jika sudah terja

di itu bukan mimpi lagi. Bagaimana cara membedakan mimpi yang sedang kita bicarakan dengan mimpi bunga tidur? Mimpi yang sedang kita bicarakan adalah mimpi tentang janji-janji Tuhan digenapi dalam hidup kita. Sedangkan mimpi yang tidak sedang kita bicarakan adalah mimpi bahwa kita akan mendapat lotre . . .

Orang Kristen terbagi dalam tiga bagian besar:

Kelompok yang pertama adalah: Orang yang tidak pernah bermimpi. Mereka tidak pernah mengharapkan hal yang "aneh-aneh" dalam kehidupan mereka. Mereka tidak pernah mengharapkan mujizat terjadi dalam hidup mereka. Mereka bahkan berpikir mujizat tidak pernah terjadi lagi. Mereka mengambil kesimpulan tidak perlu bermimpi.

Kelompok yang kedua, sebaliknya mereka terlalu banyak bermimpi tapi tidak pernah melakukan apa-apa dan tidak mau membayar harga untuk apapun juga.

Dan kelompok yang ketiga sama parahnya, mereka adalah orang-orang yang tidak tahu bahwa mereka perlu bermimpi dan mereka juga tidak pernah tahu kalau terlalu banyak bermimpi bisa berbahaya . . .

Ada pepatah berkata, "Bermimpilah selama tidak perlu membayar." Itu sebagian benar tapi tidak semuanya. Hanya untuk memimpikannya kita memang tidak perlu membayar tapi untuk mewujudkannya ada harga yang harus dibayar! Charles Blair berkata: "Kebesaran seseorang ditentukan oleh seberapa besar mimpinya dan seberapa besar harga yang harus ia bayar untuk mewujudkan mimpi tersebut. Bahkan mungkin kita tidak akan dapat membayarnya dengan uang tapi dengan air mata, kerja keras, disiplin, penyangkalan diri, dan sebagainya. Tidak ada sesuatu yang berharga yang tidak perlu dibayar. Segala sesuatu yang berharga harus dibeli, harus dibayar."

Izinkan saya "menggamblangkan" Mazmur 126:1. Ketika Tuhan memulihkan keadaan Zion (Kita), mimpi kita akan menjadi kenyataan! Kita pasti senang dengan ayat ini tapi kita harap diperhatikan bagaimana Alkitab mengajarkan bahwa kita harus menabur, mencucurkan air mata, maju, dan menangis . . . bagaimana kita harus membayar harga!

"Bermimpilah tentang hal yang besar bersama Tuhan!"

BEKERJA DENGAN HATI

Pembacaan Firman:
*Matius 25,
40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling

hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.

Renungan:
Suatu malam ada seorang pria tua dan isterinya memasuki sebuah lobi hotel kecil di Philadelphia, USA.

"Semua hotel besar di kota ini telah terisi, bisakah kau memberi kami satu kamar saja?" kata pria tua itu.

Pegawai hotel menjawab "Semua kamar telah penuh karena ada 3 event besar yang bersamaan diadakan di kota ini, tapi saya tidak dapat menyuruh pasangan yang baik seperti Anda untuk berhujan-hujan di luar sana pada pukul satu dini hari seperti ini. Bersediakah Anda berdua tidur di kamar saya?"

Keesokan harinya pada saat membayar tagihan, pria tua itu berkata pada si pegawai hotel "Kamulah orang yang seharusnya menjadi bos sebuah hotel terbaik di USA, karena kamu melakukan pekerjaanmu dengan hati yang mau melayani, mungkin suatu hari saya membangunkan sebuah hotel untukmu"

Pegawai hotel itu hanya tersenyum lebar melupakan kata-kata pria tua itu, karena dia pikir dirinya hanya seorang pegawai biasa.

Kira-kira dua tahun kemudian, dia menerima surat yang berisi tiket ke New York permintaan agar dia menjadi tamu pasangan tua tersebut. Setelah berada di New York, pria tua mengajak pegawai hotel itu ke sudut jalan antara Fifth Avenue Thirty-Fourth Street, dimana dia menunjuk sebuah bangunan baru yang luar biasa megah dan mengatakan, "Itulah hotel yang saya bangun untuk kamu kelola".

Pegawai hotel itu adalah George Charles Boldt, yang menerima tawaran William Waldorf Astor, si pria tua itu untuk menjadi pimpinan dari hotel Waldorf-Astoria, yang merupakan hotel terbaik di dunia.

Ternyata sikap kita dalam bekerja sangat menentukan keberhasilan kita! Bila kita bekerja hanya untuk mencari uang semata, maka karier/hasil yang kita peroleh akan biasa saja. Namun jika kita bekerja dengan hati yang mau melayani orang lain, dengan motivasi bahwa pekerjaan kita harus menjadi berkah buat orang lain, maka kita akan memperoleh hasil yang luar biasa!!!

Ambil Keputusan Terbaik

Ibrani 3:7-19

Ada sebuah kitah tentang seorang sarjana yang punya hobi mempelajari kehidupan burung-burung, terutama mengumpulkan berbagai macam telur burung. Ia pergi ke Rocky Mountains, pegunungan terkenal di perbatasan Amerika dan Kanada. Kemudian ia mulai duduk dan mengamat-amati cakrawala dengan teropongnya. Ketika ia mengarahkan teropongnya ke tebing tinggi yang menj

ulang ke puncak gunung, perhatiannya tertuju kepada sejenis burung yang sampai saat itu senantiasa menghindarinya. Ia melihat burung itu terbang berputar-putar lalu membubung ke atas menuju sebuah gua yang berada di tengah-tengah tebing itu. Maka, ia segera merencanakan suatu cara mencapai gua itu. Rupanya cara terbaik ialah turun dari atas tebing itu dengan memakai tali. Setelah ia sampai di atas puncak tebing, ia turun dengan tali. Ia tergantung dan tubuhnya terayun-ayun di depan gua itu. Setelah berhasil menginjakkan kakinya di mulut gua, ia melepaskan tali dari tubuhnya dan mengikatkannya pada sebuah batu. Namun baru saja ia melangkah, tiba-tiba terdengarlah suara, "Ssseett." Tali itu terlepas dari ikatannya! Tampak olehnya tali itu mengayun-ayun di atas jurang. Ia sadar bahwa ia sedang dalam bahaya, karena tanpa tali ia tidak bisa kembali. Posisi tali kadang menjauh kadang mendekat dari dirinya. Ia tahu kalau tali berhenti berayun, maka posisinya akan menjauh dari dirinya, karena memang posisi gua agak menjorok ke dalam. Maka, ia pun memutuskan untuk melompat dan berusaha menangkap tali itu selagi mengayun ke arahnya. Ia berhasil, walau sebenarnya tindakannya itu penuh risiko. Seandainya dia menunda-nunda keputusan itu, pasti ia berada dalam kesulitan besar.

Seringkali dalam hidup ini kita diperhadapkan pada pengambilan keputusan yang sangat penting. Yang diperlukan pada saat seperti itu adalah ketetapan hati untuk bisa mengambil keputusan yang terbaik, tanpa menunda-nunda. Jika tidak, akibatnya fatal. Hal itu bisa kita lihat dalam kehidupan bangsa Israel, ketika mereka berada dalam perjalanan dari Mesir ke Tanah Perjanjian. Mereka selalu bersungut-sungut dan memberontak kepada Tuhan. Mereka tidak mengambil keputusan yang terbaik, yaitu memberi telinga untuk mendengar perintah Tuhan dan menaatinya. Mereka malah mengeraskan hati. Akibatnya, mereka yang umurnya di atas 20 tahun saat keluar dari Mesir, mati di padang gurun, kecuali Kaleb dan Yosua.

Selagi ada kesempatan, hendaklah kita selalu mengambil keputusan yang terbaik dalam hidup ini. Terutama yang berkaitan dengan masalah kehidupan rohani kita. Jika kita mendengar suara Roh Kudus, baik lewat Alkitab yang kita baca ataupun lewat firman yang kita dengar dari hamba-Nya, maka janganlah kita mengeraskan hati. Hendaklah kita senantiasa menaati suara Roh Kudus yang memimpin kita kepada kehidupan yang benar dan bermanfaat.

"Jangan menunda-nunda keputusan untuk mendengar dan menaati suara Roh Kudus agar hidupmu baik adanya."